| Penulis: Hertanto
Jakarta, Detikborneo.com – Bertepatan dengan hari Pahlawan, tanggal 10 November 2021, Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia Jakarta mengadakan Sidang Senat Terbuka dengan agenda Seremoni Wisuda XXXV.
Bertempat di Main Hall Gereja Bethel Indonesia, Hall of Blessing Puri Indah, Jakarta Barat, Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia Jakarta mewisuda sebanyak 164 wisudawan/wisudawati dari enam program studi.
Adapun rincian wisudawan/wisudawati sebagai berikut: Sarjana Teologi sebanyak 67 orang, Sarjana Pendidikan sebanyak 38 orang, Magister Teologi sebanyak 20 orang, Magister Pendidikan sebanyak 12 orang, Magister Agama sebanyak 17 orang dan Doktor Teologi sebanyak 10 orang. Dari 164 orang tersebut, yang mengikuti secara onsite sebanyak 103 orang dan yang mengikuti secara online sebanyak 61 orang.
Acara tersebut tentunya tidak lepas dari penerapan protokol kesehatan.
Pendataan calon wisudawan/wisudawati yang mengikuti onsite dan online telah dilakukan jauh hari, termasuk pendamping yang dibatasi maksimal dua orang dari setiap calon wisudawan/wisudawati yang hadir onsite di acara tersebut.
Mereka yang berkeinginan hadir secara onsite pun wajib menunjukkan surat keterangan hasil swab antigen, dengan hasil negatif tentunya. Penjagaan ketat telah dilakukan saat memasuki pintu masuk.
Mereka harus mengisi kehadiran melalui aplikasi Peduli Lindungi, pengukuran suhu tubuh, penggunaan hand sanitizer serta wajib menggunakan masker. Konsumsi pun dibagikan diakhir acara dan wajib dibawa pulang yang artinya dilarang makan di area gedung acara.
Bukanlah suatu hal yang mudah bagi panitia mengatur segala sesuatunya. Dr. Ferdinand Edu, selaku koordinator acara memiliki tanggung jawab penuh agar acara dapat terlaksana dengan baik sebagaimana harapan semua orang, namun protokol kesehatan pun tidak boleh diabaikan.
Sekolah Tinggi Teologi yang beralamat di Jalan Petamburan IV No. 5, Jakarta Pusat ini tentunya satu di antara sekian banyak Sekolah Tinggi Teologi yang masih eksis dalam mengemban amanah di dunia pendidikan.
Dampak pandemi begitu terasa dialami oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk dunia pendidikan. Suka tidak suka, mereka dipaksa untuk menyesuaikan keadaan yang artinya metode dalam proses belajar mengajar mengalami perubahan signifikan. Oleh karena itulah, dalam wisuda tahun ini Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia Jakarta mengangkat tema Quo Vadis Pendidikan Teologi Pasca Pandemi.
Ke mana arah pendidikan teologi pasca pandemi? Menjadi pekerjaan rumah besar bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan teologi. Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentu bukanlah tugas Ketua STT dan jajarannya semata, namun melibatkan stakeholder termasuk di dalamnya peserta didik (tanpa kecuali wisudawan/wisudawati).
Dr. Susanna Kathryn, selaku ketua panitia menyampaikan bahwa ada banyak hal yang tidak terduga telah terjadi dan berdampak pada segala aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Teologi. Oleh sebab itu, wisuda tahun ini bertemakan Quo Vadis Pendidikan Teologi Pasca Pandemi, untuk menjawab pergumulan ke mana arah pendidikan Teologi pasca pandemi, serta strategi apa yang perlu dirancang secara khusus agar pendidikan Teologi dapat dilaksanakan lebih baik lagi bagi para peserta didik.
Sebagai penutup, beliau berpesan pada wisudawan/wisudawati bahwa semua ilmu, keterampilan, pelayanan serta nilai-nilai kehidupan yang telah dipelajari dan didapatkan selama kuliah dapat menjadi bekal untuk berkarya nyata secara profesional, berintegritas dan memiliki spriritualitas pentakosta, baik dalam ranah keluarga, gereja, masyarakat maupun bangsa. Memiliki dedikasi dan komitmen yang tinggi terhadap bidang, profesi dan pelayanan yang ditekuni, serta memiliki keteguhan untuk bekerja keras, penuh percaya diri, rajin membuka jaringan dan pantang menyerah. Menjadi pribadi yang dapat mengukir prestasi dan pelayanan dengan sukses.
Senada dengan Dr. Susanna Kathryn terkait tema wisuda tahun ini, Dr. Frans Pantan selaku Ketua STT Bethel Indonesia mengingatkan pada mahasiswa teologi, baik yang masih aktif sebagai mahasiswa maupun mereka yang hari ini diwisuda, harus selalu terlibat dalam kegiatan berteologi.
Teologi haruslah merupakan penghayatan dan pemahaman manusia beriman mengenai Tuhan dan karya-Nya dalam hubungannya dengan sesama. Maksudnya bahwa dalam membangun paradigma teologi haruslah bersumber dan bermuara pada pendekatan yang kontekstual.
Teologi bukan hanya berhenti sebagai pemikiran melainkan harus diaktualkan sebagai proses untuk menyapa bahkan mengubah realitas secara khusus di masa pandemi yang melanda bangsa kita sejak Maret 2020. Bukan hanya sekedar membangun kekuatan ortodoksi melainkan juga ortopraksi.
Sebagai penutup, beliau berpesan kepada wisudawan/wisudawati untuk tetap solid dan cermat membangun kualitas diri dengan berbasis semangat E-CHRIST yang merupakan manifestasi dari Alkitab, sehingga kita semua akan menjadi cerdas dan tidak kuatir menghadapi geliat zaman yang bergerak tidak hanya linier tetapi juga zig-zag. Karena itu beliau mendorong wisudawan/wisudawati agar bersiap mengaktualisasi diri sebagai insan akademis yang beriman, cerdas, kreatif, inisiatif, dan adaptif pasca pandemi.
Oleh karena anugerah Tuhan semata, Sidang Senat Terbuka Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia Jakarta dengan agenda Seremoni Wisuda XXXV hari ini dapat berjalan dengan baik. Selamat bagi wisudawan/wisudawati. Selamat mengaplikasikan ilmu yang telah diterima selama proses perkuliahan.
Selamat kepada STT Bethel Indonesia Jakarta atas berlangsungnya acara tersebut. Sampai bertemu dalam acara yang sama. Tuhan memberkati kita semua.
(Trust & Obey)
***
Bionarasi
Hertanto, S.Th., MACM, M.I.Kom., M.Pd. lahir di Jakarta pada 1 Juni 1977.
Bekerja di PT. Asuransi Central Asia. Penulis merupakan Pendiri dan Pelaksana Ruhiman Ministry, sebuah lembaga yang bergerak di bidang Pewartaan dan Kegiatan Sosial.
Menikah dengan Sri Hati Ningsih dan dikarunia anak: Euaggelion, Euridyce, Eulogia.
Saat ini sedang menempuh Magister Pendidikan Agama Kristen di STT Bethel Petamburan, Jakarta