Jakarta, Detikborneo.com – Lewat akun Tiktoknya, Pangeran NBF mengatakan kata sepakat perdamaian dengan Pesulap Merah (Marcel Radhival) di Kantor Dewan Adat Dayak Jakarta Sesuai caption video itu dikutip Sabtu 15 April 2023. Dijelaskan, Pesulap merah sudah damai bersama dengan masyarakat adat Dayak, proses akan digelar pada tanggal 6 Mei 2023.
“Sudah clear, sudah damai,” tegasnya.
“Adil Kata’lino Bacuramim Ka’saruga Basengat Ka’jubata Aruss Arusss Arusss….” ujarnya dalam bahasa Dayak.
“Salam Budaya”
Sudah clear permasalahan dengan @pesulap merah official sudah ditangani oleh Dewan Adat. Selanjutnya akan diadakan proses adat tanggal 6 Mei 2023 di Rumah Adat Kalimantan Barat di TMII Jakarta Timur.
“Untuk semua saudara masyarakat adat Dayak yang mau tau lebih jelasnya bisa langsung komunikasi dengan pengurus Dewan Adat Dayak (DAD) DKI Jakarta,” tegasnya.
Yang mana sebelumnya telah terjadi percakapan via telpon antara pesulap merah (Marcel Radhival) dengan Eda Steven itu diunggah ke dalam akun YouTube pesulap merah official.
Video dengan judul ‘Luruskan Masalah Suku Dayak Itu Friendly’, Marcel kembali mengungkap bahwa video klarifikasinya belum lama ini malah dipakai untuk kembali menyudutkannya. Video itu dipotong seolah Marcel menantang suku Dayak.
Bahkan video Eda Steven Lalung, yang ingin bertemu dengan pesulap merah malah digoreng atau diedit menjadi, Eda Steven Lalung tak suka Marcel merendahkan Ida Dayak.
“Itu tidak benar sama sekali. Video Eda Steven Lalung tidak akan menyebut kata- kata itu, dan tidak ada kata-kata tantangan. Pak Eda hanya ingin bertemu saya,” ujar Marcel Radhival lagi.
Setelah pesulap merah melihat video itu dia langsung DM ke instagram Eda tersebut, namun tak dibalas.
Selanjutnya dia cari instagram Eda Steven yang lain, saat DM ternyata ada balasan dan Eda Steven mengirimkan nomor telponnya dan terjadilah komunikasi.
Nah, percakapan itu kemudian juga diunggah dalam video YouTube Pesulap Merah.
“Saya DM instagramnya, langsung gua kontak nomornya dan gua ngobrol asyik banget,” ujar Marcel.
Dalam percakapan itu Eda Steven Lalung mengakui memang banyak dukun-dukun yang selama ini mengaku-ngaku orang dayak.
“Padahal orang Dayak itu tidak pernah nyantet orang, kami hanya punya ilmu pengobatan,” tuturnya.
Dijelaskan Eda, orang Dayak itu sangat damai bahkan tidak boleh mengganggu orang.
“Dukun-dukun itu memanfaatkan, berkedok orang dayak,” tegasnya.
Eda menambahkan, dirinya tak pernah menyinggung Marcel. “Waktu itu saya kebetulan di Jakarta, di kebun bawang pelabuhan peti kemas. Hanya ingin ketemu,” jelasnya.
Eda akui bahwa videonya juga digoreng seolah dia marah dan menantang Marcel padahal sebenarnya tidak.
“Itulah tinggal kita menyikapi dan banyak-banyak sabar,” imbuhnya.
Eda hanya ingin mengedukasi bahwa stigma orang Dayak itu seram tidaklah benar.
“Orang Dayak itu tidak ada yang mau santet orang atau menyerang orang. Tidak ada itu,” tegasnya.
Disamping itu, soal ilmu pengobatan Eda juga mengungkapkan bahwa tidak semua orang Dayak memiliki kemampuan seperti itu. Hanya orang-orang tertentu saja.
Eda mengakui sebagai orang Dayak marga Makyan, separonya dari dataran Tibet dahulu kala.
Ibu Ida Dayak tak ada jualan minyak (online) tapi semua orang di Indonesia ini cari minyak (Ibu ida). Orang di Indonesia ini banyak yang mau beli. Dan itu dimanfaatkan orang yang cari keuntungan,” jelasnya.
“Mereka mau pakai label Dayak. Padahal orang dayak ndak ada pakai mahar, orang minta duit sekian juta-juta, ilmu kami akan musnah kalau minta uang,” ungkapnya.
Mengenai Tatto, Eda juga mengatakan untuk suku Makyan seperti dirinya polos tak ada tatto sedikit pun.
“Mungkin dia ada turunan raja, pakai tatto. Tapi bagi mereka yang bukan ada keturunan itu, mungkin baginya sangat bermakna. Bagi saya itu hanya hiasan saja,” pungkasnya. (Ib/Rd)