27.7 C
Singkawang
More
    BerandaBeritaMKMK Jatuhkan Sanksi Pemberhentian dari Jabatan Ketua MK Kepada Anwar Usman

    MKMK Jatuhkan Sanksi Pemberhentian dari Jabatan Ketua MK Kepada Anwar Usman

    Jakarta, detikborneo.com - MKMK menjatuhkan sanksi pemberhentian dari jabatan ketua MK kepada Anwar Usman karena terbukti melakukan pelanggaran berat terhadap kode etik dan perilaku hakim konstitusi dalam pengambilan keputusan pemilu yang memutuskan mengubah syarat usia capres cawapres serta memiliki sanksi kepada Anwar Usman untuk tidak lagi mengidamkan perkara pemilu Anwar terbukti melakukan pelanggaran berat terhadap kode etik atas uji materi perkara nomor 90/PUU-XXI/2023 tentang batas usia calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres).

    Jakarta, detikborneo.com – MKMK menjatuhkan sanksi pemberhentian dari jabatan ketua MK kepada Anwar Usman karena terbukti melakukan pelanggaran berat terhadap kode etik dan perilaku hakim konstitusi dalam pengambilan keputusan pemilu yang memutuskan mengubah syarat usia capres cawapres serta memiliki sanksi kepada Anwar Usman untuk tidak lagi mengidamkan perkara pemilu

    Anwar terbukti melakukan pelanggaran berat terhadap kode etik atas uji materi perkara nomor 90/PUU-XXI/2023 tentang batas usia calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres).

    BACA JUGA : KPU Resmi Ubah PKPU Syarat Usia Capres-Cawapres Sesuai Putusan MK

    Putusan ini diketuk oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) dalam sidang pembacaan putusan etik, Selasa (7/11/2023).

    “Menjatuhkan sanksi pemberhentian dari jabatan ketua mahkamah konstitusi kepada hakim terlapor,” kata Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie, dalam sidang yang digelar di Gedung MK, Jakarta Pusat.

    MKMK menyatakan bahwa Anwar terbukti melakukan pelanggaran berat terhadap kode etik dan perilaku hakim konstitusi sebagaimana tertuang dalam Sapta Karsa Hutama prinsip ketakberpihakan, prinsip integritas, prinsip kecakapan dan kesetaraan, prinsip independensi, dan prinsip kepantasan dan kesopanan. (Rd)

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita