26.3 C
Singkawang
More
    BerandaSosokAlexander Mering: Jurnalis Kampung dan Sastrawan

    Alexander Mering: Jurnalis Kampung dan Sastrawan

    | Penulis: R. Masri Sareb Putra

    Alexander Mering lahir di Nanga Merakai, Kabupaten Sintang. Ia dikenal sebagai blogger Kalimantan Barat, jurnalis berbakat, dan penulis bertalenta.

    Hal yang paling tidak biasa adalah para pemuda kampung diajarkannya menulis. Ia juga memberikan pelatihan jurnalistik kampung. Di bawah asuhan pria bernama lengkap Asriyadi Alexander Mering ini, orang kampung bisa menulis buku sejarah kampung dan adat istiadatnya. Buku itu terbit dan diluncurkan di Jogjakarta.

    Mering sukarela berbagi keterampilan menulis kepada warga perbatasan. Tak kurang dari 100 warga desa atau kecamatan yang berbatasan langsung dengan Sarawak anggota komunitas Border Blogger Movement. Mereka punya blog masing-masing atau mengisi blog www.borderblogger.org.

    Mering juga mendorong warga berbudidaya karet. Ia tanpa kenal lelah menggerakkan pemuda putus sekolah dan perambah hutan di Kampung Loncek, Kabupaten Kubu Raya. Kini, warga di sana tak lagi tergantung sepenuhnya dengan hutan. Mereka menjadi pembudidaya karet, meski harganya masih merosot.

    Atas perbuatan terpuji itu, pria yang tampil dengan personal branding rambut panjang terurai, dan pernah bekerja di USAID IFACS ini, terpilih menjadi salah satu Pelita Nusantara. Ia dianggap sumber inspirasi, sekaligus penggerak yang dapat memotivasi masyarakat untuk turut berbuat sesuatu bagi negeri ini.

    Pada 2012, ia mendapat beasiswa The International Visitor Leadership Program (IVLP) dari pemerintah Amerika Serikat. Sebelumnya, pada 2009, mendapat beasiswa program resolusi konflik di Mindanao, Filipina yang selenggarakan Silsilah Dialog Movement be dengan CRID, Indonesia.

    Mering beberapa kali diundang Pemerintah Malaysia untuk program Sastra dan Bahasa di Malaysia. Ia menerima Anugerah sebagai Pelita Nusantara dari pemerintah Indonesia untuk Millennium Development Goals (MDG) Awards 2013. Ia pendiri “Borneo Blogger Community” dan “Komunitas Mata Enggang” untuk mengaplikasikan program Jurnalisme Kampung hingga ke pelosok-pelosok kampung.

    Selain karya jurnalis, Mering juga menulis puisi. Puisinya tergabung dalam buku antologi puisi Sarang Enggang, dibacakan oleh Putri Indonedia 2005, Nadine Chandrawinata dan Mentri Lingkungan Hidup, Zulkifli Hasan pada 2012. Bersama dua teman, Mering menerbitkan kumpulan puisi dalam buku berjudul Republik Warung Kopi. Kini ia sedang mempersiapkan buku kumpulan puisinya sendiri berjudul Seringai Kunang-Kunang.

    Mering pernah bekerja sebagai wartawan dan editor di koran Group Jawa Pos dan freelance untuk beberapa media di Malaysia. Ia menggunakan nama samaran Wisnu Pamungkas ketika membuat karya sastra (lihat blognya: www.wisnupamungkas.blogspot.com dan www.alexander.blogspot.com). Selain menulis karya sastra berupa cerpen dan puisi, Mering juga menulis dan menerjemahkan buku-buku seputar topik jurnalistik.

    Selain konsultan media, kini Mering bekerja sebagai communications specialist di kantor Kemitraan (Partnership) Pembaruan Tata Pemerintahan, Jakarta sambil menuliskan pengalamannya sebagai blogger kampung yang berkeliling hingga pelosok-pelosok Nusantara untuk bertemu suku-suku terasing dan termarjinalkan.

    Pada 2006, bersama 5 rekan, Mering mendirikan koran Borneo Tribune. Tahun 2015, menjadi kandidat penerima penghargaan liputan 6 SCTV Award. Ia kurator buku antologi puisi Bayang Tembawang (2015) yang di-launching pada dialog Sastra Kalbar, 2015 di Pontianak.

    Bionarasi

    WhatsApp Image 2021 08 06 at 10.27.34

    R. Masri Sareb Putra, M.A., dilahirkan di Sanggau, Kalimantan Barat pada 23 Januari 1962. Penulis Senior. Direktur penerbit Lembaga Literasi Dayak (LLD). Pernah bekerja sebagai managing editor dan produksi PT Indeks, Kelompok Gramedia.

    Dikenal sebagai etnolog, akademisi, dan penulis yang menerbitkan 109 buku ber-ISBN dan mempublikasikan lebih 4.000 artikel dimuat media nasional dan internasional.

    Sejak April 2021, Masri mendarmabaktikan diri menjadi Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM), Institut Teknologi Keling Kumang.

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita