| Penulis: R. Cahya Putra
Indonesia terlihat menjadi raksasa ekonomi di masa depan. Indonesia memiliki daya beli yang cukup tinggi dan menjadi urutan ke-7 ekonomi terbesar dalam Asia Tenggara (Index Mundi,2020). Karena adanya pandemic COVID-19 ini, Indonesia terdaftar negara dengan kenaikan angka GDP yang minus, pertama kali di tahun 1998, beranjak dari +5% pada tahun 2019 menurun jauh ke rasio -1.5%.
Pada tahun 2020 yang lalu hingga pertengahan 2021 saat ini, hanya saja adanya perubahan consumer behaviour ini. Banyak orang menginvestasikan pada bidang kesehatan seperti obat, vaksin, atau alat kesehatan lainnya seperti masker dan sanitizer, serta konsumsi vitamin dan kelengkapan nutrisi.
Diperkirakan menurut IMF pada oktober 2020, pertumbuhan akan mengalami peningkatan penuh ke angka rasio 6.1% pada tahun 2021 sebelum mengalami stabilisasi menjadi 5.3% pada tahun 2022 mendatang, dikarenakan pemulihan ekonomi paska-pandemi. Pada Januari 2020 pembaruan WEO (World Economic Outlook), IMF merevisi perkiraan angka pertumbuhan kenaikan GDP Indonesia menjadi 4,8% di tahun 2021 dan 6% di tahun 2022.
Pandemi COVID-19 pun memberikan dampak besar di banyak sector. Menurut data IMF, adanya kenaikan angka pengangguran, dari 5.3% di tahun 2019 ke 8% di tahun 2020. Hal ini akan sedikit demi sedikit berkurang hingga mendekati paska-pandemi nantinya. Tidak terlalu signifikan, tetapi akan ada terlihat pengurang angka pengangguran.
Indonesia sebenarnya memiliki daya ketenagakerjaan yang tinggi, terutama pada bidang industri, agrikultur dan jasa. Khususnya agrikultur yang memberikan 12.7% dari GDP negara dan 27.7% lapangan kerja dari populasi aktif di tahun 2020 (World Bank, 2020), sedangkan pada aspek Industri diperkirakan hingga 38.9% dari GDP negara dan 22.7% lapangan kerja, dan aspek jasa seperti perbankan dan travel memberikan 44.2% dari GDP negara dan 49.6% lapangan pekerjaan.
Pandemi Covid-19 ini memberikan dampak yang sangat mengerikan ke dalam aspek ekonomi pasar Indonesia yaitu, masalah kekacauan permintaan yang melesat tinggi tanpa kenaikan penyediaan dan mempengaruhi ketidak jelasan pada aspek industry, agrikultur dan jasa.
Market Consumer Behaviour
Pada awal tahun 2021 sudah banyak perkembangan ekonomi Indonesia, sudah adanya pemulihan sector ekonomi Indonesia, mulai dari program pemerintah hingga kesadaran masyarakat yang mulai menyadari perubahan era digital. Sekarang ini banyak sekali market yang di digitalisasikan, dengan adanya media-media yang memberikan solusi akan keterbatasan di kala pandemic covid ini, seperti banyaknya bermunculan e-Commerce, kenaikan angka penggunaan kartu kredit, serta transaksi digital lainnya
Data yang diambil dari sebuah artikel pada bulan April 2020 seperti penampakan pada ilustrasi narasi ini. Terlihat adanya perubahan consumer behaviour spending, adanya peningkatan pada FMCG (Fast-Moving consumer goods), FreshFood/Grosery, Entertainment/Communication. Adanya perubahan ini dikarenakan program karantina yang membuat orang tidak bias kemana-mana, semua dikerjakan dari rumah dengan media-media yang ada pada saat ini.
Hal itu sebenarnya sudah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dengan menjadikan media digital sebagai sarana melakukan pekerjaan. Hanya saja pada hal ini menjadi skala global. Berikut data yang diambil dari sebuah artikel pada bulan April 2020.
Hingga bila Pandemi berlalu? Mari, kita sama-sama berusaha. Selain berdoa misteri ini selesai. Dulu pernah terjadi. Setelah mencapai klimaknya, lalu hilang begitu saja. Tanpa ada yang mengerti.
***