| Penulis: Tina Lie
Tidak sah rasanya jika berkunjung ke Kalimantan tanpa mencicipi buah-buah asli dari alam. Buah musiman yang sangat ditunggu-tunggu semua orang Kalimantan. Satu di antara buah unik itu: Mentawa’ namanya.
Jika di Kalimantan, terutama Kalimantan Barat, nama buah itu pasti sudah tidak asing didengar. Buah yang “Wah!” Sangat dicari-cari semua orang.
Hampir semua buah di Kalimatan berasal dari dalam hutan yang tidak dibudidayakan seperti buah-buah lain yang ada dipasaran. Buah hutan yang sangat dicari semua orang Kalimantan barat bernama buah Mentawa’.
Buah yang tumbuh di hutan Kalimantan ini memiliki daun berwaran hijau tua, dan keras. Pohonnya tinggi menjulang dan daunnya rindang. Mirip seperti payung. Kulit buahnya berwarna hijau jika masih muda atau isi buahnya sudah tua. Kalau belum matang, kulitnya keras dan harus menggunakan parang/pisau tajam untuk membelahnya. Kulit akan berwarna kekuningan jika sudah masak, dan sangat mudah untuk membuka kulitnya, cenderung lembek.
Uniknya, buah ini hanya berbuah setiap setahun sekali saja. Buah yang sangat musiman. Berbuah pada rentang pertengahan tahun setiap tahunnya. Dan, sangat melimpah buahnya. Namun, pada tahun 2020, buah ini tidak banyak ditemui, berbuah sedikit. Entah, apa alasannya. Biasanya mulai berbuah ketika para peladang ingin membuka ladang baru.
Jika ingin memakan buah Mentawa’ harus mengupas serabut-serabut berwarna putih. Dan, diselah-selah serabut itulah terdapat buah yang berwarna kuning atau jingga tua. Hampir mirip seperti buah Nangka, namun Mentawa’ mempunyai ukuran yang kecil dan bentuk buah biasanya bulat. Dan, memiliki kulit seperti duri, namun tidak tajam.
Selain tumbuh musiman, buah ini juga memiliki rasa yang unik, karena enak dimakan saat masih mentah dan rasanya sulit digambarkan, namun sangat digilai masyarakat Kalimantan barat. Kalau sudah matang, warna buah oranye ke merahan dan rasanya manis sekali. Tapi, banyak orang yang tidak suka jika sudah masak. kebanyakan orang akan makan buah Mentawa’ saat masih mentah.
Buah ini, mempunyai getah yang sangat lengket. Dan, uniknya lagi, getah buah mentawa’ ini mudah dibersihkan. Hanya dihilangkan dengan dicuci menggunakan air saja sudah bersih, tanpa perlu menggunakan minyak-minyakan, seperti minyak tanah atau minyak goreng. Mungkin salah satunya ini yang membuat masyarakat menyukai buah Mentawa’, walau ribet untuk mengupas buah, tetapi getahnya mudah dibersihkan.
Memakan buah Mentawa’ biasanya selalu beramai-ramai, lazimnya. Sambil bersenda gurau, dan menceritakan kalau buah ini memang selalu dicari-cari. Buah Mentawa’ jika dijual harganya bisa mencapai Rp. 25.000 satu buah. Itulah, mengapa buah ini selalu dicarikan dan diidam-idamkan semua orang yang tahu buah Mentawa’. Dari anak kecil sampai orang tua sangat menggilai buah yang unik ini.
Sehabis memakan buah mentawa’ ada tanda khas yang lengket dijemari-jemari tangan, yaitu bekas getah buah Mentawa’, berwarna oranye kehitaman. Jika orang Kalimantan melihat warna oranye kehitaman itu di jari-jari tangan Anda. Maka mereka pasti menanyakan, “Habis makan buah Mentawa’, ya?”
***
Bionarasi
Tina Lie di lahirkan di Noyan pada 24 Maret 1995. Saat ini sedang mengembangkan bisnis online yang berada di Jakarta, dan mempunyai kelas menulis online bagi pemula bernama Bumi Menulis.
Menulis antologi 20an buku salah satunya berjudul 2021 bekerjasama dengan Human Initiative Jatim di mana hasil penjualan buku tersebut disumbangkan kepada yayasan yang membutuhkan dana penanganan covid-19.