Jakarta, detikborneo.com – Gawai FDKJ 2024 telah berlangsung sukses serta meriah di isi oleh performance penyanyi, tarian, penampilan dan DJ Dayak yang mengisi acara Gawai FDKJ yang berlangsung 14-15 September 2024 di gedung Pusat Perfilman Umr Ismail Kuningan, Jakarta Selatan.
Namun dibalik meriahnya acara Gawai tersebut, tentu ada kesan-kesan dan keluhan dari pengunjung yang menikmati pergelaran itu. Misalnya dari Pedagang UMKM dan Vendor yang telah mendaftar dan berjualan pada stand Gawai tersebut, Pedagang merasa kecewa harga terlalu mahal dan kondisi stand yang tak layak bagi mereka.
“Waduh ini sih pak tidak sesuai dengan espektasi kami, dan ini kecil banget dengan model lesehan seperti ini, kita sudah bayar mahal lho, masa begini keadaannya, sempit dan terbatas banget ya, tidak seperti yang di tahun lalu” ucap RS salah satu vendor yang berjualan.
BACA JUGA : Tebo Rinyuakng Mengoncang Panggung Gawai FDKJ 2024 dengan Lagu ‘Pacinta Adat Budaya’
Termasuk juga dari salah satu sanggar yang menjual Baju Adat Dayak Kalimantan dan aksesoris Dayak, pasrah dengan keadaan lantaran pengunjung sulit masuk dan sulit berbelanja lantaran tidak ada akses masuk untuk pengunjung lantaran sekeliling nya sudah padat dan tidak ada akses jalan karena tempat yang sempat.
“Wah ini sih kami tidakbisa jualan pak, lihat lah mereka saja gak bisa lewat untul lihat-lihat jualan kita, masuk saja susah, bapak susah masuk kan, tuh, ada makanan, jajanan lain, dan pedagang lain, jadi kita susah pak, banyak gak laku, kita gak seperti tahun lalu” ucap Owner Sanggar Dayak Banyuke kepada detikborneo.com.
Pantauwan di lokasi UMKM memang terlihat hiruk pikuk pengunjung dan para pedagang yang berjubel dengan tempat yang terbatas, sehingga memang membuat keadaan pedagang terjepit dan susah. Hal serupa sama dengan pedagang UMKM lainnya yang di beberapa sisi.
Selain itu pembatasan masuk dalam tribun teater yang antri dan banyak warga yang susah masuk lantaran kapasitas kursi yang terbatas.
“Kalo begini sih kita gak bisa masuk percuma datang, kok masuk nya malah di batasin, mana di luar panas dan gak bisa nonton dengan penuh, masuk nya pake dilarang” ucap salah satu warga yang datang dan tidak di perkenankan masuk.
Harapan pengunjung dan pedagang UMKM kedepannya pihak panitia lebih jeli untuk memilih lokasi dan tempat penyelenggaraan, sehingga semua nya bisa tertata dengan baik.
Dihubungi terpisah Radius selaku ketua pelaksana Gawai mengungkapkan permintaan maaf atas kekurangan panitia pada saat Gawai, dikatakan Radius, salah satu penumpukan warga yang tak bisa memenuhi dalam teater juga karena keterbatasan ketersediaan kursi dialam gedung, dan tidak mau di isi dengan ful.
“Kalau terkait ga bisa masuk, karena memang didalam full bang, kita panitia ga berani teralalu penuh, maka nya tangga kanan boleh diisi krna kursi penuh, sedangkan tangga kiri buat jalan” ucapa radius.
Terkait UMKM yang ada, dirinya juga akui untuk pendaftaran UMKM yang harus di batasi, dan akan menjadi catatan panitia kedepannnya supaya tidak terulang lagi hal-hal yang kurang berkenan saat Gawai ini.
“Untuk bazar, memang pas saya lihat malamnya dan secara pribadi saya kurang berkenan namun kembali, lagi ke keputusan seksi bazar, karna konsepnya tradisional. Kedepannya saya udah pesan ke wilayah Tangerang sebagai panitia berikutnya untuk menggunakan meja dan gak harus banyak vendornya, karena yang jualan pasti mau untung” tutup Radius.