30.7 C
Singkawang
More
    BerandaBeritaMafia Covid-19 di Pemakaman TPU CIKADUT Bandung

    Mafia Covid-19 di Pemakaman TPU CIKADUT Bandung

    Bandung, detikborneo.com – Perkenalkan, saya Yunita Tambunan, putri kandung dari Pak Binsar Tambunan (mama saya Nelly br Sitorus alm ) tinggal di Jl. Teraso No. 15 Bandung. Papa meninggal karena Covid-19 di Rumah Sakit Sentosa Bandung, hari Selasa, 06 Juli 2021 Pkl. 10.30 WIB dan dimakamkan ke TPU khusus Covid-19 di TPU Cikadut hari itu juga..

    Yang mau saya ceritakan disini adalah :

    Waktu saya datang ke TPU Cikadut mengurus rencana pemakaman papa saya, saya di datangi oleh Pak Redi, Koordinator C TPU Cikadut. Dia minta uang Rp 4.000.000,- untuk biaya pemakaman papa. Dia bilang bahwa liang lahat sdh di siapkan.

    “Saya bertanya., kenapa saya harus bayar pak?”.

    Pak Redi mengatakan bahwa : “Kalau non muslim tidak ditanggung pemerintah.” .

    Karena waktu suda semakin mendesak, saya minta keringanan sama beliau, alasannya saya sampaikan kepada pak Redi, Pak kiranya punya hati sama saya pak karena saya tidak menginginkan papa saya meninggal karena covid 19 apalagi sekarang ada PPKM Darurat sehingga pendapatan kami berkurang serta biaya hidup tinggi.

    Akhirnya, adik saya menawar harga menjadi Rp 2,8 jt. Lalu aku menawar harga jadi Rp 2 jt. Lalu salah seorang rekan pak Redi nyeletuk: Biar ibu tahu, kemarin aja bu ada nasrani bayarnya sudah 3,5 jt.

    Akhirnya, saya setuju bayar Rp 2,8 jt tetapi minta ditulis dikwitansi serta dirinci. Lalu pak Redi, bilang kalau pemakaman malam tidak ada kwitansi. Lalu saya minta supaya di tulis di kertas putih aja pak serta dirinci Rp 2,8 jt itu biaya apa saja, nama yang meninggal, dan tanda tangan beliau, serta nama jelas pak Redi, dan jabatan bapak dan serta no HP nya. Lalu kuitansi diberikan dengan rincian:

    1. Biaya gali : Rp 1,5 juta
    2. Biaya pikul : Rp 1 juta
    3. Salib : Rp 300.000,-
      Total : Rp 2.800.000,-

    Saya katakan : “Siapa tahu saya perlu kontak bapak untuk melihat kuburan papa saya di TPU cikadut,” dia pun mencantumkan No HP nya.

    Sesudah dibawa ke liang lahat tim gali kubur bertanya sama saya yang pakai baju APD : “Bu, saya dengar ada 4 orang non muslim yg meninggal katanya ada yang belum bayar satu orang, apakah keluarga pak Binsar Tambunan yang belum bayar bu, maaf ya kalau tersinggung?”

    Saya dan adik bilang sudah dibayar di bawah pa di kantor, “Oh…,” kata tukang gali kubur yang pakai baju APD sambil mengucapkan terima kasih.

    Setelah selesai pemakaman beberapa tukang gali kubur yang pakai baju APD lain menyerbu kami dan meminta tambahan uang. Karena mereka perlu beli vitamin katanya. Adikku di datangi beberapa orang gali kubur kecuali aku menghindar. Lalu terpaksa akhirnya dikeluarkan dana Rp 50.000 lagi selain membayar uang parkir Rp 10.000,-

    Demikian kisah saya yang sangat memilukan. Setelah saya di timpa kemalangan. Ternyata di TPU Covid-19 Cikadut Bandung ada praktek Pungli untuk pemakaman yang meninggal, terutama Non Muslim. Apakah demikian peraturannya. Mohon pencerahan. Terlampir foto kwitansi, dan dokumen lainnya.

    Terima kasih
    Salam,
    Yunita Tambunan

    Bagaimana kehidupan di negeri ini jika masih ada diskriminasi dan harus membayar uang dizaman susah. Perilaku tidak adil ini akan terus berlanjut jika pemerintah daerah tidak tegas dan akan banyak korban baru yang terjadi. (Bajare007)

    ***

    detikborneo.com – Senin, 12 Juli 2021, 14.43 WIB

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita