Landak, Detikborneo.com – Naik Dango ke 38 saat ini di Ladak rupanya di kritisi beberapa pihak. Salah satunya seniman Joy Peter Damagister, S. Pd.
Kehadiran musik moderenisasi atau kolaborasi musik moderenisasi di acara itu rupa nya munuai kritik.
Joy Peter Damagister, S. Pd salah satu seniman di daerah tersebut menilai bahwa kehadiran DJ pada acara tersebut menjadi citra buruk di rangkaian acara Naik Dango nanti. Dimana ia menilai itu bisa tidak mengedepankan kesan ethnik dan warna kebudayaan.
“Naik dango festival memang tidak mengganggu acara sakral ritual naik dango di tanggal 25 – 28, namun acara NADA FEST menjadi citra buruk di rangkaian Naik Dango, karena menyangkut agenda kegiatan Naik Dango dengan bertemakan NAIK DANGO FESTIVAL yang dimana tidak mengedepankan kesan ethnik dan warna kebudayaan, namun lebih kepada kebudayaan luar seperti musik dj, busana dan lainnya, itu saya anggap merusak citra dan identitas naik dango yang kita kenal saat ini dimana naik dango itu adalah identik dengan marwah dengan pelestarian, memperkenalkan baik seni, musik, tarian dan busana tradisional di daerah kabupaten landak” terang Joy.
Joy menganggap serangkaian penampilan itu nanti tidak sesuai dengan norma kebudayaan dan kreasi dayak.
“Menurut saya, rangkaian naik dango festival dengan warna musik dan busana yang tidak sesuai dengan norma atau kreasi kebudayaan dayak. Saya rasa acara yang keluar dari norma kebudayaan dayak saya rasa jangan di coba-coba” ucap Joi. (Rd)