Bengkayang, detikborneo.com – Sekian lama tak melaksanakan ritual nyabank dan tak memiliki rumah adat, akhir nya Kamis 18/06/2020 masyarakat Bakati Benua Riuk Desa Sango Dusun Sebalos kembali mengadakan ritual adat nyabak’ng mencuci tengkorak.
Tak lepas dari adat dan budaya Dayak memang terkenal hingga manca Negara. Menjunjung tinggi adat dan budaya leluhur Dayak selalu mengadakankan ritual sesuai dengan daerahnya masing-masing. Namun seiring pesatnya arus perkembangan jaman beberapa ritual Dayak mulai bergeser.
Setidaknya lebih dari 48 tahun Pongo’ di Desa Sango ini
tertidur seolah hilang ditelan jaman,
kini Masyarakat kembali melaksanakan ritual ini setelah melalui proses kurang
lebih 9 bulan pembangunannya.
Jhon Hanta Kepala Desa Sango bersykur rumah adat untuk melestarikan ritual
sudah dapat digunakan, John
mengungkapkan meski masih ada kekurangan pendukungnya seperti MCK dll, Jhon
berharap ingin mendapat dukungan penuh dari Pemkab Bengkayang.
”Jadi ide pembangunan rumah adat Pongo’ Sebalos ini adalah ide dari saya sendiri, karena di kampung masih ada tengkorak, tapi rumah adatnya tidak ada, maka timbul niat saya untuk mendirikan kembali Pongo (rumah adat) yang sudah kurang lebih 48 tahun hilang dimakan jaman”, ungkap Jhon.
“Setelah mengadakan musyawarah dengan para tetua dan masyarakat, maka kami sepakat untuk mendirikan kembali dengan model yang sama dengan Pongo’ yang pernah ada dulu” tutur Jhon saat dihubungi.
Dengan adanya kembali Pongo generasi muda bisa melihat bagaimana bentuk dan adat kita orang dayak. Kedepannya, saya harap Pongo’ dan upacara Nyabakng Sebalos bisa menjadi daya tarik bagi para wisatawan dan tentunya bisa menambah penghasilan masyarakat setempat dari berjualan kerajinan tangan lokal, hasil bumi atau kebun”, ucap Jhon.