Buruh PT Duta Palma Group Mogok 19 Hari Dibiarkan Tiba-tiba Bawa Pasukan Polisi, Yakobus Menyesalkan Pemda Bengkayang & Sambas Harus Bertanggung Jawab
Jagaoi Babang Bengkayang, detikborneo.com – Polemik berkepanjangan aksi unjuk rasa 19 hari dan mogok kerja buruh PT. Duta Palma Group di Jagoi Babang terkesan ada pembiaran dan sengaja hingga terjadi insiden pada hari Sabtu (19/8/2023) pukul 17.00 WIB.
Kasihan benar nasib buruh ini maksud hati ingin memperjuangkan haknya yang diabaikan oleh pihak perusahaan malah ambil jalan pintas dan Lapor Polisi untuk menangkap pelaku aksi tapi naas pasukan hanya kurang lebih 200 orang lari kocak kacir dihadang buruh berjumlah hampir sepuluh ribu. Sehingga pulang ke markas naik bus ekonomi.
Puncak keributan berawal dari pihak aparat yang menembakkan gas airmata dan peluru karet membuat para buruh marah ikut melempar barang seadanya hingga membuat pornasi aparat bubar dan kabur menyelamatkan diri.
Kendaraan mobil dan motor yang tertinggal tak ayal lagi menjadi amuk masa digulingkan buruh yang marah bahkan kantor utama PT. Dulta Palma juga ikut dirusak berikut bus Kendaraan Polisi.
Sekjen Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) menyesalkan atas kejadian ini dimana pihak pemda Bengkayang dan Pemda Sambas tidak serius menyelesaikan pokok permasalahan tuntutan buruh terkesan membiarkan, akhirnya yang rugi kita semua dan harus bertanggungjawab, ucap Yakobus Kumis.
Supaya kasus ini cepat diatasi dan ada penyelesaian Yakobus Kumis meminta pihak Pak Kapolda Kalbar turun tanggan karena kecewa atas tidakan Kapolres Bengkayang ambil resiko membenturkan anak-anak Brimob dan buruh sama-sama pasti ada orang Dayak, padahal bisa dinegosiasikan dengan baik bukan malah menyerang dengan Pasukan, sesal Yakobus.
Menanggapi atas insiden ini pihak Polda Kalimantan Barat menyampaikan rilis sebagai berikut:
“Iya, memang benar bahwa saat Polres Bengkayang mengamankan aksi unjuk rasa di PT Duta Palma Grup telah terjadi gesekan antara Pengendali massa Polres Bengkayang dan massa unras, namun demikian kami telah membentuk Tim Khusus untuk menyelidiki kejadian tersebut yang terdiri dari unsur pengawasan (APIP ) yaitu dari Itwasda dan Propam,” ungkap Irjen Pol Pipit Rismanto.
Menanggapi beredarnya vidio tentang penanganan unras oleh polres Bengkayang, Kapolda juga menegaskan bahwa video yang tersebar di berbagai platform media sosial, agar disikapi dengan bijak dan tidak langsung menyalahkan salah satu pihak, mengingat potongan-potongan vidio yang beredar saat ini tidak dapat menjelaskan secara runtut kejadian sebenarnya.
Sebelumnya aksi demonstrasi karyawan PT Duta Palma Grup berawal dari mogok kerja yang sudah berlangsung sejak dua pekan lalu, karyawan mengajukan sembilan tuntutan kepada perusahaan terkait hak normatif para buruh perkebunan mulai dari tuntutan upah sesuai UMK, upah lembur hingga pesangon bagi pensiunan dan penyediaan bis angkutan anak sekolah dan air bersih. Persoalan ini sendiri sedang sudah masuk penanganan Disnakertrans Sambas dan Bengkayang dan telah dilakukan sejumlah mediasi namun belum menemukan titik temu, untuk itu Menurutnya persoalan ini akan dibawa ke tingkat provinsi sebagai solusinya.
“Terhadap cuplikan-cuplikan vidio yang beredar saat ini, tolong jangan dijadikan sebagai dasar untuk memvonis siapa yang salah dan siapa yang benar, sebab saya yakin bahwa pasti semua pihak berharap bahwa permasalahan yang menjadi akar persoalan saat ini bisa diselesaikan dengan cara yang baik dan damai, yang jelas tolong percayakan penanganannya pada kami, persoalan ini akan kami bawa ketingkat Provinsi untuk segera dicari solusinya, apalagi menyangkut kesejahteraan masyarakat dalam hal ini karyawan, Insyaa Allah segera kami selesaikan dengan baik karena saya yakin masyarakat kalimantan barat ingin semua persoalan dapat diselesaikan secara damai dan kembali kondusif namun tolong mari kita sama-sama menahan diri dan tidak terprovokasi dengan informasi-informasi yang belum ada kejelasannya, yg saat ini beredar dimedia- media sosial,” pungkas Irjen Pol Pipit Rismanto (Sumber: bayangkarapos.com /bajare007)