25 C
Singkawang
More
    BerandaSastraMedia Digital: Dunia Maya dan Nyata Sekaligus

    Media Digital: Dunia Maya dan Nyata Sekaligus

    | Penulis: L. Rio Cahya Putra

    Mc Luhan pakar, sekaligus futurolog media, lebih setengah abad lalu telah meramalkan. Dunia ini kampung kecil. Atau small village.

    Melalui buku penting berjudul Understanding Media: The Extensions of Man  yang pada tahun 1964, Mc Luhan telah meramalkan wajah dunia hari ini. Menjadi semakin sempit. Dan nirbatas. Internet dan media-baru membuktikannya.

    Hal itu sungguh tak terbantahkan. Saya telah mengunjungi nyaris semua web klub penulis. Baik di negeri ini, maupun luar negeri.

    Apa hasil amatan itu?

    Tentu tidak semua dikeluarkan di sini. Sebagian, bahkan sebagian besar, disimpan. Sebab “rahasia perusahaan”. Saya berbagi ihwal hal yang bersifat umum saja. Meski sedikit memberi clue khusus untuk Web kita yang saya nilai medium yang spesial.

    Di mana spesialnya?

    Ada banyak web, grup, komunitas penulis. Namun, ada banyak yang kurang arah, dan kurang fokus!

    Artinya, dapat menjembatani gap antara generasi old dan milenial. Ia berada di tengah-tengah. Di antara generasi yang mengandalkan konten, kedalaman, sarat dengan hikmat kebijaksanaan, akurat, luas jangkauannya, presisi, tajam, tepercaya; dan sederet hal-hal yang mengingatkan saya pada kuliah “Dasar-dasar Logika”. Karena benar-benar Aristotelian.

    Kandungan ilmu dan jurnalistiknya pun tinggi. Dengan tampilan dan sajian-sajiannya sekarang, saya bisa menyimpulkan siapa di balik Web ini. Segmennya spesifik: Borneo. Karena itu, sajian gizi menunya pun unik. Menyasar langsung ke kebutuhan segmen pembacanya.

    Dari sana sudah tergambar, dan saya membuat peta, bahwa web ini berpijak pada dasar yang tepat. Melangkah bersama anak-anak milenial yang mengandalkan media / gadget bukan lagi sebagai dunia maya, melainkan dunia nyata. Peradaban baru telah dimulai. Seraya, tidak lupa mengingatkan bahwa: jangan sampai nilai-nilai luhur bangsa kita tergerus oleh perubahan teknologi! Jejak peradaban itu tidak dari negeri mana pun, melainkan di sini, di bumi tempat kita berpijak saat ini.

    Tidak banyak Web seperti itu!

    Ada banyak web, grup, komunitas penulis. Namun, ada banyak yang kurang arah, dan kurang fokus! Saya tidak bergabung. Kecuali di sini. 

    Bahwa ada logo pulau Kalimantan. Bahwa positioningnya Borneo. Itu tidak masalah. Jaringan Internet membuat dunia menjadi sempit. Yang dalam istilah McLuhann, sebuah small village.

    Berbagai rubrik dapat kita lihat tampilannya di atas layar.

    Kita bisa mengisi di mana saja. Jangan melihat satu terlepas dari yang lain. Lihatlah SEMUA RUBRIK. Amati semua penulis yang terdiri atas berbagai usia. Semua saling melengkapi.

    Selayang pandang klub penulis dengan Webnya: mengutamakan sisi media (Web) sebagai ajang / media jualan. Hal itu benar. Tapi juga tidak benar. 

    Kita bisa jelajahi Peta E‑Commerce Indonesia. Di situ Toko Online. Web kita ini bukan online shop. Ini produk budaya!

    Siapa pun dapat  mengetahuinya. Ada kiat melihat jumlah Traffic Pengunjung Suatu Website. Jadi,  Cek Traffic Website siapa pun bisa.

    Sebagai media, ia netral. Orang-orangnya, komunitas, pengguna, yang bertransaksi. Web jembatannya. Ia menghubungkan. Ia netral. Namanya juga media.

    Di sanalah, hasil amatan saya. Web kita berbeda. Ia menjadi sebuah meja perundingan. Tempat bertemu berbagai kalangan. Tempat ide dan gagasan silang pendapat. 

    Dan yang bagusnya: ada moderasinya. 

    Terakhir. Saya mengamati. Hampir 30% yang mengunjungi/membaca konten web ini di luar Indonesia. Saran untuk pengelola. Sebaiknya, untuk mereka, disediakan Google Translate otomatis. Ke depan, sajikan konten berbahasa Inggris! Visitors bukan hanya orang Indonesia.

    Tulisan saya, sebagai wakil anak milenial, tidak panjang. 

    Sumber gambar: sumber gambar: https://pxhere.com/en/photo/1575609

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita