Jakarta, detikborneo.com – Perkumpulan ‘Dewa Datuk’ yang di ketuai Rustono penuhi panggilan Dewan Adat Dayak (DAD) Jakarta DKI Jakarta.
Rustono Bersama pengurus nya datang ke Kantor DAD Jakarta yang berada di Jl. Musi 14 A Rt 12 Rw 02 Cideng, kecamatan Gambir Jakarta Pusat Rabu siang (1/5/2024).
Pada kesempatan ini, pria yang juga di sapa Suhu Tono ini memberikan klarifikasi dan sekaligus meminta maaf kepada kepada masyarakat Dayak atas kekeliruannya selama ini yang menggunakan atribut Dayak bahkan ritual Dayak dalam setiap kegiatannya namun di nilai oleh warga Dayak tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Dari hal alat-alat ritual, doa bahkan gaya bahasa serta salam.
“Saya Rustono mewakili keluarga besar ‘Dewa Datuk’ meminta maaf yang sebesar-besarnya, atas kekeliruan kami dan kekurangan kami selama ini. Dari semua itu kami mendapatkan teguran serta dikatakan ketidaksesuaian. Oleh sebab itu sekali lagi kami mohon maaf, dan mohon bimbingannya” pungkas Rustono.
Dikatakan Tono, memang dalam video yang beredar selama ini juga potongan dan tidak utuh, walaupun demikian dirinya juga mengakui kesalahan tersebut. Bahkan juga menjawab pertanyaan keaslian dirinya sebagai Dayak, serta dirinya tidak pernah mengaku-ngaku panglima seperti yang juga sering di sebut perkumpulan ‘Dewa Datuk Panglima’ ini.
“Jujur, saya juga tidak pernah mengaku-ngaku panglima, atau Dayak juga, kita jujur memang masih punya silsilah dan turunan orang kita Dayak, namun kita akui karena kebanyakan dari aksesoris dan yang kita tampilkan Dayak, ya jadi orang pasti sudah beranggapan Dayak” terang Pria kelahiran Sempalai, Kab Sambas Kalbar 45 Silam ini.
Ketua Umum DAD Jakarta Tamunan Kiting juga ucapkan terimakasih atas kesedian Rustono dan kawan-kawan penuhi surat panggilan ini. Dan melihat secara tidak langsung kegiatan nya juga bisa mempromosikan Budaya Dayak.
BACA JUGA : Kisruh ‘Dewa Datuk’ Ini Kata Ketua DAD DKI Jakarta
“Terimakasih buat Tono dan kawan-kawan sudah hadir hari ini. Disini kita juga akhirnya bisa tahu dan saling kenal. Melihat dari kegiatan ‘Dewa Datuk’ yang selama ini juga secara tidak langsung banyak promosikan Budaya kita Dayak tentunya kita melihat hal itu baik ya, namun jangan sampai hanya berkedok Dayak hingga merugikan budaya kita juga.
Itu yang tidak kita inginkan. Namun disini semua nya merupakan pengiat budaya, dalam hal ini apa yang masih kurang bisa kita berikan yang sebenar nya. Bahkan mana yang baik dan yang dikembangkan bisa saja kita kolaborasi. disini nanti pak Tumengung bisa lebih luas paparkan sebagaimana musti nya dalam ritual” terang Tamunan Kiting.
Sementara itu Jailim dalam hal ini selaku Tumenggung DAD Jakarta berkesempatan memberikan paparan seyogyanya segala ritual atau alat lainnya bahkan salam dan doa jika memang menggunakan ritual tersebut.
“Jadi disini kita ingin meluruskan, biar ada kesamaan dalam ritual bahkan alat yang ada, sehingga itu tidak ada yang dipandang salah atau kurang. Bahkan ini sesuatu hal yang tidak main-main, kita ketahui juga dalam ritual kita, ada yang kurang satu untuk pelantar kita, itu sudah tidak layak, atau bisa berbahaya, makanya kita tidak main-main, atau tidak ada yang kurang dan salah” Ucap Jailim.
Hal senada juga disampaikan Lawadi Nusah, selaku Sekum DAD Jakarta. Dikatakan Lawadi, biarlah perspektif ada yang keliru kita lurus kan, dan tidak diulangi kembali di kemudian hari. Dan untuk saat ini kita DAD Jakarta sementara berikan surat teguran.
“Dimana perspektif ada yang keliru kita lurus kan. Secara gak langsung kita juga sudah perkenalkan budaya Dayak. Untuk hal seperti ini tidak di ulangi lagi Suatu saat jangan keliru lagi, Hari ini kita buat surat teguran” pungkas Lawadi.
Pertemuan singkat perkumpulan ‘Dewa Datuk’ yang di ketuai Rustono dengan DAD Jakarta ini setidaknya memberikan jawaban atas pro dan kontra dari kegiatan nya selama ini.
Diketahui, Pria kelahiran Sempalai Kab Sambas Kalbar 45 tahun silam ini, miliki 7 bersaudara, th 2002 hijrah ke Jakarta, membentuk ‘Dewa Datuk’ yang di Jakarta 2008 dan membuka praktek pengobatan. Dengan kepengurusan di bentuk yang di Bina oleh Lie Bun Hie /Abun, dan sekarnag sudah punya anggota lebih dari 60 orang. Dewa Datuk cukup eksis di Jabodetabek untuk mengisi acara-acara, baik itu pribadi bahkan hingga pemerintahan. (Rd)