Jakarta, detikborneo.com – Tito Karnavian berterima kasih atas kunjungan Marthin Billa Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jumat (18/03/2022).
Permohonan maaf juga disampaikan Tito yang tidak bisa hadir dalam Pelantikan Pengurus MADN yang dilaksanakan pada bulan November Tahun lalu.
“Saya sudah berpakaian lengkap siap hadir dan berangkat tapi ada panggilan dari istana, mohon maaf terpaksa kegiatan yang lain jadi nomor dua,” kisah Tito.
Dalam sesi perkenalan Tito Karnavian sempat berseloroh, “saya serba salah dan sungkan ini mau menyebutkan dihadapan saya ada Presiden, masalahnya saya menteri takut nanti dianggap berpindah,” disambut ketawa semua tamu dalam ruangan Gedung Aula Lantai 2(Dua) Kementerian Dalam Negeri jalan Merdeka Raya.
Rombongan yang hadir ikut serta Marthin Billa berkunjung adalah: Tamunan Kiting Anggota Dewan Pertimbangan MADN, Alue Dohong Ketua Dewan Pakar MADN, Yakobus Kumis Sekjen, Mikhael Pai Bendum/ Mewakili DAD Kaltara, Jakius Sinyor Ketua DAD Kalbar, Zainal Arifin Ketua DAD KALTIM, Abdul Kadir Ketua DAD Kalsel, Thoesang Asang Perwakilan DAD Kalteng/ Bidang Kebudayaan dan Pariwisata MADN, Lawadi Nusah Sekum DAD DKI Jakarta, Decky Samuel Perwakilan Pemuda Dayak Kalimantan, Yosita Wisman Perwakilan Perempuan Kalimantan dan N.Ch Saiyan Tokoh Spiritual Dayak Kalimantan.
Hadir juga H. Aji Muhammad Jarnawi, Kesultanan Paser dan Gusti Addy Rachmany mewakili Sultan Banjar yang berhalangan hadir karena ada tugas lain dari Komisi III DPR RI.
Marthin Billa menyampaikan terima kasih kepada Tito Karnavian yang telah meluangkan waktunya menerima dan bertemu dengan Masyarakat Adat Dayak Nasional (MADN), Kesultanan Paser dan Kesultanan Banjar, tak lupa juga disampaikan salam hormat dari Teras Narang Presiden Ke-1 MADN dan Cornelis Presiden Ke-2 MADN serta Sultan Kutai Kartanegara yang berhalangan hadir.
- Baca juga: Arsitek Dayak Lulusan Jepang Dan Belanda Ini Diusulkan ICDN Menjadi Kepala Badan Otorita IKN
Setelah menyampaikan kata pembukaan Marthin Billa Presiden Ke-3 MADN Periode 2021 – 2026 memberikan kesempatan kepada Alue Dohong selaku Ketua Dewan Pakar MADN untuk menyampaikan apa yang menjadi maksud dan tujuan kehadiran pada hari ini.
Ada 7 (Tujuh) Aspirasi, Usulan dan Harapan Masyarakat Adat Dayak Nasional dan Kesultanan di Pulau Kalimantan untuk disampaikan kepada pemerintah supaya dapat dilakukan bersama dalam rangka membangun Sumber Daya Manusia dan mendukung program pemerintah yang saat ini telah menetapkan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai Ibukota Nusantara.
“Suku Dayak terdiri dari 405 Sub Suku yang termarjinalkan sejak Pemerintahan Orde Baru dan sampai saat ini masih terasa dampaknya mengakibatkan suku asli pulau Kalimantan tidak bisa bersaing dengan para pendatang maka ke depan supaya suku asli Kalimantan ini diberikan prioritas dalam berbagai hal supaya tidak menjadi penonton di tanah kelahirannya sendiri,” ujar Alue Dohong.
Adapun 7 (Tujuh) aspirasi, usulan dan harapan masyarakat Kalimantan, ialah:
- Kami bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa serta berterima kasih kepada Bapak Presiden Ir. H. Joko Widodo dan DPR RI atas dipilihnya Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Negara Nusantara dan atas disahkannya UU No. 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara Nusantara.
- Kami mendukung dan siap ikut ambil bagian dalam pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara serta siap mengawal agar pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara dapat berjalan dengan aman, lancar dan sukses.
- Kami siap mendukung dan bersinergi dengan Kemendagri dan jajarannya di daerah dalam tugas pelayanan pemerintahan termasuk dalam mempertahankan ideologi Pancasila, UUD 1945 dalam bingkai NKRI yang ber-Bhineka Tunggal Ika dan memohon kepada Bapak Menteri Dalam Negeri untuk memediasi dan memfasilitasi keterlibatan Putra-Putri Asli Kalimantan untuk terlibat di dalam struktur Badan Otorita dan Pembangunan Ibukota Negara Nusantara.
- Kami meminta Bapak Menteri Dalam Negeri untuk melakukan evaluasi dan mengambil Tindakan Tegas terhadap anggota ASN yang terbukti sudah terpapar faham radikal, ISIS yang ingin mengganti Ideologi Pancasila, yang ingin makar terhadap pemerintahan yang sah.
- Meminta agar Bapak Menteri Dalam Negeri merumuskan kebijakan dan program afirmatif dalam menjamin perlindungan budaya dan kearifan lokal serta hak-hak masyarakat asli Kalimantan yang berada dalam wilayah IKN.
- Meminta Bapak Menteri membuat kebijakan khusus yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi putra-putri masyarakat asli Kalimantan dengan memberikan 50% kuota daerah dalam setiap penerimaan pendidikan kedinasan seperti penerimaan siswa Sekolah Tinggi Pendidikan Dalam Negeri (STPDN), karena sistem penerimaan dengan standard yang sama secara nasional sesungguhnya dirasakan kurang adil karena sarana dan prasaran, infrastruktur dan suprastruktur pendidikan, kesehatan, fasilitas publik sangat jauh berbeda antara masyarakat Kalimantan dengan wilayah lain di Indonesia
- Meminta kepada Bapak Menteri Dalam Negeri memberikan perhatian khusus kepada Putra-putri asli Kalimantan yang telah menjadi anggota ASN dalam melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri serta memberikan kesempatan kepada mereka yang telah memenuhi syarat menduduki jabatan-jabatan strategis di pemerintahan baik di Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
Usulan ini langsung direspon positif oleh Tito Karnavian selaku menteri Dalam Negeri dan menyampaikan: Pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia terlebih untuk orang Dayak karena kemampuan itu bukan diukur oleh agama, keyakinan atau faktor suku tapi Faktor mau belajar dan sungguh, seperti contoh Brunai di Kalimantan dan Singapura wilayah mereka sangat kecil tapi tingkat kemakmuran mereka diatas Bangsa lain hal ini perlu kita contoh, kata Tito.
Dubai di Uni Emirat Arab sana dulu mereka juga sama tidak mampu tapi diberikan kesempatan belajar universitas terkenal di Amerika dan Inggris sampai ribuan orang akhirnya begitu tamat pulang kampung dengan gelar dan pendidikan yang mumpuni akhirnya mengalahkan orang yang pertama menjadi manajer dan direktur dikotanya diuji mampu dan layak akhirnya jabatan Strategis dipegang mereka semua jadi jika ini dilakukan bisa terwujud juga contoh di Morowali Sulawesi sekarang industri disana kebanyakan orang lokal yang dilatih terus menerus dengan kebijakan pemerintah akhirnya bisa juga bekerja, ucap Tito.
Saya banyak pengalaman saat menjadi Kapolda di Papua bekerjasama para bupati mencari pemuda-pemudi disekolah untuk dididik dan dilatih sehingga saat ikut Akpol banyak yang lolos dan terpilih tidak asal terima dengan kwalitas rendah jika dipaksakan akan gagal dan berbahaya, ucapnya.
Saya yakin anak-anak di Kalimantan dilakukan pola yang sama kita cari dan datangi tiap sekolah-sekolah di Kalimantan ikut dilatih dengan pembiayaan kerjasama dari para bupati pasti akan bisa bersaing saat ditess lulus hasilnya juga bagus untuk pemimpin masa depan Negara kita, jadi saya akan siap membantu Masyarakat Adat Dayak merumuskan bersama akan memanggil para Gubernur di lima Provinsi Kalimantan dan Tokoh Masyarakat Adat Dayak dan Sultan ikut mengawasi serta mengawalnya. Dana Pendidikan dan Kesehatan itu lumayan tinggi 20 % jangan dananya hanya di pakai untuk pengadaan membeli Barang akhir tidak terpakai jadi barang rongsok lebih baik Dana itu digunakan untuk membangun Sumber Daya Manusia tidak bermasalah dan jangan dikorupsi. Saat ini pemerintah juga mengiatkan supaya tidak Stunting janin dalam kandungan ibunya hingga lahir usia seribu hari wajib untuk bayi diberikan asupan makan bergizi, tutup Tito.
Acara dilanjutkan saling memberikan cendramata, Marthin Billa memasang Rompi dan Topi manik-manik khas Dayak serta diberikan juga plakat dan buku yang ditulis sendiri oleh Presiden MADN untuk Tito Karnavian.
Mendagri juga memberikan plakat kepada Marthin Billa, Sultan Paser, Perwakilan Sultan Banjar dilanjutkan Tito mengajak sesi Poto bersama di halaman Pintu Utama Gedung A Kementrian Dalam Negeri. (Bajare007)