26.2 C
Singkawang
More
    BerandaBudayaMADN, DAD dan Cinta untuk Indonesia

    MADN, DAD dan Cinta untuk Indonesia

    | Penulis: Paran Sakiu

    Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) dan Dewan Adat Dayak (DAD) baik dari Kalimantan maupun di luar pulau Kalimantan seperti DAD DKI Jakarta dan kepulauan Riau sangat mencintai Indonesia. 

    Kecintaan terhadap negara Republik Indonesia terlihat dari rekam jejak sejak terbentuknya hingga hari ini. Presidennya boleh berganti kecintaan terhadap negara kesatuan Republik Indonesia tetap sama.

    Di antara jejak rekam itu adalah dengan diadakannya doa bersama bagi keselamatan bangsa dan negara di tengah-tengah pandemi covid 19. Doa ini dilangsungkan secara virtual pada hari Jumat 16 Juli 2021, Pukul 19.00-20.00 WIB.

    Kecintaan terhadap Indonesia begitu besar. Pengamalan sila pertama dari Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, sila kedua yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab, serta sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia begitu terasa. Semua agama yang di anut oleh suku bangsa Dayak diberikan ruang yang sama saat memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

    Kecintaan terhadap negara Republik Indonesia dapat ditelusuri dari setiap perwakilan agama yang ditugaskan untuk berdoa. Mereka tanpa dikomando dan diarahkan dengan sendirinya mengucapkan salam nasional dan salam suku bangsa Dayak.

    Hal ini menunjukkan bahwa suku bangsa Dayak sadar bahwa dirinya adalah bagian dari Indonesia yang tidak boleh dianggap anak kos di negerinya sendiri yang bernama Indonesia. Setelah salam, barulah doa dikumandangkan dengan hati yang tulus penuh pengharapan. Meminta belas kasihan Tuhan bagi bangsa dan negara.

    Perwakilan dari setiap agama yang dianut oleh suku bangsa Dayak terwakili semua. Agama Kharingan misalnya diwakili oleh Paradal L.KDR, S.Ag, M.Si. Kharingan adalah agama Asli suku bangsa Dayak. Suku bangsa Dayak sangat terbuka terhadap agama dari luar yang masuk ke tanah Kalimantan.

    Setelah perwakilan dari Agama Kharingan, kemudian perwakilan dari Kristen Protestan yang diwakili oleh Pdt. Timotius Sipur, MA,M.Th yang merupakan gembala sidang GEPEMBRI Lagoa, Tanjung Priok. Berlanjut perwakilan dari agama Islam yang diwakili oleh Dr. H. Rahmat Nasution Hamka, SH, M.Si. Beliau adalah DAD Kalteng sekaligus Bendahara PW NU Kalteng.  Kemudian yang terakhir perwakilan dari Khatolik diwakili oleh seorang perempuan yang bernama Luciana Bulan, S.Psi.

    Rasa kecintaan terhadap Indonesia juga terlihat dari kata sambutan yang disampaikan oleh Presiden ketiga MADN yaitu Dr. Drs. Marthin Billa, MM. Dalam kata sambutan tersebut ada beberapa hal penting mendapat penekanan.

    Pertama, pentingnya suku bangsa Dayak terus berdoa untuk perlindungan, penyertaan dan pemeliharaan Tuhan.

    Kedua, pentingnya suku bangsa Dayak mendukung dan membantu program pemerintah dalam menanggulangi covid-19 di seluruh nusantara baik yang sudah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan maupun yang sedang direncanakan.

    Ketiga, pentingnya suku bangsa Dayak memberikan sosialisasi yang benar dengan menyaring berbagai informasi di dunia maya khususnya yang bersifat hoax, menyambut vaksinasi yang diselenggarakan oleh negara dengan memberikan informasi yang benar.

    Kecintaan kepada Indonesia juga terlihat dari kehadiran tokoh-tokoh MADN Maupun DAD dari seluruh Kalimantan, DAD DKI Jakarta serta kepulauan Riau. Mereka adalah orang-orang yang sangat sibuk jika dilihat dari latar belakang masing-masing. Namun memberi diri untuk berdoa bagi keselamatan Indonesia.

    Ada mantan Presiden MADN dua periode yakni; Drs. Cornelis, M.H.  Mantan sekretaris Jendral MADN dua periode Drs. Yakobus Kumis, M.H. Ketua DAD DKI Jakarta Tamuan Kiting, SE, CTM, MM, Serta banyak tokoh lainnya. Kecintaan terhadap Indonesia tidak akan pernah berkurang sedikitpun dari suku bangsa Dayak sekalipun belum pernah diberikan kesempatan untuk menjadi menteri, Dirjend dan jabatan strategis lainnya di negeri ini.

    ***

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita