28.5 C
Singkawang
More
    BerandaSpiritualMencium atas Dasar Kasih dan Kerinduan

    Mencium atas Dasar Kasih dan Kerinduan

    | Penulis: Pdt. Paran Sakiu, S.Th

    Mencium berasal dari dasar kata cium yang memiliki banyak arti. Pertama-tama menangkap bau dengan hidung. Kedua menghirup sesuatu dengan hidung untuk mengetahui baunya. Ketiga melekatkan hidung pada sesuatu. Keempat mendapat endusan, mengetahui. Kelima mencari keterangan dan sebagainya, mengusut. Keenam, menabrak, membentur, menubruk. Demikianlah yang disajikan oleh KKBI versi online.

    Penekanan kita ada pada pengertian ketiga yaitu melekatkan hidung pada sesuatu seperti pipi, tangan dan kening. Aktivitas mencium dapat dilakukan oleh semua orang tanpa mengenal usia, jenis kelamin, status sosial. Selain itu dilakukan kapan saja dan dimana saja.

    Sekalipun mencium dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja, bukan berarti tanpa norma dan tujuan. Mencium dengan sembarangan. Mencium dengan maksud yang salah. Mencium saat pandemi Covid-19. Mencium berlama-lama penuh dengan nafsu birahi di depan umum. Mencium seseorang dengan paksaan sehingga orang yang dicium marah. Mencium dengan maksud jahat seperti yang dilakukan Yudas Iskariot kepada Yesus Kristus (Luk. 22:47-48). Mencium yang demikian sangatlah beresiko.

    Baca juga: Tuhan Memberimu Telinga, Mendengarlah!

    Mencium sesuai norma dan tujuan yang benar dapat kita telusuri dalam Alkitab. Diantaranya saat Esau ketemu dengan adiknya Yakub (Kej. 33: 4). Saat Yusuf mencium saudara-saudaranya (Kej. 45:15). Saat seorang Ayah kepada anaknya yang sekian lama menghilang (Luk. 15:20). Saat Rasul Paulus menganjurkan jemaat yang ada di Roma untuk saling mencium sesuai budayanya (Rom. 16:16). Mencium yang demikian dilakukan karena kasih dan kerinduan satu terhadap yang lain.

    Mencium pasangan. Mencium orang tua. Mencium anak. Mencium cucu. Mencium sahabat. Bukanlah pelanggaran. Bukan juga sebagai sebuah dosa. Mencium yang dilakukan karena atas dasar kasih. Atas dasar sebuah kerinduan. Mencium atas dasar kasih dan kerinduan ada baiknya untuk dipertahankan dan dikembangkan. Yakini bahwa mencium atas dasar kasih dan kerinduan bukan saja berkenan kepada manusia melainkan juga kepada Allah.

    Baca juga: Membaringan Diri Lalu Tidur

    Pada masa pandemi Covid -19 ada baiknya aktivitas mencium dihindari. Apalagi yang tidak tinggal satu rumah. Tinggal satu rumah pun harus tetap waspada. Misalnya saat pulang dari pasar. Pulang dari tempat pekerjaan. Tahan saja. bersihkan badan. Yakin bahwa kita dan anggota keluarga kita sehat. Jika unsur ini terpenuhi bolehkah mencium. Bila tidak janganlah dilakukan.

    Sama seperti gereja di Indonesia tidak mengikuti anjuran Rasul Paulus yang menganjurkan: ”Bersalam-salamlah kamu dengan cium kudus…”. Pembatasan ini dilakukan karena tidak sesuai dengan konteks Budaya di Indonesia. Hal yang serupa mencium seseorang yang kita kasihi namun kita tidak tahu diri kita sehat bukanlah hal yang tepat. 

    Sumber gambar: https://www.liputan6.com/health/read/3600969/7-manfaat-ciuman-yang-bikin-kamu-makin-senang-mengecup-pasangan#

    ***

    Bionarasi

    paran

    Paran Sakiu, S.Th. dilahirkan di Mentonyek pada 19 Maret 1971. Guru PAK di SMPK Rahmani, pegiat literasi.

    Gembala Sidang GKRI Epifania Penjaringan, Jakarta Utara.

    Menulis dan menerbitkan buku:

    1. Menimba dari Sumur Yakub (Tangerang, 2019)

    2. Kumpulan Cerpen: Hari Terakhir (Tangerang, 2020)

    Aktif menulis untuk www.detikborneo.com.

    Menikah dengan Okseviorita dan telah dikarunia tiga orang anak, menetap di penjaringan, Jakarta Utara.

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita