| Penulis: Drs. Herys Maliki
Nafsu besar, tenaga kurang! Kerap kita dengar istilah itu.
Praktiknya, kerap kita jumpai di mana-mana. Terutama jika pesta prasmanan, yang gratis tentu saja. Kita sering saksikan antrean orang berebutan makanan. Mengambil makanan sebanyak-banyaknya. Sampai piring penuh. Ada yang habis. Namun, ada pula yang sisa.
Saking bernafsu makan, sampai-sampai perut gak muat menampung makanan yang masuk ke dalam mulut. Akibatnya, perut kekenyangan. Susah bernapas. Ngos-ngosan. Lalu lemas dibuatnya. Dalam bahasa Jangkang, rumpun Bidayuh, kekenyangan makan itu dinamakan: jongongan.
Nah! Bila suatu waktu Anda mengalami jongongan, bagaimana kiat mengatasinya? Leluhur suku bangsa Dayak mempunyai kiat mustajab yang berikut ini.
1. Carilah tempayan, atau guci yang terdekat.
2. Peluklah tempayan, atau guci itu. Kenakan perut Anda, yang kekenyangan itu pada tempayan.
3. Bernapaslah seperti biasa.
4. Jeda beberapa saat, setelah itu, masalah Anda akan teratasi.
***