28.8 C
Singkawang
More
    BerandaPolitikMakan Siang Yang Tidak Biasa

    Makan Siang Yang Tidak Biasa

    Picture1

    | Penulis : Hertanto, S.Th., MACM, M.I.Kom., M.Pd.

    Sebagaimana diberitakan, Presiden Joko Widodo mengundang ketiga bakal calon presiden, yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta hari ini, Senin, 30 Oktober 2023. Makan siang yang tidak biasa itu menjadi sebuah tanda. Tanda yang bisa dimaknai beragam oleh berbagai kalangan. Ada yang berkomentar positif, namun tidak sedikit berkomentar negatif.

    Seperti diketahui bersama bahwa Joko Widodo adalah kader dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang kemudian menurut Ketua Umumnya, beliau lahir dan dibesarkan di partai tersebut; partai yang notebene mengusung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Di sisi lain, ada Anies Baswedan yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan selama dua tahun dalam Kabinet Kerja 2014-2019. Ia resmi diberhentikan Jokowi dalam perombakan kabinet jilid dua, pada 27 Juli 2016. Anies sendiri saat ini berpasangan dengan Muhaimin Iskandar. Sementara itu ada Prabowo Subianto yang pada periode sebelumnya menjadi rival Joko Widodo saat pemilihan Calon Presiden hingga dua kali menelan kekalahan dan saat ini masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan; pada pesta demokrasi nanti dipasangkan dengan Gibran Rakabuming Raka yang semua orang tahu bahwa beliau adalah putra sulung Presiden Joko Widodo.

    Dilansir dari CNBC terbitan tanggal 24 September 2023, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan 128 kursi dan Partai Persatuan Pembangan (PPP) dengan 19 kursi dan partai non parlemen yakni Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) serta Partai Persatuan Indonesia (Perindo), sementara Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar didukung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dengan 59 kursi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan 58 kursi dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan 50 kursi, sedangkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dengan 78 kursi, Golongan Karya (Golkar) dengan 85 kursi, Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 44 kursi dan Partai Demokrat dengan 54 kursi.

    Tentunya beberapa partai non parlemen turut menyemarakkan pesta demokrasi ini dengan mendukung pilihan mereka dari ketiga calon pasangan tersebut yang menurut banyak pengamat politik akan membuat kontestasi Pemilu 2024 diperkirakan semakin berwarna.

    Sebelumnya masyarakat dipertontonkan oleh endorsemen yang dilakukan oleh Jokowi kepada sejumlah tokoh. Sebut saja kepada Ganjar Pranowo. Meskipun tidak secara langsung menyebut nama, namun Jokowi melontarkan kode soal calon pemimpin dalam acara relawan di Stadion Gelora Bung Karno akhir tahun 2022. Menurutnya, pemimpin yang berpikir dan bekerja keras untuk rakyat bisa saja rambutnya memutih. Siapa pun dapat menebak bahwa yang dimaksud Jokowi adalah Ganjar Pranowo, yang bukan kebetulan rambutnya Ganjar Pranowo memang putih dan rambut putih itu telah menjadi ciri khas Ganjar Pranowo.

    Pasca batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20, Jokowi kembali melontarkan endorsemen kepada tokoh lainnya. Dalam sebuah acara di Senayan, justru Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang tegas dan berani. Sekali lagi Jokowi tidak menyebut nama, namun tegas dan pemberani adalah karakter yang sangat identik dengan sosok Prabowo Subianto.

    Meskipun Jokowi menolak bahwa itu sebuah bentuk dukungan, namun fenomena tersebut menjadi perbincangan publik: kemana arah dukungan Jokowi? Bahkan Puan Maharani, anak dari Megawati selaku Ketua Umum PDIP meminta wartawan agar menanyakan langsung ke Jokowi mengenai dukungan tersebut. Apakah masih mendukung Ganjar Pranowo atau tidak? Hal ini pun terjadi setelah Mahkamah Konstitusi mengabulkan salah satu gugatan perubahan syarat bakal calon presiden dan wakil presiden yang memungkin untuk Gibran Rakabuming Raka maju berkompetisi di Pilpres 2024 sebagai salah satu bakal calon wakil presiden. Isu merenggangnya hubungan Jokowi dengan PDIP dan berbagai persoalan lainnya membuat dinamika politik semakin menggeliat. Bukan hanya terjadi di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), namun partai-partai lainnya pun memiliki dinamika meskipun warna dinamikanya berbeda.

    Hari ini, menjadi fakta menarik bagi masyarakat Indonesia. Makan siang yang tidak biasa itu pun dipertontonkan oleh Jokowi. Apakah hal ini menunjukkan bahwa Jokowi hendak menyampaikan kepada publik bahwa ia, sebagai seorang presiden harus bersikap netral? Ataukah memang ini cara Jokowi menjawab semua pertanyaan yang muncul akibat perubahan-perubahan yang terjadi dalam dinamika politik tanah air akhir-akhir ini?

    Hanya makan siang yang tidak biasa inilah sebagai respon dari Jokowi menjawab tudingan miring yang ditujukan padanya.

    Sebagai salah satu penikmat dinamika politik (jangan disebut pengamat), hanya bisa berharap bahwa pesta demokrasi yang akan dipertontonkan bulan Februari 2024 mendatang memang benar-benar menjadi sebuah PESTA yang memiliki roh demokrasi dan bukan PERSAINGAN yang meruntuhkan demokrasi itu sendiri.

    Hanya sebuah harapan pada makan siang yang tidak biasa…

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita