Singkawang, Detikborneo.com – Mahasiswa Program Studi Manajemen dari Institut Shanti Bhuana melakukan company visit ke PT. Singka Sinye Agrotama, perusahaan yang bergerak dalam produksi pupuk organik dengan bahan baku utama kotoran ayam, Sabtu (2/12/2023).
PT. Singka Sinye Agrotama (SSA) yang berlokasi di Singkawang menjadi tujuan utama kunjungan ini untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa mengenai manajemen operasional dan proses bisnis dalam industri pertanian.
Kunjungan ini melibatkan dua tim mahasiswa yang berfokus pada aspek berbeda dari produksi pupuk organik. Tim produksi bertanggung jawab untuk memahami secara detail proses produksi, mulai dari pengumpulan bahan baku hingga pengemasan produk akhir. Sementara itu, tim quality control ditugaskan untuk mendalami aspek kualitas dalam setiap tahap produksi.
Proses produksi dari PT.Singka Sinye Agrotama itu sendiri, diawali dengan pengumpulan bahan baku utama yaitu kotoran ayam, bahan baku dari PT. SSA diperoleh dari perternakan ayam yang mereka kelola sendiri. Dengan total sekitar 800.000 ekor ayam ternak yang mereka miliki itu sudah mencukupi pasokan bahan baku utama mereka.
Proses selanjutnya ialah, pengelolaan bahan baku dengan permentasi selama 1-2 minggu ke dalam kolam yang sudah disediakan, agar kotoran tersebut bisa kering dengan baik. Setelah itu bahan baku dicampurkan bersama dengan tanah yang mengandung humus.
Selanjutnya bahan yang sudah dicampur di masukan kedalam mesin menggunakan alat berat Bulldozer. Bahan baku kemudian melalui mesin pemanas agar baketri-bakterinya mati. Kemudian melalui proses pendinginan dan pengayakan dengan ukuran 2-5 mm.Selanjutnya pupuk yang sudah sesuai ukuran di kemas menggunakan karung dengan berat 40-50 kg.
Sementara proses quality control di PT.Singka Sinye Agrotama terdiri dari beberapa proses, proses pertama ialah, memastikan bahan baku yang akan diproduksi sudah melalui proses permentasi dan sudah memenuhi standar produksi, selanjutnya memastikan butiran-butiran pupuk yang sudah jadi sesuai ukuran yang ditentukan, yaitu ukuran 2-5 mm, jika ada yang melebihi atau pun kurang dari ukuran yang di tentukan, pupuk di olah kembali lagi.
Dalam proses pengemasan pupuk, berat dari pupuk sengaja dilebihkan karena berat pupuk akan menyusut seiring waktu.
Proses uji laboratorium untuk memastikan komponen yang diperlukan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dilakukan dilaboratorium balai tanah dan sucofindo.
Sebagai tambahan, dalam suasana kunjungan yang penuh antusiasme, diadakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) antara Institut Shanti Bhuana dan PT. Singka Sinye Agrotama. MOU ini mencakup kerja sama dalam berbagai bidang, termasuk pertukaran pengetahuan, penelitian bersama, dan peluang magang bagi mahasiswa.
Dalam pernyataan bersama, perwakilan dari kedua belah pihak menyampaikan komitmen mereka untuk saling mendukung dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keberlanjutan dalam industri pertanian, khususnya dalam produksi pupuk organik.
Kunjungan ini tidak hanya menjadi peluang pembelajaran bagi mahasiswa tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih erat antara dunia pendidikan dan industri.
Diharapkan bahwa kerja sama yang terjalin melalui MOU ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi kedua institusi serta mendukung pengembangan industri pertanian yang berkelanjutan di daerah.
| Penulis: Selvinus Yeri
Mahasiswa Institut Shanti Bhuana (ISB), Program Studi Manajemen