
Tanah Laut, Kalsel – detikborneo.com – Duka mendalam menyelimuti masyarakat adat Dayak. Abah Abdul Kadir, Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Selatan sekaligus tokoh kharismatik yang dikenal sebagai pejuang kaum marjinal dan pelopor penjaga tanah adat, berpulang pada Selasa, 16 September 2025 pukul 22.00 WITA.
Menurut keterangan istrinya melalui sambungan telepon, almarhum meninggal dunia setelah hampir satu tahun berjuang melawan sakit gula (diabetes) dan urat kejepit yang membuatnya keluar-masuk rumah sakit. Sekretaris Umum DAD Provinsi Kalsel, Robby Ngaki, membenarkan kabar duka tersebut. Ia juga memohon agar masyarakat berkenan memaafkan almarhum apabila semasa hidup terdapat hal-hal yang kurang berkenan.
Abah Abdul Kadir lahir di Kurau, Tanah Laut, 67 tahun silam. Ia dikenal luas karena konsistensinya memperjuangkan hak-hak masyarakat adat Dayak dan keberanianya menjadi garda depan dalam gerakan menjaga tanah adat di Kalimantan Selatan. Almarhum meninggalkan dua istri dan 20 orang anak. Hingga berita ini ditayangkan, jenazah masih disemayamkan di rumah duka. Setelah salat Zuhur, siang ini, Abah Abdul Kadir akan dimakamkan di pemakaman keluarga.
Ucapan duka cita mengalir dari berbagai tokoh adat. Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), Dr. Drs. Marthin Billa, MM, menyampaikan belasungkawa mendalam.
“Atas nama MADN dan pribadi, saya turut berdukacita atas berpulangnya Abah Abdul Kadir, Ketua Umum DAD Kalsel. Semoga keluarga besar yang ditinggalkan diberi kekuatan, keikhlasan, dan penghiburan dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Ketua Umum DAD DKI Jakarta, Tamunan Kiting, SE., MM.
“Almarhum Abah Abdul Kadir adalah pejuang bagi masyarakat adat Dayak di Kalimantan Selatan. Karya dan perjuangannya akan menjadi teladan bagi generasi penerus. Kami dari DAD DKI Jakarta menyampaikan duka cita yang mendalam. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” tuturnya.
Kepergian Abah Kadir meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Dayak, namun semangat perjuangannya untuk kaum marjinal dan adat akan terus hidup serta menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang. (Bajare007)





