Jakarta, detikborneo.com – Kratom merupakan tanaman herbal yang tumbuh di wilayah Kalimantan. Kratom masih satu keluarga dengan kopi (Rubiaceae). Tanaman tropis ini bisa tumbuh setinggi 4 hingga 16 meter.
Diketahui daun ini biasanya digunakan untuk teh atau diolah menjadi suplemen, yang bermanfaat untuk membantu mengurangi rasa nyeri, meningkatkan kesehatan kulit, dan menaikkan libido.
Maraknya peningkatan penggunaan kratom juga ditandai dengan banyaknya petani tanaman biasa yang beralih menjadi petani kratom dikarenakan hasil dari budi daya kratom dinilai lebih menjanjikan secara ekonomi.
Ketua Pengusaha Kratom Indonesia (Pekrindo), Yosep mengatakan dengan adanya Kratom ini meningkatkan devisa negara sekaligus bisa beri peluang menjanjikan ekomoni yang baik kepada para petani Kratom.
“Petani Kratom ini bisa membantu meningkatkan devisa negara dan sekaligus bisa beri peluang enomoni yang baik kepada para petani Kratom. Ada ratusan ribu bahkan jutaan masyarakat tergantung dengan ekonomi ini” ucap Yosep kepada detikborneo.
Melihat dari data sumber Pekrindo memberi estimasi untuk setidak nya lebih dari 1.167 ton/ bulan produksi Kratom, dan melibatkan 3.795 pengepul.
Sementara itu menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan selalu mendukung produk unggulan Indonesia untuk dijual ke pasar global, termasuk kratom.
Menurut Zulkifli, produk tanaman herbal seperti kratom tidak dilarang untuk ekspor. Selama mampu membawa keuntungan bagi petani dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka ia akan menyetujuinya.
“Orang Amerika datang, mereka bilang mau beli kratom, bisa, enggak? Saya bilang bisa saja, itu kan belum dilarang. Kalau penggunaannya salah, kan bukan salah kita,” ujar Zulkifli usai membuka Sosialisasi Permendag 22 dan 23 di Jakarta, Kamis (31/8/2023). (Rd)