23.3 C
Singkawang
More
    BerandaBeritaBersama Mendampingi Difabel

    Bersama Mendampingi Difabel

    difabel

    Surabaya, Detikborneo.com- Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC) mengadakan seminar characterpreneurship series kelima hari Jumat, 29 Oktober 2022 dengan menghadirkan Dr. (H.C). Ir. Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial Republik Indonesia dan Prof. Dr. Budiyanto sebagai Kepala Pusat Studi Layanan Disabilitas Unesa secara offline di ruang Vidya Loka lantai 2 Universitas Katolik Darma Cendika. Tak hanya itu, kita juga menghadirkan Dr. Alwi, M.Hum sebagai Kepala Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara online melalui platform zoom. Para nasarumber ini sangat berpengalaman dan berperan dalam menghadapi kaum difabelitas di Indonesia.

    Tema yang diambil dari seminar ini ialah Bersama Mendampingi Difabel Karya Nyata Pembentukan Karakter Dalam Enterpreneurship. Bu Risma berbagi ilmu tentang bagaimana beliau melakukan pendampingan terhadap kaum difabel yang ada di Indonesia, apa kendala yang beliau alami, dan mengapa beliau ingin mendampingi kaum ddifabel Ibu Risma menjelaskan bahwa banyak kaum difabel yang ada di Indonesia merasa dikucilkan, dianggap lemah dan beban oleh masyarakat lainnya. “Kalau kita dengan siapapun yang berada di dekat kita, yang paling kita maksimalkan adalah potensi yang kita miliki”.

    Bu Risma juga mengingatkan bahwa anak difabel memiliki sebuah kelebihan yang belum tentu semua orang normal miliki sehingga orang difabel juga memiliki potensi yang dapat dikembangkan, serta menyinggung soal ODGJ yang dapat disembuhkan dengan minum obat teratur dengan harapan pemasungan terhadap pasien ODGJ tidak diberlakukan lagi di dalam masyarakat, terutama keluarga yang memiliki anggota dengan penyakit tersebut.

    Ibu Risma ingin mengubah pandangan tersebut dengan cara melakukan pendampingan kepada kaum difabel tersebut. “Kaum difabel tersebut bisa diajari untuk bekerja, seperti seorang cacat fisik tangan yang dapat membatik dengan kakinya seperti yang saya temui beberapa waktu lalu” ujar Bu Risma.

    Selain itu kaum difabel dapat membuat tongkat elektrik yang dapat digunakan oleh tuna netra, terdapat pula karya meubel, hasil lukisan, dan masih banyak yang lain. Dalam arti meskipun kita kaum difabel, namun jika kaum tersebut dipersatukan maka segala persoalan akan terselesaikan serta mampu menghasilkan karya yang luar biasa.

    Menjadi difabel bukan sesuatu yang diinginkan oleh setiap manusia. Mereka juga ingin di hargai dan dianggap. Risma mengapresiasi UKDC dalam ikut berkontribusi dalam mengembangkan difabel yang ada di Indonesia, karena gerakan kecil ini yang akan membawa makna Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Kaum difabel bukan penghambat untuk mereka meraih prestasi.

    “Bagi anak-anak difabel, kalian bukan anak yang tidak ada harapan. Apa yang kalian inginkan kalian harus bisa raih dengan semangat kerja keras. Jangan berhenti karna kalian lelah atau capek, kalian bisa katakan bahwa kalian bisa sukses. Tidak boleh sembunyi, Tidak boleh malu sebab dibalik itu kalian punya kemampuan. Jadi harus terus maju dan berkarya anak-anakku semua” Pesan Bu Risma kepada kaum difabel di Indonesia.(*MAW)

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita