| Penulis: Lisa Mardani
Setelah lelah bekerja sepanjang hari, pada akhir pekan biasanya orang akan pergi liburan. Kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang.
Hal ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang di samping bekerja. Banyak orang menganggap liburan adalah momen yang tepat untuk bertamasya ke suatu tempat.
Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, bermain, jalan-jalan, dan piknik. Piknik diartikan sebagai bepergian ke luar kota dengan membawa bekal dan sebagainya.
Generasi muda Dayak Uud Danum punya cerita dan cara tersendiri saat melakukan kegiatan piknik di akhir pekan/weekend. Jika kaum laki-lakinya dengan cara berpetualang menjelajah hutan, mencari buah-buahan, berburu dan menangkap ikan di sungai.
Maka kaum wanita Dayak Uud Danum juga memiliki caranya sendiri saat piknik ke hutan pada akhir pekan. Meski sudah tinggal di kota, namun semangat kaum wanita Dayak untuk pergi ke hutan tak kalah dengan kaum laki-laki. Hanya saja jarak tempuhnya saja yang tidak sejauh kaum laki-laki saat berpetualang ke hutan.
Jika piknik jarak dekat, kaum wanita biasanya membeli bahan-bahan yang ada di pasar atau warung terdekat. Misalnya ayam, sosis, dan ikan. Dini hari, mereka akan pergi ke suatu tempat dengan mengayuh sampan, lalu berjalan melewati bukit-bukit yang terjal.
Dokpri
Biasanya lokasi yang akan dituju adalah sebuah sungai di hutan, yang ada air terjunnya. Sebab di wilayah Uud Danum ada banyak wisata tersembunyi, terutama air terjun.
Sesampai di lokasi, hal utama yang akan dilakukan adalah mengumpulkan ranting dan daun untuk menghidupkan api. Selanjutnya masak nasi di panci/periuk. Bakar sosis, ikan dan ayam.
Tidak lupa memasak air di panci periuk untuk menyeduh kopi. Biasanya, setelah air mendidih, kopi dan gula dimasukan ke dalam panci airnya. Setelah diaduk, digantung atas tungku api, atau diletakkan di dekat bara api biar tetap panas.
Dokpri
Semua pekerjaan dilakukan secara bersama-sama. Tidak ada istilah nganggur atau jadi penonton. Semua inisiatif mengambil peran. Ada yang tukang menghidupkan api, menyiapkan bumbu, memasak, atau mencari daun sebagai alas tempat makan. Ada juga yang sibuk mengali dan mencabut singkong/ubi di bekas ladang. Singkong yang dibersihkan lalu direbus. Ada juga yang dibakar langsung.
Setelah selesai memasak, mereka akan mandi di air terjun dan berenang di sungai. Ungkapan pribahasa “sambil menyelam minum air” agaknya tidak berlaku bagi orang Uud Danum. Sebab orang Uud Danum biasanya sambil menyelam menangkap ikan.
Lagi pula Orang Uud Danum minumnya dari pancuran air terjun yang jernih, lagi menyegarkan. Setelah selesai bermain air, badan akan terasa dingin dan perut pun lapar. Saatnya minum kopi dan makan bersama dengan makanan yang telah di hidangkan di atas daun. Rasanya akan lebih nikmat apabila makan dengan ikan bakar yang ditangkap sendiri dari sungai.
Dokpri
Suku Dayak Uud Danum, Kalimantan Barat hidup di alam terbuka. Mereka hidup dengan damai dan berdampingan dengan alam semesta. Tapi jangan salah, banyak juga anak muda dari suku Dayak Uud Danum yang merantau ke pulau Jawa untuk kuliah.
Jika melihat perawakannya, orang biasa menerka-nerka mereka orang Tionghoa atau dari Korea. Sekilas memang ada kemiripan. Tapi mereka memang penduduk asli penghuni tanah Borneo.
Sejak ratusan tahun yang lalu nenek moyang orang Uud Danum telah mendiami pulau Borneo. Pemukiman mereka ada di daerah paling ujung Kalimantan Barat. Berbatasan langsung dengan Kalimantan Tengah.
Orang Uud Danum masih banyak yang tinggal dekat hutan, mereka adalah sahabat alam dan penjaga hutan. Bagi suku Dayak Uud Danum, hutan adalah ibu dan rumah keduanya. Hutan adalah nafas dan sumber kehidupan. Selamat menikmati liburan di akhir pekan.
Bionarasi
Lisa Mardani, S.Pd.K., dilahirkan di Kepingoi, Kalimantan Barat pada 11 Oktober 1986. Seorang perempuan dari suku Dayak Uud Danum. Sejak tahun 2021 aktif menulis feature tentang suku Dayak Uud Danum.