28.2 C
Singkawang
More
    BerandaSastraBuku Sebagai Kado

    Buku Sebagai Kado

    | Penulis: Penulis: R. Masri Sareb Putra, M.A.

    Pagi ini, ada dering berbunyi. Saya sedang phubing. Biasanya, tak buka HP. Namun, entah kenapa, mata saya mencuri pandang layarnya, yang ditaruh berdiri, samping kiri laptop.

    “Please kirim 1 atau 2 buku novel karya abang itu ke alamat saya di bawah ini. Harus tiba besok karena untuk hari bersejarah bagi isteriku yang gemar baca buku. Banyak novel bahasa Inggris hibah kawan dikunyahnya. Saya mau dia menikmati karya novel abang juga.

    Dr. A. Namsi.”

    Sekonyong-konyong, saya berhenti menulis.

    Laptop saya tinggalkan. Saya pergi ke penyimpanan. Ke tempat Stok buku-buku saya, yang tidak pernah banyak jumlahnya. Saya cek: oh, masih ada sisa lima.

    Saya anggap ini pekerjaan utama. Betapa tidak! Sukacitanya bukan karena di bawah sekali tertera kata, “Harga buku dan ongkir akan saya transfer,” melainkan karena pemesannya bukan biasa. Saya kenal betul siapa dia. Telah lama. Sejak Forum Dayak asal Kalbar terbentuk, Namsi salah satu pengerusi.

    Saya kenal juga. Dia orangya kritis. Sangat pelit untuk memuji. Mengkritik, ya! Orang bisa merah padam mukanya mendengar kata-katanya yang pedas. Waktu saya Ketua OC Kongres Internasional Kebudayaan Dayak I di Bengkayang, 2017, Namsi salah satu bintang. Di seminar, asal dia yang pegang mik, orang-orang gemetar!

    Namun, Namsi amat menghargai literasi. Buku-buku saya telah banyak jadi koleksinya. Saya memasukkannya ke dalam salah satu tokoh buku 101 Tokoh Dayak, jilid 3. Memang pantas dan layak. Untuk menghormatinya, meski saya lebih tua secara usia, saya selalu menyapa Namsi, “Abang!” Sebaliknya, dia nyapa saya begitu juga.

    Image In1 1
    Saya dan Namsi pada suatu sesi.

    Buku sebagai Kado

    Kembali ke laptop!

    Buku sebagai kado memang telah lama saya impi-impi. Namsi satu contoh hidupnya. Kita biasa dengar istilah ini,

    “Jangan beri ikan, berikan pancing!”

    Betapa sering kita mendengar ungkapan ini. Artinya, jangan memberikan kepada seseorang sesuatu yang sudah jadi, sebab pemberian itu akan habis dikonsumsi, atau dalam waktu dekat akan habis. Selain itu, pemberian yang cuma-cuma sering kurang dihargai.

    Dengan demikian, memberikan sesuatu yang sudah jadi kurang mendidik. Karena itu, berikanlah kepada seseorang sesuatu yang tidak mudah habis. Dengan pemberian itu, seseorang menjadi kreatif, bahkan bisa jadi dapat menghasilkan sesuatu berlipat ganda.

    Terkait kebiasaan menghadiahkan kepada seseorang/lembaga pada saat tertentu, misalnya perayaan ulang tahun, peresmian, pindah rumah/kantor, tahun baru, atau semacamnya; mengapa yang diberikan selalu benda bukan buku? Mengapa tidak mulai membiasakan memberikan kado buku?

    Buku sebagai kado dapat menjadi awal menumbuhkan minat baca.

    Tujuan memberikan hadiah kepada seseorang, tentu saja, supaya yang bersangkutan merasa senang. Atau ingat akan siapa yang memberikan hadiah kepadanya. Ini kalau hadiah yang diberikan berkenan. Kalau tidak? Bukan saja pemberian itu akan ditampik, tapi bisa jadi si pemberi justru dianggap melecehkan, atau menghina. Akibatnya, hubungan baik atau kedekatan yang coba dibangun, malah menuai sebaliknya. Tujuan memberikan hadiah tidak mencapai sasarannya.

    Tips Memilih Buku untuk Kado

    Ada banyak buku di pasaran. Namun, tentu saja, tidak semuanya cocok untuk dijadikan hadiah. Bagaimana menentukan buku yang akan dihadiahkan? Dan bagaimana supaya hadiah buku berkenan pada si penerima?

    Agar hadiah mencapai sasarannya, sebaiknya si pemberi hadiah:

    1. Mengetahui betul kesukaan si penerima, dia suka buku jenis apa? Apakah ia menyukai jenis buku fiksi atau nonfiksi? Cara mengetahui kesukaan dan kebutuhan si penerima, dapat ditanyakan melalui orang-orang dekatnya.
    2. Mengetahui buku jenis apa yang diperlukan dan diinginkan oleh si penerima. Kalau seorang dokter, mungkin saja ia sudah mempunyai koleksi buku-buku kedokteran yang tidak saja lengkap, tapi juga terbitan terkini dan mahal. Jangan sampai pemberian kita jadi mubazir karena memberikan sesuatu yang sudah ia miliki. Karena itu, sebelum memberikan hadiah buku, sebaiknya dipastikan dulu buku jenis apa yang belum dipunyai si penerima hadiah.
    3. Buatlah catatan, atau oret-oretan. Kata-kata bijak dari tokoh tertentu sangat penting dikutip. Hal ini bukan saja mengingatkan, namun bisa menjadi suluh bagi si penerima untuk meniti jalan kehidupannya yang masih panjang. Misalnya, “Book is Wings”, “Buku Jendela Dunia,” “Buku Teman yang tak Pernah Bohong”.

    Menjadikan buku sebagai kado telah dilakukan orang tertentu. Namun, belum luas, apalagi membudaya. Suatu hari, tentu jadi kebiasaan.

    ***

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita