
Kinabalu, detikborneo.com — Pemerintah Malaysia kembali menunjukkan komitmennya dalam pelestarian budaya Dayak di Sabah dengan menganggarkan dana sebesar RM5 juta atau setara hampir Rp 20 miliar untuk Pesta Kaamatan 2025. Acara budaya terbesar tahunan ini resmi dibuka oleh Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim, yang menghadiri langsung pembukaan di Sabah.
Pesta Kaamatan—yang juga dikenal sebagai Gawai Dayak Sabah—merupakan perayaan sakral bagi suku Kadazan, Dusun, Murut, dan Rungus. Diselenggarakan tiap akhir Mei, 30–31 Mei, Pesta Kaamatan juga ditetapkan sebagai hari libur resmi di negara bagian Sabah sejak tahun 1960.

Pemimpin Dayak Dunia Jadi Ketua Pesta
Selama empat tahun terakhir, tokoh sentral di balik perhelatan ini adalah Datuk Seri Panglima Dr. Jeffrey Kitingan, yang menjabat sebagai Wakil Ketua Menteri Sabah, anggota parlemen dari Keningau, serta Presiden Dayak Borneo Forum Internasional. Di bawah kepemimpinannya, Kaamatan berkembang menjadi perayaan budaya berskala nasional bahkan internasional, menjadi simbol keberagaman dan kekuatan identitas Dayak di Malaysia.
Magavau: Menghormati Semangat Padi
Dalam bahasa Kadazan, Kaamatan disebut “Magavau”, sebuah ritual penghormatan terhadap Bambarayon, roh suci padi. Tradisi ini berakar pada kisah pengorbanan Huminodun, putri dari dewa pencipta Kinorohingan dan Suminundu, yang rela dikorbankan demi menyelamatkan manusia dari kelaparan. Dari jasadnya, tumbuhlah benih-benih tanaman pangan, termasuk padi yang kini menjadi makanan pokok.

Rangkaian Acara Spektakuler
Pesta Kaamatan tak hanya sarat makna spiritual, tapi juga dirayakan dengan meriah melalui berbagai acara seperti:
- Tarian Sumazau, tarian tradisional khas Dusun dan Kadazan yang diiringi alunan gong,
- Sugandoi, ajang pencarian bakat menyanyi,
- Unduk Ngadau, pemilihan ratu kecantikan Dayak,
- Pameran kesenian, kraftangan, sukan rakyat,
- Dan tentu saja, sesi minum tapai (arak tradisional) menggunakan sumbiling (sedotan bambu) dan singgarung (gelas bambu).
Dari Ritual Panen ke Festival Budaya Internasional
Sejak diresmikan oleh Tun Haji Mohamad Fuad Stephens, Ketua Menteri Sabah pertama, pada tahun 1960, Kaamatan telah tumbuh dari ritual panen sederhana menjadi simbol kekayaan budaya Dayak di Borneo. Usulan awal perayaan ini bahkan datang sejak tahun 1956 oleh pemimpin suku Dusun pedalaman, OKK Sedomon Gunsanad Kina.

Kini, Pesta Kaamatan menjadi bagian penting dari identitas Sabah dan Malaysia secara umum, serta menjadi cermin kekayaan budaya Dayak yang terus hidup, dihormati, dan dibanggakan. (Lawadi)





