24.9 C
Singkawang
More
    BerandaSosokKarolin: Listrik di Tempat Mandi Kita Setelah 76 Tahun Merdeka

    Karolin: Listrik di Tempat Mandi Kita Setelah 76 Tahun Merdeka

    | Editor: M. Mardani

    Dana desa bisa dikelola untuk PLTMH. Jadi solusi efektif ketersediaan listrik masyarakat pedesaan.

    Indonesia sudah merdeka 75 tahun namun masih banyak orang belum menikmati listrik. Kurangnya perhatian pemerintah jadi salah satu penyebabnya. Padahal sumber listrik ada di sekitar masyarakat. Kalimantan merupakan wilayah yang punya potensi untuk pembuatan pembangkit listrik tenaga air.

    Sebagian besar masyarakat Dayak Kalimantan tinggal di tepi aliran sungai. Sungai menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Dayak Kalimantan. Baik untuk kebutuhan sehari-hari mencuci, mandi, mencari ikan, dan lain sebagainya. Apalagi rata-rata masyarakat Dayak di Kalimantan tinggal di hulu sungai. Di mana sumber air masih cukup. Hanya mungkin selama ini tidak terpikirkan untuk memanfaatkan sumber listrik ini.

    Yang pasti masalah utama tentu adalah dana untuk pembiayaan pembangunan instalasi. Namun sekarang masalah itu nampaknya sudah bisa teratasi. Karena ada dana desa yang bisa dikelola dan dialokasikan untuk pembangkit listrik. Ditambah dengan teknologi PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) yang dapat menjadi solusi efektif ketersediaan listrik masyarakat pedesaan.

    Image1
    Sumber PLTMH Desa Dange Aji

    Salah satu desa yang telah memanfaatkan teknologi PLTMH ini adalah Desa Dange Aji. Desa Dange Aji terletak di Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat. Kepala desa memanfaatkan anggaran dana desa untuk membangun PLTMH. PLTMH Desa Dange Aji diresmikan oleh Bupati Landak Karolin Margret Natasa tahun 2019.

    Dalam sambutannya, Karolin menjelaskan bahwa Kabupaten Landak mengalokasikan dana kurang lebih 80 miliar setiap tahunnya untuk dana desa. Ditambah sekitar 100 miliar dari presiden atau pemerintah pusat. Ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Seperti untuk pembangunan PLTMH ini. Hasilnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

    Menurut Karolin ada beberapa hal mengapa pembangunan pembangkit listrik baru sekarang terealisasi. Pertama, perhatian pemerintah sekarang sudah lebih baik dengan kucuran uang melalui dana desa. Kedua, selama belum dipikirkan dengan baik karena biaya. Padahal dengan teknologi PLTMH biaya tidak butuh dana yang besar. Ketiga, tenaga ahli dan manajemen pengelolaan. Namun itu semua sekarang sudah teratasi dan kita dapat mewujudkannya. Terbukti dengan dibangunnya PLTMH di desa Dange Aji.

    Image3
    PLTMH Desa Dange Aji

    Kalau sudah ada pembangkit listriknya sekarang tinggal tugas masyarakat memanfaatkannya dengan baik. Masyarakat harus menjaga dan merawat alat-alat yang digunakan untuk pembangkit dan instalasi. Nah, untuk merawatnya juga perlu dana. Untuk itu masyarakat harus membayar iuran yang sudah ditetapkan. Beli rokok saja sanggup. Malah harga rokok dengan mahal daripada iuran ini.

    Iuran yang disetor ke BUMDes tidak hanya untuk perawatan PLTMH. Namun juga dapat dimanfaatkan untuk membangun usaha yang lain guna kesejahteraan desa. Bahkan jika ada kelebihan dapat digunakan untuk beasiswa putra-putri daerah yang berprestasi maupun yang putus sekolah karena biaya. Termasuk juga untuk membantu janda miskin, anak terlantar dan anak yatim-piatu. Keuntungan BUMDes harus kembali ke masyarakat.

    Selain itu, masyarakat di daerah hulu yang dekat sumber air jangan membuat ladang. Karena kalau jadi ladang airnya kering listrik pun mati. Jadi daerah hulu punya tugas penting untuk memastikan supaya sumber air terjaga. Untuk sesama warga harus menjaga kekompakan dan persatuan. Kita sama-sama membangun kampung agar bisa sama-sama semakin maju dari waktu ke waktu.

    Air menjadi sumber listrik dikembangkan melalui proyek PLTMH. Teknologi PLTMH memanfaatkan debit air yang ada di lingkungan sekitar masyarakat. Air diubah menjadi energi listrik. Caranya cukup sederhana debit air dipakai untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan energi mekanik. Energi ini akan menggerakkan generator yang kemudian menghasilkan listrik.

    Image2
    PLTMH Desa Dange Aji

    Dari sisi instalasi pun tidak sulit. Karena hanya membutuh beberapa syarat fisik saja. Pertama, PLTMH dibangun di daerah yang punya ketersediaan air yang tetap (konstan). Kedua, Ukuran debit air yang akan menentukan besarnya energi yang dihasilkan. Ketiga, teknologi dan alat yang dibutuh untuk PLTMH seperti, turbin, dinamo listrik. Turbin digunakan untuk memutar kumparan dinamo listrik. Sedangkan dinamo berfungsi untuk mengubah energi dari putaran turbin menjadi listrik. Terakhir, Jaringan listrik untuk menyalurkan listrik dari instalasi ke masyarakat pengguna.

    Ekonomis, efisien, mudah perawatan dan tentu saja yang tak kalah penting ramah lingkungan. Dengan begitu sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan dan bagian upaya mengurangi pemanasan global.

    Sungai, tempat mandi ternyata bisa jadi pembangkit listrik yang menerangi warga. Terang pula masa depan masyarakat.

    Referensi :

    http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/inovasi/339-mikrohidro-2. diakses 28 Juni 2021

    https://www.facebook.com/manusiaDayak/videos/531545154827306. diakses 28 Juni 2021

    https://landakkab.go.id/berita/gunakan-dana-desa-bupati-landak-resmikan-pltmh-58000-watt-di-desa-dange-aji diakses 28 Juni 2021

    
    

    Latest articles

    Explore more

    Arsip berita