| Penulis: Dela Rahmah Darwawi
Industri 4.0 adalah sebuah konsep revolusi teknologi berdasarkan komunikasi berkelanjutan melalui internet yang memungkinkan terjadinya pertukaran dan interaksi sebuah informasi, tidak hanya dengan antar manusia, dan manusia dan mesin tetapi juga antara mesin itu sendiri.
Hadirnya Revolusi Industri 4.0 membawa sebuah perubahan mengenai penyesuaian kerja terhadap manusia, teknologi, mesin, beserta proses di berbagai macam bidang profesi, termasuk pula profesi akuntansi.
Revolusi Industri menuntut profesi akuntansi untuk beradaptasi dengan berkembangnya teknologi informasi. Di industri 4.0 yang terjadi adalah otomatisasi dan digitalisasi seluruh aspek industri untuk menghasilkan produk yang memuaskan kebutuhan konsumen. Intervensi manusia atau aktivitas manual akan berkurang dengan hadirnya teknologi canggih yang akan menggantikannya.
Di era digitalisasi dan berkembangnya teknologi saat ini, persebaran kabar dapat menjalar dengan sangat pesat, teknologi internet telah merubah cara pandang seseorang dalam memperoleh sebuah kabar, termasuk pada dunia akuntansi bisnis. Perkembangan teknologi mengganti sebuah bisnis, sehingga tidak banyak mengandalkan sumber daya manusia yang diharapkan pada sebuah bisnis, termasuk staf akuntansi.
Pesatnya perkembangan teknologi merupakan sinyal bagi era otomasi/digitalisasi. Artinya, peran teknologi mulai mengubah kendali atas pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh manusia. Potensi teknologi untuk menggantikan peran profesi akuntansi hanya tinggal menunggu waktunya tiba.
Peran akuntan akan strategis dan konsultatif. Oleh karenanya seorang akuntan perlu mempunyai sertifikat sebagai akuntan profesional, misalnya fasih dalam bidang teknologi, agar dapat bertahan dalam persaingan.
Selain itu, seorang akuntan wajib mempunyai sebuah strategi, antara lain penguasaan soft skill baik interpersonal skill maupun intrapersonal skill, business understanding skill dan technical skill supaya sanggup menjawab tantangan pada era digital ini. Seorang akuntan wajib mewaspadai berkembangnya revolusi industri 4.0 dengan menggunakan peluang yang ada
Seorang akuntan wajib responsif terhadap rakyat dan wajib mencerminkan syarat sosial, politik, hukum, budaya, dan ekonomi di mana akuntansi berjalan dan diterapkan. Pernyataan tersebut sesuai dengan pedoman kurikulum yang diterbitkan oleh Menristek Dikti (Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi) tahun 2019. Dalam buku pedoman tersebut dijelaskan bahwa Perguruan Tinggi di Indonesia harus mampu menghasilkan manusia yang siap beradaptasi dengan pembaruan teknologi, kebutuhan masyarakat, serta kebutuhan pengguna lulusan.
Suwardjono (2016) menyatakan bahwa akuntansi dalam perspektif teknologi didasarkan pada proses terjadwal dan sistematis dengan melibatkan pemikiran, penalaran, dan pertimbangan buat menentukan dan memilih teori, pengetahuan yang tersedia, konsep, metode, teknik, dan pendekatan yang membentuk suatu produk (nyata atau konseptual). Proses yg terencana dan sistematis ini membuat kontribusi akuntansi lebih besar bagi pengetahuan dan kehidupan.
Menurut Hermann et al (2016), Revolusi Industri 4.0 memiliki 6 prinsip dasar, yaitu (1) Interoperabilitas, yaitu kemampuan perangkat, sensor, dan manusia untuk saling berhubungan dan mengomunikasikan melalui Internet of Things. (IoT). Internet of Things (IoT) merupakan struktur yang menentukan objek dan orang diberi identitas eksklusif dan kemampuan untuk memindahkan sebuah data dalam suatu jaringan tanpa melibatkan hubungan antar manusia secara langsung, seperti: hubungan sumber data dengan tujuan (langsung, tanpa bantuan manusia) atau interaksi manusia dengan computer. Prinsip tersebut membutuhkan penggabungan, keamanan, dan standarisasi. (2) Virtualisasi merupakan keahlian sistem informasi untuk membuat virtual yang disalin dari dunia fisik dengan meningkatkan model digital dengan menggunakan teknologi sensor juga analisis data dan penyediaan informasi. (3) Desentralisasi yang menggunakan kemampuan sistem fisik virtual untuk membuat keputusan pribadi dan melakukan pekerjaan seefektif mungkin. (4) Real-Time Capability, dimana sebuah sistem cerdas harus mampu mengumpulkan data secara nyata, menyimpan atau mengkaji nya, dan mengambil keputusan sesuai atas temuan barunya. (5) Service Oriented, yaitu dimana produksi wajib berorientasi terhadap pelanggan. Manusia dan perangkat pintar harus saling tersambung secara efektif melalui layanan internet untuk menciptakan produk dari spesifikasi pelanggan. (6) Modularitas, yaitu dimana pada sebuah pasar yang dinamis, kemampuan sistem untuk beradaptasi dengan pasar baru sangatlah penting. Sistem yang cerdas wajib bisa mengikuti keadaan menggunakan keadaan yang cepat dan lancar terhadap perubahan musim dan tren pasar. Akuntan merupakan profesi yang terkait langsung di dalamnya sehingga berdampak pada terganggunya cara seorang akuntan menjalankan profesi yang terlibat, selain itu harus beradaptasi dengan meningkatkan kemampuan diri menghadapi revolusi industri 4.0 yang sudah dimulai.
Kemajuan teknologi mendorong terciptanya kecerdasan buatan atau yang biasanya dikenal dengan Artifical Intelligence (AI). Dalam pengertian paling singkat, kecerdasan buatan atau AI adalah suatu bidang antara ilmu komputer dan kumpulan data-data yang digabungkan, untuk memecahkan suatu masalah. Ini juga meliputi bidang pembelajaran mesin dan pembelajaran mendalam, yang sering disebutkan dalam hubungan dengan kecerdasan buatan. Disiplin ini terdiri atas algoritma AI yang ingin untuk membangun sebuah sistem pakar yang membuat prediksi atau klasifikasi berdasarkan data input.
AI disebut sebut akan memberikan banyak kemudahan dalam kehidupan manusia, namun Karna AI lah banyak pekerjaan yang mungkin akan hilang atau bergeser yang salah satunya adalah seorang akuntan. AI dianggap penting karena dapat memberikan wawasan kepada perusahaan tentang operasi mereka yang mungkin tidak mereka sadari sebelumnya dan karena, dalam beberapa kasus, AI dapat melakukan tugas lebih baik daripada manusia. Khususnya ketika menyangkut tugas-tugas yang berulang dan berorientasi pada detail seperti menganalisis sejumlah besar dokumen hukum untuk memastikan bidang yang relevan diisi dengan benar, alat AI sering menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan dengan kesalahan yang relatif sedikit.
System perkembangan akuntansi akan mengikuti perkembangan bisnis yang dinamis, proses dan kebutuhan bisnis yang dinamis itu sendiri akan menyebabkan timbulnya variable-variable yang mungkin tidak dapat ditangkap oleh AI, sehingga akuntan masih sangat dibutuhkan untuk mengihktisarkan, mengelompokkan, lalu menyajikan laporan keuangan sampai membuat standar akuntansi yang sebelumnya belum pernah ada.
Meskipun komputer mengambil alih pekerjaan akuntansi, kualitas data lebih penting karena untuk dapat menghasilkan data yang berkualitas, seseorang yang mampu mentransfer informasi yang dibutuhkan dan berfungsi sebagai agen saat bekerja untuk mentransfer pengetahuan ke sistem. Tugas ini tidak dapat dilakukan tanpa seorang ahli di lapangan.
Untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0, akuntan perlu melakukan investasi dalam pengembangan keterampilan digital, kurikulum dan pembelajaran berbasis keterampilan digital manusia, responsif terhadap perubahan dalam industri, bisnis dan teknologi perkembangan, keterampilan strategis dan analitis
Revolusi industri 4.0 berdampak positif bagi kemajuan kehidupan kalau bisa diseimbangkan dengan baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan kapasitas dalam akuntansi.
Pembangunan ekonomi global membutuhkan perbaikan dan pengembangan kapabilitas sehingga setiap perusahaan mampu mengikutinya berkembang dengan baik dan dapat memajukan kinerja perusahaan. Industri 4.0 adalah tentang lebih dari sekadar teknologi canggih: ini tentang cara-cara di mana mereka teknologi disatukan, dan bagaimana organisasi dapat memanfaatkannya untuk mendorong operasi dan pertumbuhan.
Perkembangan industri 4.0 memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap perkembangan kehidupan masyarakat. Masyarakat harus selalu mengikuti arus pengembangan dengan baik sehingga peningkatan kapasitas akan terus dilakukan. Jika ini dapat terlaksana dengan baik dampak pembangunan terhadap kehidupan masyarakat akan selalu berdampak positif.
Sumber gambar: https://ekonomi.bisnis.com/
***
Bionarasi
Dela Rahmah Darwawi, mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, Program Studi Akuntansi (S1).