Bangkal, detikborneo.com – Bentrok masyarakat dengan pihak aparat di Desa Bangkal saat menuntut plasma nya mengakibatkan korban tewas, dan ada beberapa orang terluka. Diketahui korban di tembak oleh pihak aparat yang pada saat itu berjaga memberikan pengamanan di kebun sawit perusahan.
Lalu apa kata Polisi dengan kejadian tersebut?.
Terkait korban tertembak, Kombes Erlan Munaji Kabid Humas Polda Kalteng, mengatakan, masih akan pengecekan. Penyebab kematian korban meninggal akan diperiksa.
“Karena anggota di lapangan saat itu tidak dibekali peluru tajam,” kata Erlan.
Senada disampaikan AKBP Ampi Mesias Van Bulow, Kapolres Seruyan.
“Masih belum pasti. Ini masih kami telusuri. Apakah betul itu penembakan dengan senjata api, kami telusuri dulu. Tapi kalau yang namanya gas air mata itu pasti,” kata Ampi.
Keduanya juga mengatakan, polisi dan aparat gabungan menghadapi massa karena ada panen massal. Mereka sebut, masyarakat yang aksi panen ini adalah mereka yang tidak setuju dengan kesepakatan penyelesaian tuntutan plasma dengan HMBP.
BACA JUGA : Panglima Jilah Mengutuk Oknum Polisi yang Tembak Anggota TBBR
Menurut Erlan, anak perusahaan Best Agro Internasional itu menyepakati akan memberikan plasma seluas 443 hektar. Alokasi plasma untuk masyarakat itu dari lahan seluas 1.175 hektar yang digarap HMBP di luar HGU.
Namun, Erlan dan Ampi beda keterangan soal jumlah massa. Erlan bilang sekitar seratusan. Ampi mengatakan massa sekitar 300-400 orang.
Menurut Ampi, massa datang dengan mobil pikap sekitar 40-50 dan sepeda motor 70-100 unit. Massa juga banyak ibu-ibu dan anak-anak. Polisi kemudian meminta warga tidak panen massal dan pulang tetapi tak menggubris permintaan itu.
“Malah kami ditembaki pakai ketapel, dilempari pakai batu,” kata Ampi.
“Kita imbau, mereka melakukan pembalasan, hingga terindikasi mengancam petugas. Akhirnya (kami) pakai gas air mata. Menggunakan peluru hampa. Peluru karet juga ada. Tapi tidak langsung ke orangnya. Kita (tembak) ke atas,” ucap Erlan.
Keduanya juga bilang, massa aksi membawa sejumlah senjata seperti, bom molotov, senjata api PVC, samurai, parang, dodos, dan egrek. “Baru kita ketahui dari hasil pemeriksaan tes urine, ada lima orang terindikasi narkoba,” kata Erlan.
Sumber: mongabay.co.id