
Foto istimewa: saat kedua kalinya “kohiuk” memasuki pemukiman warga di desa Teluk Harapan, kec. Serawai, Kab. Sintang, Kal-Bar.
| Penulis: Lisa Mardani
Hewan yang sejenis monyet/kera besar, berbulu merah kecoklatan. Kuat dan tidak berekor. Terdapat di hutan Kalimantan. Memakan buah-buahan dan pucuk daun. Sejak jaman nenek-moyang, orang U’ud Danum menyebutnya “kohiuk”. Dalam Bahasa Indonesia disebut orang utan.
Spesies orang utan Kalimantan, mempunyai ciri fisik bulu yang panjang, kusut dan berwarna merah gelap kecokelatan. Sedangkan wajah, ada yang berwarna merah dan hitam. Berat orang utan jantan dewasa dapat mencapai 50-90 kilogram. Tinggi badan mencapai 1,5 meter. Sedangkan betina dewasa dapat tumbuh seberat 30-50 kilogram, dengan tinggi 1 meter.
Ciri khas dari orang utan Kalimantan adalah memiliki jakun. Biasanya, jakun digelembungkan untuk menciptakan suara yang nyaring. Tujuanya adalah untuk memanggil atau memberitahu keberadaannya.
Orang utan Kalimantan biasanya ditemukan di dataran rendah. Daya jelajah spesies ini berpusat di hutan dan lahan gambut. Di wilayah yang banyak tanaman berbuah besar. Orang utan juga menyukai biji-bijian, kulit pohon, pucuk daun, dan serangga.
Baca juga: Takui Tupik Anyaman Dayak Uud Danum
Foto istimewa: Saat “kohiuk’ pertama kalinya memasuki pemukiman warga desa Teluk Harapan, Kec.Serawai, Kab. Sintang, Kal-Bar.
Foto istimewa: Saat “kohiuk’ pertama kalinya memasuki pemukiman warga desa Teluk Harapan, Kec.Serawai, Kab. Sintang, Kal-Bar.
Pada tanggal 4 Agustus 2021, sepasang orang utan (kohiuk) telah memasuki pemukiman warga. Lebih tepatnya, di Desa Teluk Harapan, Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Enok Roni S.Pd, seorang warga di Kecamatan Serawai mengatakan bahwa kedatangan orang utan pada 4 Agustus 2021 ini merupakan yang kedua kalinya.
“Dulu ada induk orang utan sambil mengendong anaknya, masuk ke desa Teluk Harapan,” ungkapnya.
Foto istimewa: Saat “kohiuk’ pertama kalinya memasuki pemukiman warga desa Teluk Harapan, Kec.Serawai, Kab. Sintang, Kal-Bar.
Kemungkinan persediaan makanan di kawasan hutan sudah mulai menipis. Sehingga orang utan masuk ke pemukiman warga. Hingga naik ke rumah warga yang sedang dalam proses pembangunan.
Warga yang melihat langsung menawarkan bantuan dan mengajaknya turun. Adapula yang menawarkan makanan seperti sayuran dan buah durian. Pada akhirnya, orang utan tersebut turun. Duduk makan dengan santainya di halaman rumah warga. Orang utan terlihat jinak dan akrab dengan penduduk.
Dulu, tidak pernah terdengar kabar ada orang utan masuk desa. Sungguh pemandangan yang sangat langka. Apabila dapat menyaksikan orang utan secara langsung. Itu pun hanya bisa melihat dari jarak jauh. Di wilayah hutan belantara U’ud Danum yang belum terjamah oleh manusia. Sebab di sanalah habitatnya dan tersedia segala kebutuhannya.
Namun sekarang, kondisinya sudah jauh berbeda. Tanpa berkisah panjang lebar. Semua juga paham. Semakin lama, wilayah hutan semakin berkurang dan sangat memprihatinkan.
Warga Kecamatan Serawai menghubungi pihak yang berwajib. Sehingga orang utan tersebut diserahkan kepada; Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sintang, Kalimantan Barat. Agar orang utan lebih terjaga dan terpelihara.
***
Bionarasi

Lisa Mardani, S.Pd.K., dilahirkan di Kepingoi, Kalimantan Barat pada 11 Oktober 1986. Seorang perempuan dari suku Dayak Uud Danum. Sejak tahun 2021 aktif menulis feature tentang suku Dayak Uud Danum.