Sintang, Detikborneo.com – Bupati Sintang dr. H. Jarot Winarno, M.Med. PH melakukan Launching (operasional) Rumah Betang Kabupaten Sintang. Bertempat di Jalan Kelam Desa Jerora 1 Kecamatan Sintang, Selasa (1/3/2022).
Turut hadir pada Launching tersebut Uskup Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM.Cap, Ketua DPRD Sintang Florensius Ronny, A. Md, Dandim 1205 Sintang Letkol Inf Letkol Inf. Kukuh Suharwiyono, B.S., MITM., M.Si., Kapolres Sintang AKBP Tommy Ferdian, SIK, M.Sc., Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Sintang Jeffray Edward, SE,M.Si., Mantan Wakil Bupati Sintang Drs. Ignasius Juan, MM., Drs. Askiman, MM., Ketua MABM Sintang Drs. H. Ade Kartawijdaya, anggota Forkopimda Kabupaten lainnya, Pengurus ISKA Kab. Sintang dan Perwakilan Organisasi Masyarakat, Kepala OPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sintang, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, tokoh Agama.
Saat di tiba tangga rumah Betang tersebut, Bupati sintang dan rombongan disambut dengan acara ritual Adat Dayak yang dipandu oleh Bapak Linang kepala Adat Dayak Desa Jerora 1 dan Bapak Agen,SH selaku Hakim Adat Dayak dari Forum Ketemenggungan Adat Dayak Kabupaten Sintang. Sebelum menaiki tangga rumah Betang dilakukan pengguntingan pita oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Dra. Yosepa Hasnah, M. Si., rombongan naiki tangga dan masuk ke bilik rumah betang dengan iringan tarian Dayak dari sanggar Sebeji Sintang.
Dalam sambutan nya Bupati Sintang menyampaikan sangat bangga bisa melakukan launching operasional rumah betang Kabupaten Sintang. Menurut Jarot Winarno, rumah betang ini megah, melewati sejarah panjang penuh masalah dan prasangka. Dengan adanya Launching ini, jangan ada prasangka lagi diantara kita.
Pernyataan itu disambut riuh tepung tangan tamu undangan yang hadir.
“Semuanya kita bangun sebaik-baiknya. Rumah betang ini simbol dan memiliki filosofis yang tinggi seperti semangat gotong royong yang ada dalam Masyarakat Dayak. Masyarakat Suku Dayak sebagai masyarakat yang terbesar di Kabupaten Sintang bisa memupuk kebersamaan diantara masyarakat Kabupaten Sintang yang lainnya. Lex Populi Suprema Lex Esto yang berarti kemanusiaan merupakan hukum tertinggi. Maka dari itu, kemanusiaan kita dahulukan. Solidaritas tanpa batas kita utamakan,” terang Bupati Sintang.
Rumah Betang ini akan dikelola oleh Disporapar Sintang. Kita akan membenahi tata ruang seperti taman, pagar dan halaman. Silakan bermusyawarah untuk menentukan nama Betang ini, bersama Dewan Adat Dayak Kabupaten Sintang. Semoga Rumah Betang ini bermanfaat bagi kita semua” tutup Bupati Sintang.
Launching Rumah Betang Dayak Kab Sintang ini, yang awal pembangunannya telah dilakukan peletakan batu pertama oleh bupati Sintang sebelumnya, Milton Crosby pada Senin (24/8/2015), yang saat itu diberi nama Rumah Betang Tampun Juah.
Dalam tradisi masyarakat Dayak Ibanic Group “Tampun Juah” adalah sebuah kawasan permukiman awal yang tertua masyarakat Dayak Kalbar sebelum menyebar ke seluruh wilayah Kalbar dan daerah negara tetangga Serawak Malaysia, yang saat ini masih memiliki bukti sejarah yang berlokasi di Dusun Segumon Desa Desa Lubuk Sabuk Kecamatan Sekayam kabupaten Sintang.
Ketua DAD Kab. Sintang Jeffrary Edward, SE, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan adanya Betang ini merupakan kerinduan masyarakat Dayak Kab. Sintang. Dengan selesainya pembangunan Betang ini sangat dinantikan, karena selama ini kita selalu menggunakan fasilitas umum yakni lingkungan Stadion Baning Sintang, sehingga kita bersyukur, launching operasional bisa dilaksanakan. Kita sudah lihat, Rumah Betang ini sudah siap digunakan, dengan perjalanan panjang dan proses yang banyak. hingga akhirnya kita bisa menikmati keindahan Rumah Betang ini.
“Memang masih banyak fasilitas pendukung yang masih harus dibangun, maka saya selaku Ketua DAD Kab. Sintang, berharap kepada Pemkab Sintang untuk terus memberikan komitmen dalam rangka menyelesaikan kekurangan yang ada. Pengelola Rumah Betang ini adalah Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sintang. Namun penggunaannya akan banyak oleh masyarakat adat Dayak. Kami siap bekerjasama dengan Pemkab Sintang tentang tatacara penggunaan Rumah Betang supaya tertata dengan baik dan tidak ada kesalahpahaman dalam memanfaatkan Betang. Yang bisa menggunakan Betang ini tidak hanya masyarakat adat Dayak saja, tetapi semua elemen masyarakat Kabupaten Sintang,” kata Jeffrary Edward.
“Saya mengajak masyarakat Dayak Kab Sintang untuk mendukung Pemkab Sintang, kita jaga Rumah Betang ini. kalau pandemi sudah menurun, kami merencanakan untuk melaksanakan Gawai Dayak di Rumah Betang ini untuk pertama kalinya. Tapi kita lihat kondisi yang ada dahulu. DAD Kabupaten Sintang sudah melaksanakan musyawarah DAD di 14 kecamatan, kami juga sudah terlibat dalam penanganan korban banjir saat itu. Kepengurusan DAD Kabupaten Sintang tahun ini berakhir. Jadi kita akan siapkan Musyawarah DAD Tingkat Kabupaten Sintang,” terang Jeffrary Edward.
“DAD Kab. Sintang mendukung Pemkab Sintang dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia masyarakat adat Dayak di Kabupaten Sintang dalam hal pendidikan dan di birokrasi pada jajaran Pemkab Sintang. Juga saya mengingatkan agar pembangunan di pelosok dan daerah terpencil agar terus dilakukan. Kami menerima laporan dari masyarakat akan masalah investasi perkebunan kelapa sawit. Saya harap Pemkab Sintang untuk memberikan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak,” lanjut Jeffray Edward.
Di akhir sambutannya Ketua DAD Kab. Sintang mengatakan bahwa tahun 2022 adalah masa berakhir kepengurusannya. Jeffray berpesan kepada seluruh masyarakat Dayak. Mari kita jaga ketertiban, kedamaian dan keamanan Kabupaten Sintang ini, sehingga pembangunan yang dilakukan di Kabupaten Sintang bisa dilaksanakan dengan baik.
Penyerahan secara simbolis kunci Rumah Betang dari Stephen Saroenandus, ST Kabid Penyehatan Lingkungan dan Tata Bangunan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sintang kepada Bupati Sintang dr. H. Jarot Winarno, M. Med. PH dan selanjut selanjutnya diserahkan kepada Dr. Hendrika, S.Sos, M.Si., Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sintang selaku pengelola Rumah Betang Kabupaten Sintang.
Rumah Betang Kabupaten Sintang Menurut Stephen Saroenandus, ST Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan dan Tata Bangunan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sintang memiliki luas lahan 2,7 hektar. Bangunan Rumah Betang ini merupakan jenis bangunan konstruksi beton bertulang. Dua lantai dan luas bangunan 3. 024 meter persegi dengan17 bilik. Fasilitas pendukung yang ada saat ini adalah WC satu unit, listrik 16. 500 watt, dan air bersih berupa sumur bor satu unit.
“Rumah Betang ini dibangun dengan pendanaan APBD Kabupaten Sintang 4 tahap mulai 2015, 2017, 2018 dan 2019 dengan total dana 11,5 milyar. Kami juga sudah menyiapkan perencanaan penataan kawasan rumah Betang dengan jumlah dana yang dibutuhkan 7 milyar. Yang nantinya dipergunakan untuk menata halaman dan yang lainnya,” terang Stephen Saroenandus
Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Dra. Yosepa Hasnah, M. Si selaku penanggungjawab Launching Operasional Betang Kabupaten Sintang menyampaikan bahwa beroperasinya Rumah Betang tersebut sudah lama didambakan oleh masyarakat Suku Dayak Kabupaten Sintang. kami sangat berterima kasih kepada jajaran Pemkab Sintang yang sudah membangun Betang ini. Mulai dari Kepemimpinan Bupati Sintang Milton Crosby sampai dr. H. Jarot Winarno serta DPRD Kabupaten Sintang yang secara konsisten mengakomodir dana pembangunan Rumah Betang ini.
“Rumah Betang ini mulai dibangun sejak tahun 2015, namun belum semua fasilitas selesai dibangun, masih ada pekerjaan yang harus dilakukan hingga selesai. seperti penataan halaman, pagar dan yang lain untuk diselesaikan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan agar penyelesaian fasilitas pendukung bisa dilakukan dengan menyesuaikan kondisi keuangan Pemkab Sintang. kami mengharapkan, dengan launching operasional rumah Betang ini, kita semua bisa menggunakan dengan baik untuk kegiatan adat istiadat dan budaya sudah bisa dilaksanakan disini. Namun, harus tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat. Launching ini sudah dinantikan, kami sudah menyiapkan sejak 3 bulan yang lalu dengan membersihkan Betang dan menata halaman. Terima Kasih kepada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sintang yang sudah membangun Betang ini dan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sintang yang sudah menyiapkan launching ini,” terang Yosepha Hasnah.
Setelah selesai acara launching, dilanjutkan Pemberkatan Rumah Betang Kab Sintang oleh yang Mulia Uskup Sintang, Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM, Cap yang didampingi Pastor kepala Paroki Kristus Eaja Katedral Sintang, Pastor Florensius Abong, Pr memimpin Ibadat Pemberkatan Rumah Betang Kabupaten Sintang di Desa Jerora Satu Kecamatan Sintang.
Hadir pada Ibadat Pemberkatan Rumah Betang tersebut, Vikjen Keuskupan Sintang Pastor Leonardus Miau, Pr., Pastor Hemran Yosef, Pr., Pastor Yohanes Pranoto, Pr., Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Dra. Yosepha Hasnah, M. Si, Ketua ISKA Kab Sintang Yustinus, S.Pd., M.AP., Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Sintang Jeffray Edward, SE, M.Si., Perwakilan Organisasi Masyarakat, Kepala Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sintang, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan Undangan Lainnya. Uskup Sintang Mgr.
Samuel Oton Sidin, OFM. Cap dalam khotbahnya menyampaikan bahwa Betang ini sangat kuat dan kokoh sebagai sebuah bangunan, Betang ini boleh kuat, namun keimanan kita sebagai orang Kristen tidak kuat. Maka tidak ada artinya. Apalagi artinya Betang yang indah, kokoh dan kuat. Apalah artinya gereja yang indah. Kita akan mudah tergusur, karena dasar kehidupan iman kita kepada Yesus Kristus yang tidak kokoh.
Prosesi pemberkatan rumah Betang Dayak Kabupaten Sintang itu di tandai dengan pemercikan air kudus ke semua ruang dan areal betang oleh Uskup Sintang.
“Maka mari kita saling mendukung dan saling menguatkan. Supaya kita tangguh dalam menghadapi segala sesuatu. Dan akhirnya boleh Berjaya bersama Tuhan dalam kehidupan abadi di surga,” pesan Uskup Sintang.
Pada pemberkatan tersebut, Uskup Sintang yang didampingi oleh RD. Florianus Abong Pastor Paroki Kristus Raja Katedral Sintang berkeliling ke ruangan dan semua sudut di Rumah Betang untuk diperciki air sebagai simbol pemberkatan Rumah Betang. (laporan Victor Emanuel).