Putussibau, detikborbeo.com – Hari kemerdekaan yang ke 76 Tahun baru diperingati beberapa hari yang lalu di seluruh penjuru wilayah Negara Republik Indonesia.
Perayaan Hari kemerdekaan kali ini Tahun kedua di masa Pandemi. Bangsa Indonesia harus merayakan dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Para tamu undangan dan duta besar yang biasa hadir kali ini mengikuti secara virtual.
Berbeda halnya dengan masyarakat Dayak Tamambaloh perayaan kemerdekaan RI ke-76 masih menyisakan harapan kepada pemerintah. Desa Benua tempat mereka bermukim belum dialiri listrik. Listrik sebagai kebutuhan penunjang dalam banyak bidang pekerjaan sungguh sangat mereka butuhkan.
Letak Desa Benua Tengah sebenarnya hanya satu jam perjalan dari kota Putusibau, ibu kota Kabupaten Kapus Hulu, Kalimantan Barat. Jika ditarik jarak kurang lebih 48 kilo meter.
Sementara dari Nanga Badau waktu tempuh hanya dua jam dengan mobil. Akses jalan sangat bagus jika dibandingkan dengan daerah lain yang masih berlumpur tanah merah.
Memang apa yang dirasakan oleh warga kecamatan Putusibau Hulu ini sangat mendasar. Sebab di wilayah yang hanya berjarak 19 kilometer arah Kota Putusibau desa tetangga sudah dialiri listrik. Demikian juga desa di ujung dengan jarak yang hampir sama. Bahkan sampai ke Nanga Badau yang berbatasan dengan Malaysia.
“Saat kampanye, Pak Jokowi menyampaikan kalimat habis gelap terbitlah terang sehingga kami semua warga Dayak Tamambaloh di Kecamatan Putusibau Hulu semua memilih Beliau pada pemilu kedua. Tapi saat beliau berkuasa kalimat kampanye diatas malah terbalik Habis Gelap terbitlah Petang. Karena kami hanya dikasih lampu panel surya yang remang-remang sering mengangu mata anak-anak saat belajar. Dan kurang sinyal di saat mengerjakan tugas pada sekolah online seperti saat ini. Alat komunikasi handphone juga sangat gampang rusak karena dicas mengunakan aliran batrai kemungkinan aliran tidak stabil sehingga rusak,” ujar Petrus Pasakan, Tokoh Dayak Tamambaloh yang tinggal di Desa Benua Tengah.
“Sering kami usulkan untuk aliran listrik dikampung ini pada instansi terkait dan anggota DPR Kabupaten Kapuas Hulu semua jawaban sama seperti nanyian koor sudah diusulkan ke Pusat. Pusat yang mana kami tidak tau karena tidak pernah dikasih bukti bentuk usulannya.” lanjut Petrus Parakan
“Jadi jika memungkinkan setelah masa PPKM ini kami ingin datangi Pak Jokowi apakah benar sudah ada usulan listrik untuk kampong kami. Jika tidak juga bisa kami sangat kecewa telah memilihnya menjadi Presiden. Dan jika ada onum petugas PLN di Kabupaten Kapuas Hulu yang sengaja menghambat pemasangan jaringan aliran arus PLN di kampong kami maka kami akan laporkan ke pihak yang berwajib.” tegas Petrus Pasakan yang juga aktif menjadi Ketua Dusun di Desa Benua Tengah.
Terdapat lima desa di Kecamatan Putussibau Hulu yang berlum teraliri listrik, yakni Desa Benua Hulu, Desa Benua Tengah, Desa Sungai Ulu Palin, Desa Nyabau, dan Desa Lau (sebagian). (Bajare007)