26.5 C
Singkawang
More
    BerandaSosokSumiati: Pambakal Maju Tak Gentar

    Sumiati: Pambakal Maju Tak Gentar

    | Penulis: R. Masri Sareb Putra

    Pemimpin Dayak bukan hanya kaum pria. Sumiati membuktikannya. Selama 17 tahun ia menjadi pambakal komunitas Dayak Meratus Pantai Mangkiling hingga 1999.

    Menjadi Kepala Desa bisa jadi banyak orang bisa. Namun, menjadi kepala desa, perempuan lagi, dan berjuang untuk kemaslahatan bersama, tidak setiap orang dapat.

    Ia legenda hidup Dayak Meratus. Yang terus-menerus berjuang agar belantara dan sumber daya alam Meratus bukan hanya lestari, melainkan juga memberi hidup bagi penghuni dan orang sekitarnya. Jangan sampai alam berbalik menjadi malapelata yang mengancam hidup umat manusia.

    Bertahun-tahun lamanya legenda hidup ini berjuang melawan kekuatan dari dalam dan dari luar. Dari dalam, ia berjuang melawan dominasi kaum pria. Selama ini, pemimpin komunitas Dayak kaum lelaki. Namun, ia menunjukkan bahwa kepemimpinan wanita pun tak kalah efektif untuk mencapai tujuan dan kebaikan bersama.

    Ketika tampil di muka melawan kekuatan uang yang tampil melalui wajah investor, banyak orang tercelik bahwa pemimpin wanita Dayak ini sungguh luar biasa.

    Ia memelopori warga Dayak Hantakan agar tak gentar melawan penebangan kayu. Perjuangan melawan kekuatan uang ini mulai pada 1983. Ketika itu, PT Daya Sakti mulai menebang hutan perawan Gunung Sigaling.

    Merasa wilayah adatnya terganggu dengan hilir mudik rencana pembuatan jalan yang bersinggungan dengan wilayah adat, Sumiati tidak tinggal diam. Betapa tidak! Hatinya tercabik menyaksikan lain di perjanjian, lain di perbuatan. Investor telah “menjarah” SDA dan mengambil kayu gelondongan kualitas wahid, tapi hanya menggantinya dengan tanaman kakao yang belum tentu cocok di Meratus.

    Melalui kepiawaian negosiasi dan komunikasinya, Sumiati tak gentar berada di garda terdepan dalam perjuangan bersama masyarakat Meratus, Balai Pantai Mangkiling menuntut hak hidup dan ekistensinya. Setelah Pemekaran, daerah ini menjadi Desa Datar Ajab.

    Keberhasilan dan kepemimpinan efektif pambakal perempuan ini membuatnya dua periode terpilih menjadi kepala desa. Ketika itu, masa jabatan kepala desa 8 tahun. Ditambah setahun masa persiapan pemilihan, genaplah Sumiati diakui menjadi pambakal andal.

    ***

    Bionarasi

    WhatsApp Image 2021 08 06 at 10.27.34

    R. Masri Sareb Putra, M.A., dilahirkan di Sanggau, Kalimantan Barat pada 23 Januari 1962. Penulis Senior. Direktur penerbit Lembaga Literasi Dayak (LLD). Pernah bekerja sebagai managing editor dan produksi PT Indeks, Kelompok Gramedia.

    Dikenal sebagai etnolog, akademisi, dan penulis yang menerbitkan 109 buku ber-ISBN dan mempublikasikan lebih 4.000 artikel dimuat media nasional dan internasional.

    Sejak April 2021, Masri mendarmabaktikan diri menjadi Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM), Institut Teknologi Keling Kumang.

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita