
Palangka Raya, detikborneo.com – Perebutan kursi DPR RI dari Partai Golkar di Dapil Kalimantan Tengah kian menarik. Setelah Mukhtarudin resmi dilantik Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), nama Lely Hendrawati Tundang muncul sebagai salah satu kandidat kuat untuk mengisi kekosongan lewat mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW).
Berdasarkan hasil Pemilu 2024, Lely mengantongi 10.150 suara— Bias Layar (32.501 suara) dan Supriadi (14.129 suara). Namun, politik tak selalu berpijak pada angka semata. Mekanisme PAW memberi kewenangan penuh kepada DPP Golkar untuk mengusulkan nama pengganti, sehingga peluang Lely tetap terbuka lebar karena dari segi pendidikannya sebagai kandidat Doktor Ilmu Komunikasi di Universitas Sahid dan mewakili suara perempuan di parlemen, juga perempuan tangguh, profesional, pengalaman yang mumpuni dari pengalaman organisasi dimasyarakat hingga jaringan pekerjaan selama di Jakarta sesuai dengan kebutuhan partai dan masyarakat Kalteng.
Sebagai satu-satunya perempuan dalam bursa PAW Golkar Kalteng, Lely dinilai memiliki keunggulan simbolis. Kehadirannya bisa memperkuat citra partai sebagai representasi keterwakilan gender, sekaligus menjadi strategi Golkar untuk menarik simpati pemilih perempuan di Kalteng.
Selain itu, faktor jaringan, kedekatan dengan elit partai, serta konsistensinya dalam mengawal agenda Golkar di tingkat daerah disebut-sebut menjadi modal politik Lely. Sumber internal menyebut, tak sedikit pengurus daerah yang mulai mendorong namanya ke DPP.
Kini, pertanyaan besar pun muncul: apakah Golkar akan memilih mengusung Bias Layar, atau justru memberi kejutan dengan mengusung Lely Hendrawati Tundang demi strategi politik jangka panjang?
Jawabannya akan menentukan wajah representasi politik Kalteng di Senayan. (Bajare007)





