Jakarta, DetikBorneo.com – Saya hanya orang biasa. Bukan pejabat, bukan anak pejabat. Bukan keluarga pejuang, bukan yang ditokohkan. Bukan juga rohaniawan ternama. Tetapi dapat mengikuti Upacara detik-detik kemerdekaan 17 Agustus 2023 di Istana merdeka itu luar biasa dan sebuah kehormatan bagi saya.
Saat dihubungi untuk mengambil undangan, saya bilang “oke “ke Herdianus. Undangan ditujukan kepada TBBR (Tariu Borneo Bangkule Rajakng) salah satu Ormas Masyarakat Dayak dengan puluhan ribu anggota. Tersebar di Seluruh Kalimantan, Malaysia, Brunei dan DKI Jakarta.
Tahun ini saya dipercaya mewakili TBBR untuk ikut Upacara sebagai tamu undangan. Posisi duduk ada di Blok G. Dengan kursi bersarung putih, empuk dan ber-ac sekalipun diruang terbuka.
Jam 04.00 WIB saya sudah bangun bersiap diri. Tiba di istana merdeka 06.27 WIB. Tamu diarahkan menuju lokasi. Gelang berbarcord wajib dikenakan. Setelah di scan saya menuju tempat pemeriksaan selanjutnya. Persis seperti mau masuk bandara untuk cek in. Setelah lolos pemeriksaan saya mengambil makanan dan souvenir.
Ternyata isi souvenir sangat menarik ada topi, baju kaos, buku, handuk dan parfum. Setelah mengambil makanan dan souvenir. Setelah itu saya mencari tempat duduk senyuman mungkin. Mumpung di depan Istana dan belum dimulainya acara, saya mengekor seperti tamu undangan yang lain untuk berfoto ria. Mengabadikan moment yang tidak biasa sebagai kenang-kenangan. Dalam hati “kapan lagi”.
Tidak hanya tamu undangan yang mengenakan pakaian daerah, presiden, wakil presiden dengan pasangannya, para menteri juga. Wajah Indonesia terlihat jelas di sini.
Menunggu detik-detik peringatan kemerdekaan tamu undangan disuguhkan dengan sebuah orkestra Gita Bahana Nusantara dan lain-lain.
Seru sudah pasti. Rasa bangga sebagai salah satu dari ribuan tamu undangan jangan ditanya lagi.
Dari ribuan tamu undangan
saya hanya mewawancarai beberapa saja. Wulan asal Bayuwangi -Jawa Timur misalnya saat ditanya menyatakan
“Sangat bahagia, bangga, terharu dapat hadir”.
Baginya sama seperti saya, Ini kali pertamanya hadir diperayaan HUT RI. Dina lestari asal Solo menyatakan, ikut bangga.
“Ikut bangga karena tidak semua orang mendapatkan undangan dan dapat hadir”.
Gusti asal Jakarta yang mengenakan pakaian Jawa, sangat senang hadir di HUT RI ini.
“Sangat senang dapat menghadiri upacara HUT RI kali ini”. Apalagi hari ini berkenaan dengan hari ulang tahunnya juga.
Ada beragam pertunjukan yang ditampilkan hari ini. Sungguh luar biasa. Kirab Nusantara yang belum pernah ada kali ini ditampilkan, tarian dari beberapa daerah disuguhkan. Ada atraksi pesawat terbang dari TNI angkatan udara. Ada beberapa anak berbakat ikut tampil seperti Putri Ariani. Masa depan bangsa ini ada ditangan mereka. Jadi harus diberi jalan dan kesempatan menampilkan kebolehannya.
Mengingat mewakili TBBR DKI Jakarta, maka sebelumnya saya sudah berkoordinasi dengan pengurus TBBR terutama dengan Panglima Jilah, Yulius Aho, Herdianus dan Nopianus. Saat menuju area saya mengenakan pakaian kebesaran DPW TBBR DKI Jakarta. Memadukan baju TBBR dengan rombi dari kulit kayu terap, kalung khas Dayak dan topi manik-manik, Terlihat gagah.
Apa itu TBBR? TBBR adalah ormas Dayak yang organisasinya terdiri dari , pembina, penasehat, panglima, ketua, sekretaris, bendahara. Ada patih, mangku, Panyanakng dan pasukan.
TBBR Konsentrasi pada pelestarian alam, adat dan budaya suku bangsa Dayak. Menjaga NKRI. Maka jangan heran tempo hari pernyataan sikap panglima Jilah menjadi viral dalam mendukung pemerintah dan pembangunan IKN. Pro dan kontra atas pernyataan sikap itu hal yang biasa dalam alam demokrasi. Apalagi tahun ini tahun politik. TBBR akan jalan terus dalam menjalankan visi dan misinya. Kalau perwakilan TBBR ada diperayaan HUT RI ke -78 ini adalah hal yang wajar.
Sebagai orang yang mewakili TBBR saya secara pribadi mengucapkan selamat Merayakan HUT RI ke -78 tahun kepada keluarga besar TBBR, kepada seluruh penduduk Indonesia. Kita songsong Indonesia emas tahun 2045 dengan penuh optimis, Indonesia kuat, bermartabat dan menjadi berkat. (Paran Sakiu)