
Pontianak, detikborneo.com – Musyawarah Nasional (Munas) II Ikatan Cendekiawan Dayak Nasional (ICDN) resmi dibuka oleh Dr. Ir. Willy Midel Yoseph, MM di Ballroom Mercure Hotel, Pontianak, pada Sabtu (17/05/2025). Acara ini dihadiri ratusan peserta dari seluruh penjuru Kalimantan dan Daerah Khusus Jakarta, sebagai wujud semangat persatuan dan kebangkitan intelektual Dayak.
Dalam sidang pleno Munas yang dipimpin oleh Prof. Dr. Uras Tantulo, laporan pertanggungjawaban Ketua Umum DPN ICDN periode 2019–2024 yang dibacakan oleh Dr. Tirta (Sekretaris DPN ICDN) diterima secara bulat oleh enam Ketua DPD dari berbagai provinsi. Seluruhnya mengusulkan agar Dr. Willy Midel Yoseph kembali memimpin ICDN. Usulan tersebut diterima langsung oleh beliau, dan secara aklamasi ia kembali dikukuhkan sebagai Ketua Umum DPN ICDN untuk masa bakti 2025–2030.

Sejarah dan Latar Belakang ICDN
Cikal bakal berdirinya ICDN berawal dari diskusi intensif yang dimulai sejak tahun 2013 antara Dr. Ir. Willy Midel Yoseph, MM dan sejumlah tokoh, pakar, serta cendekiawan Dayak dari berbagai latar belakang di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan provinsi lainnya. Diskusi-diskusi ini lahir dari keprihatinan terhadap tantangan yang dihadapi masyarakat Dayak dalam bidang Ideologi, Politik, Sosial, Ekonomi, Budaya, Pertahanan dan Keamanan (IPOLEKSOSBUDHANKAM).
Gagasan besar untuk menghimpun para cendekiawan Dayak dalam satu wadah yang kuat dan terorganisir terus bergulir dan meluas, hingga akhirnya pada 19 Januari 2019 di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, ICDN dideklarasikan secara resmi sebagai rumah besar para cendekiawan Dayak untuk Indonesia. Munas pertama kemudian digelar di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, pada 20–22 September 2019, yang menetapkan Dr. Willy Midel Yoseph sebagai Ketua Umum dan Prof. Dr. Joni Bungai, M.Pd sebagai Sekretaris Jenderal periode 2019–2024.

Munas II: Tujuan dan Harapan Baru
Sebagai bagian dari agenda organisasi, ICDN menyelenggarakan Pra-Munas II pada 22 Februari 2025, dan Munas II berlangsung pada 17–19 Mei 2025. Munas ini bertujuan untuk:
- Menyampaikan dan menilai laporan pertanggungjawaban DPN ICDN periode 2019–2024;
- Mengevaluasi dan menyusun program kerja organisasi periode 2025–2030;
- Memilih dan melantik kepengurusan DPN ICDN periode 2025–2030;
- Menyusun rekomendasi dan pernyataan sikap ICDN tentang isu-isu strategis nasional;
- Membahas hal-hal strategis lainnya untuk kemajuan organisasi.
Dengan mengusung tema besar “Cendekiawan Dayak: Empowering the Generation, No Dayak Left Behind” dan subtema “Mendorong kebangkitan dan kejayaan suku bangsa Dayak untuk turut serta mengisi pembangunan di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil dan makmur”, Munas II ICDN menjadi tonggak penting dalam meneguhkan peran strategis cendekiawan Dayak dalam pembangunan nasional. (Bajare007).