27.4 C
Singkawang
More
    BerandaSpiritualMembaringan Diri Lalu Tidur

    Membaringan Diri Lalu Tidur

    | Penulis: Pdt. Paran Sakiu, S.Th

    Tidur hanya sepatah kata. Kata yang mudah diingat. Kata ini di definisikan sebagai sebuah tindakan istirahat total dengan banyak manfaatnya. Istirahat total ini dilakukan oleh seseorang di suatu tempat yang nyaman atau di sembarangan tempat.

    Beristirahat total berarti tidak melakukan tindakan apa pun kecuali tidur. Tempat yang digunakan pada umumnya di ruangan tidur (kamar) lengkap dengan kasur, selimut, bantal dan alat pendingin seperti-Ac. Namun ada yang melakukannya di sembarangan tempat di kala kantuk datang, ada yang tidur di mobil, di kursi, di ruang tunggu, di kereta, di dalam pesawat dan lain-lain.

    Pada masa kini tidur seseorang menjadi terganggu. Hal ini sebabkan beberapa faktor. Faktor itu diantaranya adalah adanya persoalan kehidupan yang berat. Tuntutan pekerjaan. Sengaja menyibukkan diri dengan kegiatan yang tidak penting saat seharusnya tidur. Misalnya menonton TV, menonton Film bahkan bermain game. 

    Hari-hari belakangan ini kurangnya jam tidur tidak hanya melanda orang dewasa, melainkan juga anak-anak remaja. Banyak anak remaja mengorbankan jam tidurnya dengan memainkan games online. Orang tuanya tidur, anaknya bergadang hingga larut malam.

    Mereka yang tidak tidur saat seharusnya tidur adalah mereka yang tidak mengetahui manfaat dari tidur. Tidur yang cukup atau tidur yang berkualitas menjadikan tubuh menjadi segar bugar.

    Kerja otak pun menjadi maksimal. Tekanan darah akan stabil. Dapat memperlambat penuaan dini. Saat mengerjakan sesuatu menjadi cepat dan tepat. Masih banyak manfaat lain yang dapat kita gali dari tidur yang cukup dan berkualitas.

    Untuk itu ada baiknya kita mengusahakan tidur yang cukup dan tidur berkualitas. Tidur yang cukup dan berkualitas yang dimaksud adalah cepat tidurnya dan nyenyak adanya.

    Ada banyak cara yang dilakukan orang untuk mendapatkan tidur yang cukup dan tidur yang berkualitas. Ada yang menata ruangan tidur sebaik dan semenarik mungkin. Ada yang menggunakan terapi. Ada yang berkonsultasi ke psikologi. Ada yang menggunakan obat.

    Tidur yang cukup dan tidur berkualitas sesungguhnya tidak perlu melakukan hal-hal di atas. Siapa pun kita dianjurkan belajar dari Daud. Daud memiliki persoalan kehidupan yang berat. Anaknya Absalom tidak hanya merampas tahtanya melainkan juga hendak membunuhnya.

    Coba perhatikan apa yang ditulis Daud:” Aku membaringkan diri, lalu tidur” (Mazmur 3:6, 4:9) Apa yang menjadikan Daud memiliki tidur yang cukup dan tidur berkualitas? Jawabnya adalah Ia menjadikan Tuhan sebagai penopang hidupnya.

    Apakah kita sudah menjadikan Tuhan sebagai penopang dalam kehidupan ini? Jawaban atas pertanyaan tadi menentukan seperti apa tidur kita.

    Sumber gambar: https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQnpy6-9mM_nkyazTiDJqEsFsN4IT7iuMxfGg&usqp=CAU

    Bionarasi

    WhatsApp Image 2021 08 07 at 16.48.59

    Paran Sakiu, S.Th., dilahirkan di Mentonyek pada 19 Maret 1971. Guru PAK di SMPK Rahmani, pegiat literasi.

    Gembala Sidang GKRI Epifania Penjaringan, Jakarta Utara.

    Menulis dan menerbitkan buku:

    1. Menimba dari Sumur Yakub (Tangerang, 2019)

    2. Kumpulan Cerpen: Hari Terakhir (Tangerang, 2020)

    Aktif menulis untuk www.detikborneo.com.

    Menikah dengan Okseviorita dan telah dikarunia tiga orang anak, menetap di penjaringan, Jakarta Utara.

    ***

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita