| Penulis: Dr. Mugeni
Konon, dahulu ada seorang kaisar yang bijak bestari. Suatu saat, dia bermaksud mengangkat seorang penasihat kaisar yang paling dipercaya. Atas dasar rekomendasi dari berbagai pihak, Kaisar pun memanggil lima orang pengikut setianya ke istana, yaitu Culun, Culan, Ocon, Ucun, dan Fulan.
Baginda menyampaikan maksudnya kepada lima orang yang dipanggil bahwa satu orang di antara mereka akan diangkat menjadi pejabat istana yang paling dipercaya sebagai penasihat pribadi kaisar. Kelima orang itu pun senang sekali dan menyatakan siap mengabdi bila dipercaya.
Untuk memilih satu di antara lima orang itu, kaisar menguji mereka dengan membagikan masing-masing satu biji bibit tanaman. “Barangsiapa bisa menanam biji-biji ini tumbuh dengan baik dalam waktu tiga bulan maka dia yang akan saya pilih,” sabda Baginda.
Lima orang itu pun pulang dengan membawa biji bibit tanaman untuk mereka tanam di rumah masing-masing. Semuanya optimis bisa menanam bibit tanaman mereka dengan baik.
Setelah tiga bulan, sampailah waktunya mereka harus melaporkannya kepada Baginda Kaisar disaksikan seluruh pejabat istana. Setelah semuanya hadir, Baginda Kaisar pun mempersilakan mereka untuk melaporkan secara bergiliran.
Culun: “Lapor Baginda, saya telah berhasil menanam bibit tanaman yang Baginda bagikan dengan baik dan tumbuh dengan sangat subur. Silakan Baginda periksa,” kata si Culun meyakinkan.
Culan: “Yang Mulia, sungguh baik bibit yang hamba terima sehingga begitu hamba tanam dan pelihara secara rutin setiap hari, langsung tumbuh dengan subur, silakan Baginda periksa,” lapor si Culan penuh bangga.
Ocon: “Lapor Yang Mulia, bibit yang Baginda bagikan telah hamba tanam dan pelihara dengan baik dan hasilnya sungguh luar biasa, bisa tumbuh subur dengan cepat. Silakan Baginda periksa,” lapor Ocon tak kalah optimisnya.
Ucun: “Yang Mulia, sungguh menakjubkan bibit yang hamba tanam telah tumbuh dengan cepat dan sangat spektakuler serta dapat hamba pastikan sebagai yang terbaik dari yang lain,” lapor si Ucun dengan bangganya.
Fulan: “Mohon maaf Yang Mulia, hamba telah berusaha maksimal menanam bibit yang hamba terima, tetapi hamba telah gagal membuat Baginda bangga. Mohon maaf, hamba tidak bisa menyerahkannya pada Baginda,” lapor si Fulan sedih.
Baginda Kaisar pun berterima kasih kepada semuanya karena telah berusaha menanam bibit dengan baik dan telah melaporkan hasilnya. Menjelang pengumuman, semua yang hadir bertanya-tanya dan para kandidat berdebar-debar, siapakah yang akan dipilih.
Betapa terkejutnya semua yang hadir ketika diumumkan bahwa yang terpilih adalah si Fulan. Banyak yang menyebutnya sebagai keputusan yang aneh, tidak adil, pilih kasih, dan tidak sesuai fakta.
Untuk menghentikan kegaduhan, akhirnya Baginda Kaisar pun bersabda:
“Baiklah, saya jelaskan kepada kalian yang hadir kenapa saya memilih si Fulan. Ketahuilah bahwa lima biji bibit tanaman yang telah saya bagikan kepada lima kandidat itu telah saya rebus sampai matang. Jadi, walaupun dipupuk dan dipelihara siang malam, bibit itu tidak mungkin tumbuh. Kalian sekarang tahu siapa yang pantas menjadi pejabat yang paling dipercaya Kaisar. Kalian juga tahu apa hukuman bagi yang membohongi Kaisar.”
Good morning. Selamat pagi!
***
Sumber gambar: https://beritajowo.com/images/2018/03/18/mahkota-6-130912.jpg
Bionarasi
Dr. H. Mugeni, S.H., M.H. lahir pada 4 Juli 1959 adalah seorang tokoh literasi di Kalimantan Tengah, dan dahulu pernah menjadi seorang birokrat. Jabatan yang pernah ia emban salah satunya adalah sebagai Penjabat Bupati Barito Selatan pada 2016–2017.
Kini menikmati hidup yang lebih hidup di perkebunannya di Sukamara, sembari giat berliterasi. Ia ketua Komunitas Penulis Lembaga Literasi Dayak.