28.5 C
Singkawang
More

    NTOWA

    | Penulis: Drs. Herys Maliki

    Borneo kaya aneka buah tropis. Banyak di antaranya, tidak ditemukan di tempat lain. Salah satu di antara yang langka itu: mentawa.

    Orang Jangkang, rumpun suku Bidayuh, menyebutnya: Ntowa. Di tempat lain, di belahan pulau Borneo, juga ada. Namun, dengan sebutan yang berbeda.

    Mentawa beda dengan nangka, yang memuculkan buah di batang atau di cabang. Pohon mentawa tinggi menjulang. Batang besar. Bercabang. Dan beranting. Nah, di ujung-ujung ranting itulah, terdapat buahnya.

    Daun mentawa lebar, bagai telapak jari tangan manusia. Orang Kalimantan kerap menggunakan daun mentawa kering untuk menaungi lada yang baru ditanam.

    Istilah umum/Bahasa Indonesia: Mentawa/Mentawak

    Nama Ilmiah/Latin                     : Artocarpus  Anisophyllus

    Mentawak ditemukan hampir di seluruh pulau Borneo. Tanaman ini tumbuh liar di hutan-hutan dan ada juga di pekarangan penduduk di pedalaman. Mentawak memiliki karakteristik pohon dengan tinggi mencapai > 20 m dan tajuk yang lebar. Daun menjari dan lebarnya seperti daun sukun ( Arthocarpus untilis),

    Bentuk buah bulat dengan berat buah 0,60 – 0,72 kg/buah,  lingkar buah 39 cm, diameter buah 12 cm, buah memiliki duri yang rapat, tumpul, keras, dan panjang. Kulit berwarna kuning kemerahan, daging buah berwarna orange dan rasanya manis. Buah Mentawak biasanya di manfaatkan sebagai buah segar, kulit biji berwarna putih dan biasanya  dioseng-oseng dan dikonsumsi sebagai makanan ringan.

    Buah Mentawa (Artocapus anysophyllus) adalah kerabat Nangka dan Cempedak yang langka. Mentawa tumbuh liar di hutan-hutan dataran rendah di Kalimantan dan menyebar hingga ketinggian 1.200 mdpl.

    Buahnya enak dan manis. Kulit buah berwana kuning. Daging buahnya berwarna jingga cerah dengan tekstur lumer seperti Durian. Namun, orang Kalimantan Barat menyukai mentawa yang mentah, bukan yang matang.

    Famili         : Moraceae (Nangka-nangkaan)

    Genus         : Artocarpus

    Aromanya lembut. Tidak kuat menusuk hidung, seperti cempedak. Daging buah mentawa yang manis dan harum mengandung karbohidrat hingga 92%, dan serat sekitar 2%. Kandungan lemak pada daging buah dan biji mentawa amat rendah. Kandungan proteinnya rendah, antara 3,5-7%.

    Sementara biji mentawa mengandung 40-60% karbohidrat, sekitar 17% serat, dan 10-13% protein. Biji mentawa jika dikupas, dimasak campur daun ubi tumbuk, alangkah enaknya.

    Kadang biji mentawa ini dimasukkan ke dalam tempoyak. Dimakan sebagai lauk, kawan nasi. Jika makan dengan lauk ini, mertua lewat pun tidak sadar.

    Penasaran? Coba saja!

    ***

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita