27.4 C
Singkawang
More
    BerandaBeritaGua Maria Paramba Ambalau

    Gua Maria Paramba Ambalau

    | Penulis: Jonison

    Gua Maria Paroki Ambalau merupakan satu-satunya tempat wisata rohani bagi umat Kristiani di Kecamatan Ambalau.

    Gua Maria ini terletak di sungai kecil bernama Sungai Kantuk Desa Nanga Ambalau Kabupaten Sintang Kalbar.

    Dari Pusat Paroki atau dari ibu kota kecamatan kira-kira 10 – 25 menit menggunakan kendaraan air sampai pusat desa. Dari pusat Desa Nanga Ambalau ditempuh melalui jalan setapak sekitar 13 menit sampai ke lokasi.

    Ketika tiba di lokasi gua, kita disambut oleh suasana alam yang sangat nyaman dan sejuk.

    Gemuruh percikan air terjun yang jatuh menimpa bebatuan adalah suara khas musik alami.

    Pepohonan yang rindang dan asri adalah pertanda bahwa wilayah di sekitarnya jarang terjamah oleh tangan-tangan manusia usil.

    Benar – benar sebuah tempat wisata rohani untuk merenung keagungan Sang Pencipta alam semesta apalagi di dukung dengan keberadaan Gua Maria, sungguh sebuah lokasi dengan perpaduan tak terkira.

    Pak Roberkat, S.Pd., seorang guru SD, yang merupakan salah satu pelaku utama pembangunan Gua Maria sekaligus Ketua DPP pada saat itu berusaha menjelaskan dengan beberapa catatan-catatan kecilnya.

    Berawal sejak kedatangan seorang Imam CM, Pastor VALENTINO BOSIO CM. (berkebangsaan Italia), Gua Maria Sungai Kantuk dibangun.

    Pada waktu itu pastor dan beberapa umat sering bermain sepak bola di lapangan bola yang terletak di sisi kanan Sungai Kantuk.

    Usai bermain bola adalah sebuah kebiasaan langsung menuju air terjun yang terletak di sebelah timur lapangan untuk melepas lelah dan sekadar mandi.

    Jarak dari lapangan bola menuju lokasi air terjun berkisar 200-300 meter.

    Melihat keindahan lokasi air terjun, timbul gagasan Pastor dan beberapa umat untuk membangun Gua Maria di sebelah kiri air terjun.

    Maka beberapa waktu kemudian, Pastor Paroki berkumpul bersama umat Katolik stasi Ambalau.

    Pada saat itu ketua Badan Pengurus Umat Katolik (BAPUK) sekarang disebut stasi, dijabat oleh Pak Baltazar, Ketua Dewan Paroki (DPP) dijabat oleh Pak A.N. Roberkat.

    Dalam pertemuan dibahas dan dibentuk panitia pembangunan Gua Maria yang berlokasi di air terjun Sungai Kantuk di lahan kebun karet milik Pak Paulus Dhiki seorang guru PNS dari NTT.

    Panitia yang diketuai oleh M. Gapur, sekretaris Harsono Pahtak Tunjung Duhung, dan bendahara pak Mukarab, dengan anggota beberapa umat Katolik Nanga Ambalau dan para Ketua BAPUK se-Paroki Ambalau.

    Pada bulan Juni 1992 mulailah panitia bergerak dengan mengedarkan proposal permintaan sumbangan dana ke setiap BAPUK dan perusahaan – perusahaan yang beroperasi di wilayah Paroki Ambalau.

    Pak Roberkat menjelaskan “Arsitek pembangunan Gua Maria adalah beliau sendiri, pak Amat Joko Susilo (muslim) dan Pak Mudin. Kemudian dibantu oleh pak Silvanus dari Sintang yang sengaja didatangkan oleh Pastor Valentino untuk menyempurnakan model dan bentuk gua.

    Setelah bangunan gua selesai, Pastor Valentino memesan Patung Bunda Maria dari Jawa, sumbangan dari seorang Tionghoa, teman akrab Pastor Valentino, lalu dikirim ke Pontianak dan dibawa oleh Pak Y. Ritih Antang ke Nanga Ambalau.

    Setelah Patung Bunda Maria di tempatkan di dalam Gua sering terpercik air terjun Sungai Kantuk, sehingga di buat kotak kaca untuk pengamanannya.

    Seiring perjalanan waktu, lantai Gua Maria yang disusun dari batu alami dan semen retak di sana sini terimbas percikan air terjun saat air sungai pasang.

    Kembali Pak Roberkat menjelaskan “Bangunan gua belum maksimal”. Rencana semula akan dibuat semacam tembok atau bendungan di bagian hulu air terjun, dengan tujuan jika air sungai pasang tidak akan merembet ke arah Gua, juga untuk menghindar pepohonan rapuh atau sampah menimpa lantai Gua.

    Pak Roberkat berharap semoga suatu saat ada perhatian khusus untuk menyempurnakan bangunan gua dan sekitarnya termasuk tempat duduk di bawah pohon menghadap Gua.

    Tahun 1994, Bapak Uskup Sintang Mgr. Agustinus Agus Pr. datang ke Paroki Ambalau, dalam acara ramah tamah di hadapan umat Katolik Stasi Ambalau. Uskup menyampaikan bahwa pusat paroki dipindahkan ke Nanga Kemangai dengan alasan agar lebih dekat dengan pusat pemerintahan.

    Keesokan hari diadakan acara peresmian Gua Maria Paroki Ambalau. Penandatanganan dilakukan pada sebuah papan kayu tebelian yang dipasang di dekat gua Maria.

    Gua Maria Paroki Ambalau hingga saat ini selalu dikunjungi oleh Umat Katolik tidak hanya dari Paroki Ambalau tetapi juga dari Paroki Serawai, secara khusus saat dimulainya pembukaan dan penutupan Bulan Maria atau bulan Rosario.

    Pastor Kepala Paroki Ambalau RD. Markus Soje, dalam pesan WA kepada penulis mengatakan “Per Mariam Ad Jesum… (Melalui Bunda Maria untuk sampai kepada Tuhan Yesus) dan Gua Maria sebagai salah satu tempat devosi kepada Bunda Maria”.

    Atas nama Ketua DPP saat itu dan

    pribadi, pada kesempatan ini “Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Almarhum Pastor Valentino Bosio CM, para ketua BAPUK dan Umat Katolik se-Paroki Ambalau, serta umat Katolik Stasi Ambalau khususnya, yang telah mendukung dan menunjang kami dalam pembangunan Gua Maria, yang merupakan satu-satunya tempat wisata rohani di kecamatan Ambalau” tutup pak Roberkat.

    ***

    Nara sumber: A.N. Roberkat

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita