24.5 C
Singkawang
More

    Berbuat Salah

    | Penulis: Dr. Mugeni

    Siapa yang tidak pernah berbuat salah sepanjang hidupnya? Siapa pula yang berani mengaku tidak pernah berbuat dosa? Berbuat salah merupakan keniscayaan.

    Ketika seseorang berbuat salah, lalu segera menyadari kesalahannya, justru akan menjadi jalan baginya untuk belajar dan menjadi lebih baik. Namun anehnya, sebagian atau banyak dari kita kadang sangat suka memvonis orang yang berbuat salah seperti tidak pernah termaafkan.

    Kita kadang sangat berani memvonis orang berbuat jahat seperti tidak pernah terampunkan. Padahal, tidak seorang pun pernah benar-benar ingin berbuat kejahatan dengan penuh kesadarannya.

    Kalau ada seseorang mencuri, sesungguhnya dia tidak pernah ingin menjadi seorang pencuri. Kalau ada orang membunuh, sesungguhnya dia tidak pernah bercita-cita menjadi seorang pembunuh. Kalau ada orang menipu, sesungguhnya orang tersebut tidak pernah bermimpi menjadi seorang penipu.

    Tidak ada seorang pun yang ingin memperoleh gelar-gelar jahat itu. Itu semua terjadi karena orang bisa saja tergoda, terbawa nafsu amarah, terprovokasi, termakan fitnah, kehabisan akal, putus asa, teperdaya, terpaksa, di bawah tekanan, dan sebagainya.

    Itulah sebabnya di dalam dunia hukum kita ada yang namanya alasan pembenar dan alasan pemaaf sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan apakah orang yang sudah bersalah itu dihukum atau tidak, hukumannya ringan atau berat.

    Di hadapan Tuhan sudah pasti tidak ada kesalahan atau dosa yang dibenarkan, tetapi tidak ada kesalahan tanpa terampunkan. Ini karena Allah itu Maha Pengampun.

    Yang aneh itu kadang manusia. Bila orang berbuat salah atau berbuat suatu kejahatan, kadang langsung divonis sebagai kejahatan yang tidak terampunkan. Padahal, jelas orang baik-baik saja karena suatu sebab kemudian bisa berbuat jahat, dan orang yang pernah berbuat jahat bisa saja menjelma menjadi orang baik-baik.

    Sebagai penutup, patutlah direnungkan bahwa sesungguhnya manusia yang berakal dan mulia selalu menyibukkan diri dengan aibnya sendiri, bukan orang yang menyibukkan diri dengan aib orang lain. Semoga akhir dari riwayat kita adalah akhir yang khusnul khotimah.

    Good morning. Selamat pagi!

    Sumber gambar: https://statik.tempo.co/data/2013/07/25/id_205101/205101_620.jpg

    ***

    Bionarasi

    Mugeni

    Dr. H. Mugeni, S.H., M.H. lahir pada 4 Juli 1959 adalah seorang tokoh literasi di Kalimantan Tengah, dan dahulu pernah menjadi seorang birokrat. Jabatan yang pernah ia emban salah satunya adalah sebagai Penjabat Bupati Barito Selatan pada 2016–2017.

    Kini menikmati hidup yang lebih hidup di perkebunannya di Sukamara, sembari giat berliterasi. Ia ketua Komunitas Penulis Lembaga Literasi Dayak.

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita