29.4 C
Singkawang
More
    BerandaSosokJeffry: Penari Ganteng dari Kalimantan

    Jeffry: Penari Ganteng dari Kalimantan

    | Penulis: Lisa Mardani

    Seorang pemuda Dayak dari Kaltara. Berkulit putih, terlihat gagah dan tampan. Namun ia gemar menari. Terutama tari tradisional Dayak Kenyah.

    Dia sangat dikenal dengan tarian sumpit nya yang khas. Tariannya begitu memukau. Hingga mampu menghipnotis para penontonnya. Apalagi dengan atraksi menyumpitnya, yang tergolong ekstrim. Hingga membuat para penontonnya penuh dengan ketegangan. Namun, di sesi terakhir penampilannya, biasanya berakhir dengan kelegaan dan penuh kemeriahan. Sebab, keahliannya dalam menyumpit sudah tidak diragukan lagi. 

    Ia dikenal dengan nama panggungnya “Jeffry Dayak”. Jeffry bernama lengkap Jaffrai Andreas Esrom. Lahir pada 12 Februari 1987. Tanah kelahirannya di desa Mara 1, Kec. Tanjung Palas Barat, Kab. Bulungan (Kaltara). 

    Jeffry adalah anak ke 2 dari 5 bersaudara. Ayahnya bernama Esrom Aing, dari suku Dayak Kenyah. Sebelum pensiun, ayahnya merupakan seorang guru di SDN 007, desa Mara 1 Kaltara. Sedangkan ibunya bernama Yustamina Iban, dari suku Dayak Kayan.

    Pemuda tampan yang berwajah oriental ini, merupakan perpaduan dari Dayak Kenyah dan Dayak Kayan. Ia tumbuh di lingkungan keluarga yang menyukai seni.

    Kakeknya yang bernama Pui Felius setulang, merupakan seorang penari tradisional Dayak. Sehingga Jeffry mewarisi darah seni. Terutama tari tradisional Dayak yang ia tekuni hingga kini.

    Awal Mula Mengenal Tarian Tradisional Dayak

    Sejak kecil, Jeffry sangat tertarik dengan tarian tradisional Dayak. Setiap ada acara di daerahnya, ia terus berusaha untuk datang. Supaya bisa menyaksikan tarian secara langsung. 

    “Waktu kecil, saya sangat senang kalo udah ada tarian. Saya selalu menonton. Meskipun belum bisa menari dengan baik,” ungkap Jeffry.

    Pada awalnya, Jeffry mulai latihan menari saat dipilih oleh dewan guru dan teman sekolahnya semasa kelas 1 SMP. Suatu ketika, sekolah yang ada di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, mengunjungi sekolahnya. Beberapa guru yang memilihnya, yang masih diingat oleh Jeffri, diantaranya adalah Bpk. Yarden Lubin, Rubin Bilung, Ijam Laing.

    Sehingga, atas rekomendasi dari dewan guru di SMP dan teman-teman sekolahnya, Jeffry dipilih sebagai penari tunggal (Kancet Lasan). Sejak ditunjuk oleh gurunya untuk menari, Jeffry mulai latihan menari Kancet Lasan dari keluarganya. Terutama dari sang kakeknya, Pui Felius setulang. Keluarga yang lain juga turut berperan untuk melatihnya menari. Diantaranya adalah pamannya yang bernama Anyit Kuleh, Martinus Usat, Darmin Timai dll…

    Baca juga: Nini Magdalena: Seniman Dayak yang Melayani dengan Kasih

    Tari Kancet Lasan merupakan tari tradisional suku Dayak Kenyah. Tarian ini sangat populer di Kalimantan Timur dan Kaltara. Tarian jenis ini biasanya sebagai tarian pembukaan, dalam suatu acara. Tujuannya adalah sebagai pembangkit semangat kebersamaan.

    Tarian Kancet Lasan biasanya meniru gerakan burung enggang. Dengan gerakan melompat, jongkok, memutar, hingga menyerupai burung enggang yang terbang. Gerakanya juga lincah dan penuh semangat. Diiringi dengan gendang yang menggema. Serta alunan musik sape yang mempesona. Tentunya tidak mudah dan tidak sembarangan saat menari Kancet Lasan.

    Jeffry mengungkapkan, bahwa ia mengalami tingkat kesulitan saat latihan menari. Terutama pada saat melingkarkan kaki ke bawah. Hingga gerakan memutar badan, dari atas sampai ke bawah. Namun, berkat dukungan keluarga dan orang sekitarnya, Jeffry tidak patah semangat. Ia terus berusaha dan mencoba hingga ia bisa.  

    Ketika ia tekun latihan, maka bakat dan talentanya semakin terasah. Hingga mengukir sejarah. Sejumlah prestasi pun telah ia raih. Baik ditingkat nasional maupun internasional. 

    Nantikan kisah Jeffry pada tulisan berikutnya. Bersambung!

    ***

    Bionarasi

    Profil BionarasiLisa

    Lisa Mardani, S.Pd.K., dilahirkan di Kepingoi, Kalimantan Barat pada 11 Oktober 1986. Seorang perempuan dari suku Dayak Uud Danum. Sejak tahun 2021 aktif menulis feature tentang suku Dayak Uud Danum.

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita