Catatan: Cristina Eghenter
Adalah Cristina Eghenter, seorang pegiat lingkungan. Yang menyematkan “Organic intellectual” kepada Dr. Samuel ST Padan. Hal itu karena Doktor anak seorang guru, seorang Lundayeh ini. Secara organik, “dari dalam”, berpikir dan berbuat nyata bagi kualitas kehidupan dan masa depan suku bangsanya.
Sematan predikat itu disampaikan “Riman Bulan”, nama panggilan orang Krayan kepada Doktor pekerja WWF yang sangat lekat di hati masyarakat adat Krayan. Ketika peluncuran, sekaligus bedah buku yang mengharu-biru, Sabtu 17/07-2021 secara virtual. Bersamaan dengan Pesta Budaya Aco Lundayeh yang diselenggarakan secara virtual.
Berikut terbitan Lembaga Literasi Dayak dengan tebal 180 halaman ini dicetak di atas kertas putih bersih, tebal 180 halaman. Riman Bulan memberi Catatan Permbuka buku pria kelahiran Hari Valentine tahun1965 mengenai “Modal alam dalam konfigurasi pembentukan DOB Krayan”. Untuk diketahui, Samuel TP kembali ke alam baka, sebelum buku ini terbit. Ia dijemput Sang Pemilik Kehidupan pada Minggu 31/01-2021 di Tanjung Selor, waktu setempat, pukul: 09.35.
Berikut ini Catatan Riman Bulan, alias Cristina Eghenter:
Krisis global kesehatan, keanekaragaman hayati, ketidaksetaraan dan perubahan iklim sedang melanda semua negara termasuk Indonesia. Kondisi ini mengindikasikan bahwa sudah saat ada transformasi model ekonomi yang dominan, dan perlu model pembangunan baru yang mempertimbangkan alam agar bisa berkelanjutan dan berkeadilan.
Perlu memiliki visi yang kuat, ketabahan, pemikiran yang analitis, dan hati penuh kepedulian untuk mampu menggambarkan arah baru untuk membangun wilayah dan masyarakat baik di tingkat lokal ataupun di tingkat nasional. Ini yang digariskan dan dideskripsikan oleh Samuel ST Padan untuk wilayah tercinta Krayan, tempat kelahirannya dan sumber inspirasi, dalam bukunya, “Modal Alam dalam Pembentukan Daerah Otonomi Baru.”
Samuel ST Padan tidak hanya melihat alam dan lingkungan sebagai pilar pembangunan namun juga mendorong kita semua untuk menyadari pentingnya peranan tradisi, budaya dan kearifan masyarakat adat dalam memandu dan mendukung model pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Dataran tinggi Krayan terletak di perbatasan dengan Malaysia (Sarawak dan Sabah). Pertukaran dan hubungan harmonis di daerah perbatasan bersama nilai budaya dan sistem pertanian tradisional adalah 3 aspek terpenting mengapa wilayah Krayan, walaupun di daerah terpencil dan sering terlupakan namun sejak dulu memiliki ketahanan pangan, tingkat kesejahteraan dan pendidikan yang tinggi, intinya sejak dulu Krayan sudah menjadi contoh pembangunan yang berkelanjutan di tingkat lokal.
Buku ini menginspirasi pembaca dengan cerita model pembangunan di wilayah Krayan di mana nilai lingkungan dan tradisi budaya menjadi fondasi. Hal terpenting juga bahwa model pembangunan dikembangkan oleh seorang intelektual, pemimpin muda, putra daerah terbaik dari Krayan yang belajar dari tradisi adat dan cerita nenek moyang untuk mendorong masa depan yang lebih baik untuk Krayan, wilayah dan masyarakat Lundayeh yang selalu dibanggakan.
Warisan terbaik dan nilai tidak terhingga dari Samuel ST Padan yang terlalu cepat meningalkan kita.