| Penulis: Afri ST. Padan
Beberapa Negara Eropa memiliki makanan tradisional. Karena budaya masih dipertahankan oleh warga negaranya. Makanan tradisional ini dianggap unik atau ekstrim bagi sebagian orang.
Akan tetapi memiliki ciri khas tersendiri karena tidak ada di tempat lain. Ini justru dapat dijadikan ikon kearifan lokal yang harus dilestarikan. Bahkan jika di kemas dengan baik dapat bernilai ekonomi tinggi.
Setidaknya ada 3 makanan unik dan ekstrim di Eropa:
1. Surstomming swedia
Surstromming adalah ikan herring baltik yang difermentasi, disimpan lebih dari satu sampai enam bulan dalam campuran garam dan asam laktat. Surstromming bisa dibeli di beberapa supermarket besar di Swedia.
Namun, ikan kaleng ini tidak bisa dijadikan oleh-oleh. Sebab beberapa maskapai melarang penumpang membawa ikan ini karena fermentasi ikan herring yang berlangsung setidaknya selama satu bulan, menyebabkan bagian atas dan bawah kaleng membengkak, serta bertekanan besar.
Untuk membuka kaleng ikan asam ini harus di bawah air agar tidak tumpah. Ada banyak teori yang menceritakan tentang awal mula Surstromming menjadi bagian dari budaya kuliner Swedia di kota Malby.
Konon, para nelayan Swedia kehabisan garam untuk mengawetkan makanan, dan ikan haring mereka mulai membusuk. Akhirnya ikan-ikan itu dijual kepada penduduk setempat di pelabuhan Finlandia.
Satu tahun kemudian saat para pelaut kembali, orang Finlandia justru meminta lebih banyak ikan haring busuk karena mereka menikmatinya. Inilah yang membuat nelayan Swedia membuat lebih banyak ikan haring busuk.
Dahulu hidangan herring merupakan makanan sehari-hari para petani serta bekal bagi para penggembala. Cara tradisional memakan hidangan ini adalah dengan menjadikannya isian sandwich ‘roti tipis’ atau klamma. Manis-asin dari kentang dan bawang akan melengkapi rasa herring asam tersebut.
Selain itu, ada juga yang mengoles roti tipis tersebut dengan keju whey dari susu kambing atau mentega, baru dicampur ikan herring asam. Uniknya, walaupun memiliki bau menyengat, ikan herring yang difermentasi dengan baik memiliki rasa khas pedas dan gurih. Tetapi sekarang hidangan ini telah menjadi warisan kuliner dunia dan merupakan makanan khas dari Swedia yang terbilang unik.
2. Casu Marzu, keju yang melewati proses menjijikkan dari Italia
Keju asal Pulau Sardinia di Italia yang bernama casu marzu, pada 2009 disebut sebagai keju paling berbahaya di dunia oleh Guinnes World Record. Casu marzu adalah keju tradisional yang terbuat dari susu domba yang dipanaskan, lalu diendapkan dan diawetkan selama tiga minggu.
Setelah jadi, keju dibiarkan dikerubuti lalat hingga bertelur di permukaan keju. Kemudian, keju dibiarkan selama berminggu-minggu sampai telur menjadi larva dan membuat keju membusuk dan menghasilkan rasa seperti mengingat padang rumput di Mediterania dan pedas.
Casu marzu berarti “keju busuk” dalam bahasa Sardinia dan keju ini juga dikenal sebagai keju belatung. Casu marzu memiliki rasa yang tajam dan tekstur yang sangat lunak. Keju ini mengeluarkan cairan yang disebut lagrima yang berarti “air mata” dalam bahasa Sardinia.
Bagi para ahli entomologi lagrima ini dikenal sebagai “pembusukan hitam” dalam tahap dekomposisi. Satu potong keju casu marzu dapat dipenuhi dengan ribuan belatung hidup. Menurut warga lokal Sardinia, casu marzu hanya boleh dimakan ketika belatung-belatungnya masih hidup.
Casu marzu terdaftar sebagai prodak tradisional Pulau Sardinia dan oleh karena itu dilindungi secara lokal meski dianggap illegal oleh pemerintah Italia sejak tahun 1962 dan Keju ini dilarang dikonsumsi di Uni Eropa karena tidak memenuhi standar kesehatan, tetapi dapat ditemukan di pasar gelap di Sardinia. Keju ini sering dihidangkan pada acara khusus seperti pesta ulang tahun, pesta bujang, dan pernikahan.
Menurut penduduk lokal, keju ini merupakan aphrodisiac atau perangsang nafsu. Dikatakan bahwa pengkonsumsian casu marzu berbahaya bagi kesehatan hal ini dikarenakan belatung yang ada pada keju dapat bertahan dari gigitan dan menciptakan myiasis, perforasi mikro di usus untuk beberapa waktu.
Hal ini dapat mengakibatkan luka yang serius pada dinding usus dan menyebabkan sakit perut, mual, muntah-muntah, dan diare. Namun sejauh ini tidak ada kasus seperti itu yang dikaitkan dengan casu marzu.
3. Hakarl
Hakarl adalah salah satu makanan paling berbau busuk yang ada di dunia, makanan ini adalah hidangan khas dari Islandia merupakan hidangan wajib dalam Thorrablt, festival pertengahan musim dingin Islandia yang berawal dari abad 19.
Makanan ini terbuat dari daging ikan hiu Greenland. Ikan ini terkenal mengandung konsentrasi racun yang sangat tinggi. Untuk membuat hakarl, daging ikan hiu dikubur dalam timbunan batu kerikil untuk menghilangkan semua cairan, difermentasi, kemudian dipotong-potong, dan digantung agar benar-benar kering di sebuah ruangan selama enam bulan hingga kandungan racun di dalam daging lenyap.
Proses pengolahan yang berlangsung lama ini akan menghasilkan bau seperti ikan busuk dan amonia. Meski begitu makanan ini tetap populer hingga sekarang karena sudah menjadi tradisi dan budaya orang-orang Islandia. Biasanya untuk memudahkan memakan hakarl disediakan pula minuman khusus.
Banyak orang yang percaya bahwa ikan hiu mengandung banyak vitamin dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Makanan ini terbilang kontroversial karena perburuan hiu sekaligus disebut sebagai salah satu makanan dengan rasa paling ekstrem di seluruh dunia dan membuat penasaran chef kelas dunia Anthony Bourdain yang sudah mencoba dan mengatakan jika hakarl adalah makanan paling parah, jorok dengan rasa yang mengerikan.
***
Bionarasi
Dr. Afri ST Padan, lahir di Desa Tanjung Lapang Kabupaten Malinau pada 3 April 1974.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.
Menulis dan menerbitkan buku: Sawah Sebagai Kearifan Lokal Manusia Dayak di Desa Pulau Sapi, Kaltara (2021)