29.3 C
Singkawang
More
    BerandaSpiritualKorban Iklan

    Korban Iklan

    Iklan shampoo yang diperagakan oleh orang-orang cantik membuat pemirsa televisi terbius oleh bujuk rayunya agar bukan saja membeli shampoo tetapi juga menjadi seperti artis cantik itu.

    Seorang penyanyi yang fenomenal seperti Elvis Presley, John Lennon, Agnez Monica, dan masih banyak lagi menjadi trend pada eranya dalam hal gaya rambut, cara bernyanyi, trend busana dan lain sebagainya. Orang menjadi senang mengikuti gaya orang lain sampai kehilangan dirinya sendiri.

    Salah satu hal yang tidak mudah dijalani oleh manusia adalah menjadi diri sendiri. Sepertinya bagi banyak orang, hidup menjadi orang lain adalah hal yang wajar bahkan ketika melakukannya mereka tidak sadar bahwa mereka sedang berusaha menjadi orang lain.

    Dalam usahanya tersebut sampai- sampai ada yang membenci dirinya sendiri. Apapun bentuknya, ketika seseorang tidak menjadi dirinya sendiri, itu adalah hal yang tidak baik, tidak benar dan meleset dari tujuan mengapa manusia diciptakan.

    Di dalam dunia yang kompetitif, banyak orang berlomba untuk menaikkan jenjang karir agar lebih profesional dan bekerja dengan baik, orang terinspirasi oleh orang sukses lain, aturan kerja dan lainnya membuat dirinya berubah, bukan lagi yang alami. Kebanyakan manusia memilih untuk ‘bermain aman’ daripada mengambil resiko ‘tidak aman’ dengan menjadi dirinya sendiri.

    Dapatkah Anda membayangkan jika diantara sepuluh sahabat Anda, hanya ada satu, yaitu Anda saja yang berbeda ketika sebuah pendapat atau sikap ditanyakan? Setidaknya ada pergulatan batin untuk mengambil keputusan, untuk memilih yang aman dan nyaman atau yang benar dan beresiko.

    Pribadi yang menjadi diri sendiri adalah menjadi berbeda dengan orang lain, dan untuk mewujudkan itu dibutuhkan keberanian yang besar. Bagi seorang pemimpin otoriter, mereka akan mencari orang-orang yang menurut dan mau dibentuk sesuai keinginannya. Sebagai contoh adalah kepemimpinan Hitler di Jerman. Dia menghendaki hanya ras Jerman yang bertahan dan unggul dengan membasmi ras-ras yang lain karena dianggap akan mencemarkan ras Jerman.

    Semua orang dicetak untuk menjadi sama dengan cita-citanya. Manusia menjadi tidak asli atau orisinil lagi karena dia menjadi orang lain. Semestinya manusia terlahir dengan kekhasannya yang alami, bertumbuh dewasa dalam kealamiannya dan mati juga tetap alami.

    Resiko apa yang harus diambil untuk menjadi diri sendiri? Kemungkinan kehilangan teman, kehilangan jabatan, kehilangan kesempatan, bahkan bisa kehilangan orang yang terdekat atau malah mungkin bisa mati.

    Para tokoh yang terkenal karena berani menjadi berbeda misalnya: Albert Einstein ahli Fisika, Thomas Alfa Edison penemu bolam lampu, Leonardo Da Vinci, seorang pemahat, pelukis. Mereka orang-orang yang berhasil menjadi dirinya sendiri walaupun mereka memiliki banyak kekurangan di aspek yang lain jika dibanding dengan orang lain.

    Kemauan keras untuk menjadi diri sendiri yang berani berbeda dengan yang lain membuat mereka mampu menghasilkan karya- karya yang besar. Bayangkanlah jika orang hanya berani mengekor, menjadi penggemar bahkan fans berat seseorang hingga mati-matian hendak meniru idolanya, maka hidupnya justru tidak akan menghasilkan apa-apa.

    Di dalam Alkitab ditunjukkan kisah orang-orang yang sangat mencintai Tuhan dan menjadi diri sendiri. Contohnya: Daniel, yang bersedia untuk berbeda dengan orang pada umumnya.

    Daniel 1:8a mengatakan, ”Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja.” Pada ayat 16, Daniel memilih untuk makan sayur daripada makanan kehormatan yang biasa disantap raja.

    Kisah ini menarik karena Daniel memiliki keberanian untuk berbeda dengan lingkungannya, dan meninggalkan yang enak-enak dan istimewa, bahkan hidangan kehormatan itu dapat meningkatkan keakraban yang menambah kehangatan, persahabatan antara Daniel dan rekan pejabat lainnya dan raja. Daniel mengambil sikap tegas untuk menolak tawaran raja, no way!

    Berbeda lagi Yohanes pembaptis yang eksentrik, tidak mengenakan pakaian yang selayaknya sebagai seorang anak imam, dan makan selayaknya anak imam. Ia mengenakan jubah bulu onta, ikat pinggang kulit dan makanannya madu hutan (Matius 3:4), namun suara lantangnya berani diserukan di padang gurun sebagai pembuka jalan bagi Yesus.

    Bagaimana dengan kita?

    Di dalam 2 Korintus 5:17 dikatakan bahwa kita adalah ciptaan baru di dalam Tuhan. Kita harus berbeda dengan pola pikir dunia ini meskipun kita tidak bisa lepas dari mereka. Sedangkan di dalam lingkup ‘rohani’ kita juga perlu mendengar panggilan, memiliki visi dan kreativitas yang diyakini dapat menyenangkan hati Tuhan dan memperluas kerajaan-Nya dengan keaslian kita, jangan ragu! Jika Tuhan berkenan, maka Dia akan menyertai kita untuk menjadi diri sendiri.

    Pepatah mengatakan: ONE MAN WITH GOD IS MAJORITY.

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita