| Penulis: Setia Budhi, PhD
Mengenal dengan baik Prof. Marijati, waktu itu aku baru masuk sebagai dosen di Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Beliau sesekali berkunjung ke rumah amangku Drs. Ajianuddin atau Amang Ajian (Alm, adik bungsu ibundaku) di Sungai Jingah.
Drs. Ajianuddin dosen di Fakultas Ekonomi (Fekon) dan tentu saja sebagai sesama “uluh itah” sangat akrab. Jika di rumah Sungai Jingah itu menggunakan bahasa Ngaju, dan biasanya Angahku (istri Amang) yang juga dosen di Fakultas Teknik (ULM), menyiapkan makanan, Prof. Marijati bukan tamu tetapi seperti keluarga.
Dari perkenalan dengan Amang Ajian terus berlanjut dalam beberapa pertemuan dengan Prof. Marijati di kampus. Di Kampus Fakultas Ekonomi aku sering “diundang” Prof. Cani (Marliani Djohansjah), masuk ke ruang beliau dan hanya sekedar ngobrol penelitian dan sebagai asisten Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial (MPS).
Kesan penting bahwa beliau sangat antusias jika bincang terkait Tanah Dayak, orang Dayak dan sumberdaya manusianya. Ketika misalnya aku kebetulan bertiga dengan sahabat ku Intan Binti, kami hampir pasti “meributkan pembangunan Kalimantan dan bagaimana peran kita sebagai generasi penyambung atau penerus.
Walaupun kemudian kami jarang bertemu, hampir pasti semangat membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Kalimantan tetap teguh. Prof. Marijati Sangen telah pergi tetapi itu tak akan meredupkan semangat generasi Dayak terutama perempuan Dayak.
Demikian catatan ringkas kesan dan kenangan saya Meiske Claudia dan kita meneruskan cita cita beliau untuk meningkatkan martabat perempuan Dayak di dunia pendidikan.
Setia Budhi, PhD merupakan Ethnographer dan Dosen Program Studi Sosiologi FISIP ULM Banjarmasin
***