Sintang, detikborneo.com – Bukan sulap dan sihir tapi ini memang nyata sudah ribuan tahun ada sumur Garam di Sintang.
Mungkin ada yang tidak percaya dan ragu kenapa ada sumur Garam ditengah Pusar Bumi Borneo yang ratusan kilometer jauhnya dari laut. Ini benar adanya garamnya tidak jauh berbeda dengan garam yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat sekitar. Bahkan oleh warga dijual ke kampung tetangga uang bisa untuk menyekolahkan anaknya hingga ada yang lulus sekolah dan menjadi PNS, pejabat, serta kepala dinas.
Nama sumur Garam ini Adau Silau. Terletak di Dusun Suak, Desa Manis Raya (Sebelum pemekaran bernama Desa Sepulut) Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang.
Lokasi sumur Garam ini dari Jalan Negara Pontianak – Sintang, sekitar 7 km dari simpang Manis Raya.
Garam Adau Silau di Sintang
Menurut cerita rakyat yang dituturkan Pak Sangau L, usia 68 Tahun, sesepuh Dayak Sekujam bahwa pada zaman dahulu kala ketika tradisi Ngayau antar suku terjadi, ada seorang gadis bernama Silau yang sangat cantik dan di sukai banyak pria. Ada dua orang pria ganteng dari Suku Dayak Sekujam dan Dayak Sekubang yang tinggal disekitar kampung dekat Sumur Air Kolam yang memikat hati dara manis.
Karena merasa diperebutkan dua pria yang ganteng, Gadis yang bernama Silau bingung jika dia memilih salah satu pasti nanti akan ada keributan yang mengakibatkan perang suku dan Ngayau (Potong Kepala).
Akhirnya, Silau termenung di dekat kolam air yang jernih. Dalam kebingungannya Silau melihat air kolam dan menatap wajah cantik jelita tidak sadar terpleset dan jatuh ke dalam sumur.
Melihat hal itu dua orang pria ganteng ini yang dari tadi menanti pilihan cinta dari Silau pun kaget dan terjun mencari Silau tetapi tidak mereka temukan malah merasakan air berubah rasa menjadi asin.
Mereka berdua pun naik ke atas dan mengabarkan kepada warga kampung Silau hilang di dalam sumur dan air sumur berubah rasa menjadi asin.
Penduduk berbondong-bondong menimba air dan tidak bisa kering-kering. Ukuran debit air sumur tetap sama dan akhirnya ditancapkan kayu Adau supaya tanah tidak longsor. Uniknya air akan sampai permukaan batas kayu. Sehingga tidak luber keluar dari sumur.
Lewat pesan mimpi yang diterima seorang warga, airnya bisa digunakan untuk buat garam. Dimasak dikuali, satu ember ditutup niru maka hasil garam akan sama sebanyak, satu ember juga.
Garam produksi dari sumur tadi diberi nama sumur garam Adau Silau. Sampai saat ini masih bisa di lihat dan digunakan. Bedanya jika dimasak selama kurang lebih 48 jam baru terlihat butiran garam.
Keunikan lain, jika hendak membersihkan sumur, tidak boleh ada wanita yang hadir saat ritual adat karena air tidak akan kering jika ditimba.
Pernah saat Bupati terdahulu karena penasaran ingin melihat ritual membersihkan sumur garam Adau Silau istri Bupati ikut serta, yang menimba air sumur garam kelelahan karena air tidak bisa surut. Akhirnya sesepuh tokoh Adat memohon agar ibu Bupati tidak di tempat barulah air di dalam sumur bisa dikuras dan dibersihkan serta diperbaiki kayu Adau yang sudah rapuh.
Kayu yang digunakan untuk menahan tanah supya tidak longsor dalam bahasa Dayak Sekujam disebut Adau Silau sehingga nama sumur garam ini sampai sekarang disebut sumur garam Adau Silau.
Garam Adau Silau di Sintang
Inilah penomena alam bumi Borneo. Jika kita gali masih banyak lagi kekayaan alam dan budaya Dayak yang belum dipublikasikan.
Fenomena yang langka ini jika dikelola dengan baik maka akan mendatangkan keuntungan dari kunjungan wisatawan yang menjadi sumber pendapatan masyarakat lokal.
“Tetapi sepertinya pihak Pemda Sintang kurang peduli,” kata Kornelis 40 Tahun warga Sirang.
Kornelis aktif berpartisipasi menyelamatkan bahasa suku Dayak Sekujam dari kepunahan. Hal itu dilakukannya dengan menjadi relawan menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa ibu Dayak Sekujam menjadi kumpulan kitab Perjanjian Baru. Kornelis tidak sendiri ia bersama sembilan orang temannya. Sebagai ketua penanggung jawab kegiatan kelompok ini adalah Hendro.
Sayangnya kondisi Jalan dari Manis Raya, Sirang Setambang sampai Sekubang sejak dibuka lahan transmigrasi tahun 1982 dari SP 1 sampai SP 5 di Kecamatan Sepauk jalanan belum diaspal, masih pengerasan kalau hujan berlumpur.
Kampanye silih berganti para calon dewan menawarkan janji memperbaiki jalan.Tetapi hingga ini belum terealisasi.
“Kabar angin akan ada perbaikan jalan oleh Pemda tapi kapan akan terjadi? Semoga bukan janji-janji dan hanya mimpi-mimpi,” ujar ayah tiga putra ini. (Bajare007).
***