| Penulis: R. Masri Sareb Putra
Jangan banyak waktu untuk tidur. Cukup 4-7 jam/ dari 24 jam. Margaret Thatcher, ketika menjadi Perdana Menteri Inggris (1979-1990) tidur hanya 4 jam saja cukup. Ini kuncinya produktif. Dan tetap bugar.
Kronos dan kairos. Dua macam waktu. Kronos adalah waktu berjalan, ditakar dengan alat seperti detik, dengan 2 x 12 jam, siang dan malam. Ia tak pernah surut ke belakang dan terus mendetakkan tanda ke muka. Sedangkan kairos adalah waktu dari sisi kualitas.
Keadilan Tuhan nyata dalam waktu. Setiap orang dianugerahi-Nya waktu sama. Tapi mengapa ada yang produktif dan belum produktif?
Dalam hidup sehari-hari, kita melihat ada orang yang sangat produktif. Ia kreatif dan produktif. Dapat melakukan apa saja, padahal yang bersangkutan juga sama sibuknya seperti kebanyakan orang.
Apa kunci rahasianya? Ternyata, yang bersangkutan berhasil karena dapat dan sanggup mengatur waktu. Dalam istilah kerennya, yang bersangkutan menerapkan time management dengan tepat.
Margaret Thatcher, ketika menjadi Perdana Menteri Inggris (1979-1990) menggunakan waktu secara sangkil dan mangkus. Seperti dicatat Wikipedia , “During her tenure as Prime Minister she was said to need just four hours’ sleep a night”.
Meski tidur hanya empat jam, toh Thatcher terbilang berusia panjang, 84 tahun. Bukti, tidur minimal 4 jam cukup. Asalkan tidur itu berkualitas. Begitu jatuhkan kepala ke atas lantai dan berbaring. Plek! Pulas. Tak terjaga. Hingga buka mata kembali.
Tidak banyak waktu Thatcher terbuang percuma. Hanya sedikit waktunya berada di garis nol. Thatcher lebih banyak menggunakan waktu untuk mengerjakan sesuatu yang mulia. Misalnya, memperbaiki dan meningkatkan perekonomian Inggris, selain aktif menyelesaikan masalah dunia, antara lain Perang Inggris dan Argentina karena masalah Falklands dan Perang Teluk.
Jadi, apa yang memampukan Thatcher berbuat lebih banyak dibandingkan orang kebanyakan? Jawabannya seperti judul artikel ini: manajemen waktu.
***
Bionarasi
R. Masri Sareb Putra, M.A., dilahirkan di Sanggau, Kalimantan Barat pada 23 Januari 1962. Penulis Senior. Direktur penerbit Lembaga Literasi Dayak (LLD). Pernah bekerja sebagai managing editor dan produksi PT Indeks, Kelompok Gramedia.
Dikenal sebagai etnolog, akademisi, dan penulis yang menerbitkan 109 buku ber-ISBN dan mempublikasikan lebih 4.000 artikel dimuat media nasional dan internasional.
Sejak April 2021, Masri mendarmabaktikan diri menjadi Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM), Institut Teknologi Keling Kumang.