| Penulis: Redemptus Musa Narang
Pada hari ini, 6 Oktober 2021, Detikborneo.com menerima pernyataan press release dari Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus. Hal ini berkaitan dengan beberapa bulan terakhir ini, beberapa Credit Union besar di Kalimantan Barat seperti CU.Lantang Tipo, CU Pancur Kasih dan CU Keling Kumang telah beberapa kali dipanggil oleh tim Dirkrimsus Polda Kalbar. Polda Kalbar menilai bahwa ada praktek-praktek yang dilakukan oleh beberapa Credit Union yang tidak sesuai dengan undang-undang atau peraturan yang berlaku, untuk itu perlu perbaikan dan pembinaan.
Sejauh ini mereka kooperatif, tetapi pemanggilan dan pemeriksaan itu membuat konsentrasi mereka terbagi dalam menjalankan roda lembaga keuangannya, bahkan bisa menjadikan mereka sangat tertekan secara psikologis. Bisa jadi itu yang menjadi latar belakang, maka pada Selasa, 5 Oktober 2021, Ketua Pengurus dan CEO CU Lantang Tipo menemui Martinus Sudarno, anggota DPRD Propinsi Kalbar dari Fraksi PDIP untuk melakukan curah pendapat dan diskusi. “CU di Kalbar telah berjuang puluhan tahun dan berhasil memberdayakan masyarakat kampung dalam mengelola pendapatan, belanja dan ekonomi mereka,” kata Sudarno melalui laman Facebooknya.
Berikut pernyataan lengkap Press Release (Jumpa pers) Mgr. Agustinus Agus:
Menanggapi berita-berita tentang masalah yang dihadapi CU Keling Kumang, Lantang Tipo dan Pancur Kasih, saya sebagai Uskup Agung Pontianak merasa sangat prihatin.
Lahirnya CU di Kalimantan Barat adalah atas inisiatif Gereja Katolik, oleh karena itu bukan secara kebetulan bahwa saya diundang untuk meresmikan Kantor Pusat CU Keling Kumang di Tapang Sambas, Kabupaten Sekadau, CU Lantang Tipo di Bodok Kabupaten Sanggau dan tahun 2021 yang lalu Kantor Pusat CU Pancur Kasih di Pontianak.
CU Lantang Tipo, didirikan 2 Februari 1976, dengan 209.659 anggota, 667 karyawan dengan asset Rp.3,3 triliun lebih.
CU Pancur Kasih, didirikan 28 Mei 1987, dengan 176.851 anggota, karyawan 428 org dan asset Rp.2,7 triliun.
CU Keling Kumang, didirikan 25 Maret 1993, dengan 190.232 anggota, 624 karyawan dan asset sebesar Rp.1,7 triliun.
Gereja Katolik Kalimantan Barat menggagas lahirnya CU ini didorong atas keprihatinan gereja terhadap kelompok yang tersingkir, miskin dan terpinggirkan (Ajaran Sosial Gereja Katolik “Option for the poor”) tanpa pandang bulu.
Dalam perjalanan waktu, Gereja mengalami sendiri peran positif dan berbuah baik yang dilakukan oleh CU, terutama dalam masa pandemi ini. Gereja menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Oleh karena itu pihak gereja selalu pada posisi mengingatkan kalau ada yang salah atau keliru, atau tidak berjalan pada relnya. Gereja menjauhi posisi mencari kesalahan. Kepentingan orang banyak (bonum commune) selalu di kedepankan.
Saya mendoakan agar masalah yang dihadapi CU bisa diselesaikan dengan ber-keadilan dan penuh damai.
Saya juga mendoakan agar pihak Kepolisian bisa melaksanakan tugas pokoknya: “mengayomi, melindungi, melayani masyarakat serta menegakan hukum” (UUD 1945, Ps.30 ayat 4).
Rabu, 6 Oktober 2021
Uskup Agung Pontianak
Mgr. Agustinus Agus
Seorang Netizen, Musa Christian Bauk melalui laman Facebooknya mengajak segenap aktivis CU untuk menjadikan apa yang dialami CU Lantang Tipo khususnya, dapat menjadi media autocontrol dan autokritik agar CU lebih siap menghadap beragam situasi di masa depan. Lebih jauh, CU dengan kekuatan keuangan dan sumberdaya sosial yang besar akan menjadi magnet bagi berbagai kepentingan, baik yang positif maupun negatif. CU harus mereview segala bentuk kebijakan internalnya, yang dapat menjadi titik lemah untuk masuknya potensi-potensi yang merugikan lembaga. Selanjutnya, pihak CU harus lebih aktif berkoordinasi dengan pihak terkait, khususnya dengan pihak aparat penegak hukum, untuk membangun kesepahaman diantara para pihak, terakhir, dia menyerukan agar para aktivis CU tetap semangat dalam melaksanakan tugasnya, sebab SEMAKIN TINGGI POHON, TENTU SEMAKIN BESAR POTENSI ANGIN UNTUK MENGGOYANGNYA.
***
Sumber gambar: https://katoliknews.com/wp-content/uploads/2016/11/Mgr-Agustinus-Agus.jpg