| Penulis: Pricha Mutiara Zahra Prassanti
Virus COVID-19 yang menyebar ke seluruh dunia mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dunia terguncang, salah satunya adalah Indonesia.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Berita Resmi Statistik yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik pada 5 Mei 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I (Januari – Maret) 2020 tumbuh sebesar 2,97% terhadap tahun sebelumnya (y-on-y). Kemudian mengalami penurunan sebesar 2,41% pada satu kuartal sebelumnya (q-to-q) dari tahun sebelumnya pada kuartal IV 2019 sebesar 4,97% (q-to-q). Hal ini disebabkan tercatatnya kasus pertama COVID-19 di Indonesia. Penurunan persentase ini disebabkan adanya kontraksi dari beberapa sektor dari sisi produksi, yaitu pada lapangan usaha dan dari sisi pengeluaran.
Selain dua sektor tersebut, sektor pariwisata juga memengaruhi penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 yaitu turun sebesar 34,90% (q-to-q) dan 30,62% (y-on-y). Penurunan ini disebabkan adanya kebijakan larangan penerbangan antar negara sejak bulan Februari 2020. Akibatnya, devisa negara menurun karena wisatawan mancanegara tidak bisa berkunjung ke Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pernah mencapai angka minus (y-on-y) pada kuartal II 2020 sampai dengan kuartal IV 2020, dikarenakan adanya pandemi COVID-19. Pada kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar -5,32% (y-on-y) dan kontraksi sebesar -4,19% (q-to-q).Pada kuartal III 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perbaikan dan tumbuh sebesar 5,05% (q-to-q), tetapi untuk (y-on-y) masih berada pada angka minus yaitu sebesar -3,49%. Pada kuartal IV 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan mencapai angka minus yaitu sebesar -0,42% (q-to-q) dan masih terkontraksi sebesar -2,19% (y-on-y). Dengan demikian, pada masa pandemi COVID-19 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka minus pada (y-on-y).
Pada kuartal II (April – Juni) 2021, perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang positif untuk pertama kalinya sejak awal adanya pandemi COVID-19. Perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 7,07% (y-on-y) dan tumbuh sebesar 3,31% (q-to-q) dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu pada kuartal I 2021 yang berada pada angka minus sebesar -0,71% (y-on-y) dan minus sebesar -0,92% (q-to-q).
”Kementerian Keuangan sudah memprediksi besarnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021, yaitu sebesar 7,1% dan pada kenyataannya perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 7,07% angka ini akan sama persis dengan prediksi kementerian apabila dilakukan pembulatan.” ujar Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan. Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia mulai kembali pulih sejak terdampak pandemi COVID-19. Pertumbuhan yang positif ini didukung oleh kenaikan aktivitas dari beberapa sumber perekonomian.
Faktor pertumbuhan ekonomoi Indonesia pada kuartal II 2021 berasal dari dua sektor kegiatan perekonomian, yaitu:
Sektor Produksi
Dari bidang produksi, perekonomian tumbuh sebesar 64,85% (y-on-y). Angka tersebut berasal dari tumbuhnya perekonomian di beberapa bidang, yaitu pada bidang transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 25,10%, pada bidang akomodasi dan makan minum tumbuh sebesar 21,58%, pada bidang jasa lainnya tumbuh sebesar 11,97%, pada bidang pertanian tumbuh sebesar 0,38%, pada bidang industri pengolahan tumbuh sebesar 6,58%, dan lain-lain. Kenaikan angka pertumbuhan pada sisi produksi ini berasal dari kegiatan-kegiatan yang terjadi di beberapa bidangnya.
Pada bidang pertanian terjadi pertumbuhan karena beberapa kegiatan. Pertama dari sisi perikanan tumbuh sebesar 9,69%, hal ini disebabkan cuaca mendukung sehingga mengakibatkan produksi budidaya dan hasil tangkap perikanan meningkat. Kedua dari sisi peternakan tumbuh 7,07% karena produksi unggas meningkat, hal ini mengakibatkan permintaan dalam negeri dan luar negeri meningkat. Akan tetapi, dari sisi kehutanan terjadi kontraksi sebesar 4,40% karena produksi kayu gelondongan pada hutan industri menurun.
Pada bidang industri pengolahan, bidang ini memberi kontribusi terbesar terhadap produk domestik bruto, hal ini disebabkan ada beberapa kegiatan yang terjadi. Pertama industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh sebesar 9,15%. Pertumbuhan ini terjadi karena naiknya permintaan masyarakat dalam negeri dalam menghadapi pandemi COVID-19 di mana banyak berita yang beredar tentang obat-obatan tradisional dan modern yang dapat menangkal terkena COVID-19. Kedua, industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 9,15% karena adanya peningkatan produksi. Selain itu, bidang akomodasi dan makan minum tumbuh karena adanya relaksasi tentang kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat. Kemudian, kembali dibukanya berbagai tempat wisata mengakibatkan peningkatan jumlah pengunjung.
Sektor Pengeluaran
Pada sektor pengeluaran ini tumbuh sebesar 84,93% (y-on-y). Angka tersebut berasal dari beberapa bidang, yaitu pada bidang ekspor tumbuh sebesar 31,78%, bidang impor yang tumbuh sebesar 31,22%, bidang konsumsi pemerintah yang mengalami pertumbuhan sebesar 8,06%, dan lain-lain. Berbagai kegiatan yang terjadi dari bidang dalam sisi pengeluaran yang berpengaruh pada kenaikan angka kuartal II 2021.
Pada bidang ekspor dan impor barang dan jasa ada beberapa kegiatan yang terjadi. Adanya peningkatan ekspor nonmigas sebesar 33,98% dengan komoditas ekspor, yaitu bahan bakar mineral, besi dan baja, serta peralatan listrik. Selain ekspor nonmigas, ekspor migas pun mengalami peningkatan juga sebesar 25,82%. Selain itu, kegiatan impor meningkat seiring dengan peningkatan nilai. Bidang konsumsi rumah tangga juga memberikan kontribusi terbesar pada produk domestik bruto, karena mobilitas penduduk yang meningkat.
Pemerintah juga memberikan peran dalam pertumbuhan ekonomi saat ini. Pemerintah memberikan suntikan dana kepada sektor perekonomian yang dianggap sangat penting, seperti pada sektor UMKM. Pemerintah juga sudah mengeluarkan dana untuk pelaksanaan vaksinasi gratis di Indonesia agar dapat berjalan lancar, hal ini bertujuan agar semua masyarakat mendapatkan vaksin. Jika seluruh masyarakat Indonesia sudah di vaksin, seluruh kegiatan akan kembali normal lagi, termasuk kegiatan ekonomi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani, mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 ini sudah menggambarkan pemulihan ekonomi. Strategi pemulihan yang diupayakan juga sudah benar dan sudah membuahkan hasil. Beliau juga mengatakan bahwa dalam pertumbuhan ekonomi ini ada campur tangan yang dilakukan oleh pemerintah dalam demand (permintaan) dan supply (penawaran) melalui beberapa kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah selama pandemi. Terkait hal ini, mungkin beberapa cara atau kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah sudah mulai menunjukkan hasil, sehingga pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan. Akan tetapi, kebijakan-kebijakan dan upaya tersebut masih harus ditingkatkan lagi karena melihat kondisi di lapangan masih terdapat beberapa sektor yang mengalami minus sehingga butuh perhatian khusus.
Apabila terus terjadi pemulihan pada sektor-sektor ekonomi di atas, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan pulih dan tidak akan mencapai angka minus lagi. Namun, pemulihan ekonomi tidak akan berlanjut atau berlangsung lama jika tidak ada komitmen antar pihak- pihak yang berpengaruh dalam menjaga kestabilan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama atau kolaborasi antara pemerintah, pelaku sektor ekonomi dan masyarakat untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu berada pada angka positif atau bahkan bisa meningkat lagi.
***