MADN Tidak Sependapat atas Sikap Pajaji yang Mengutuk IKN
Jakarta, detikborneo.com -Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) melalui Wakil Presiden Urusan Internal, Dr.Andersius Namsi, Ph.D sangat prihatin atas sikap salah satu oknum yang menamai dirinya panglima Pajaji akan mengutuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Sepaku Kalimantan Timur.
Kita harus akui bahwa dimasa lalu dalam masyarakat Adat Dayak, banyak yang mengembangkan kemampuan dirinya sebagai Panglima Dayak guna menolong dan memberikan perlindungan kepada masyarakat Adat Dayak bila diperlukan.
Tapi saat sekarang kriteria Panglima atau Pangkalima banyak berkembang hanya atas penamaan pribadi untuk kepentingan pribadi, tidak salah sebenarnya jika sudah mengaku panglima mau memperjuangkan harkat martabat sukunya asal ada juga pengakuan dirinya sebagai Panglima secara tertulis maupun pengakuan Adat Dayak sesuai etnik sukanya sehingga dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat tidak atas dasar kebencian pribadi atau kelompok sehingga dapat mengorbankan masyarakat banyak. Jika berbeda pendapat silahkan berdiskusi secara Adat budaya Dayak.
Karena itu, Wakil Presiden Bidang Internal MADN mengkoreksi dan mengingatkan Pajaji agar berhati-hati membuat pernyataan kritik pada hal-hal yang bermaksud membela masyarakat Adat Dayak agar benar-benar dilakukan sesuai dengan Adat dan Budaya Dayak.
Kita, Dayak melalui Organisasi Majelis Adat Dayak Nasional sudah membuat deklarasi bersama yang mendukung IKN di Kalimantan Timur pada tahun 2023. Bahwa ada yang mungkin kurang dan bahkan salah, kita perbaiki bersama. Kita ingatkan Pemerintah! Kita ingatkan Pemangku kekuasaan yang membangun IKN itu. Kita boleh berbeda pendapat dan melakukan kritik. Namun hendaknya kritik yang diberikan itu adalah kritik yang membangun dan ada solusinya, bukan yang destruktif cenderung kearah salah sasaran dan membabibuta.
Kita persilahkan melakukan kritik. Tentu kita berharap kritik dilakukan sesuai Adat Budaya Dayak. Karena setahu saya, secara Budaya Dayak, Panglima Dayak itu tugasnya mengawal dan memastikan masyarakat Adat Dayak tetap aman dan dapat bekerja dengan baik, bukan mengutuk. Urusan Ritual mengutuk dan menyampaikan berkat dalam tradisi Adat Dayak adalah tugas para imam adat atau pemangku tua-tua Adat yang biasanya disebut Kepala Adat, bukan tugas Panglima, ucap Namsi.
Dr. AndersiusNamsi, Ph.D tokoh Dayak dalam menyelenggarakan seminar Nasional dalam mendukung IKN bersama tokoh-tokoh seKalimantan di Bappenas tahun 2019, mendorong sebaiknya Pajaji datang ke Kalimantan Timur untuk melihat langsung wilayah proyek pembangunan IKN yang berada dilahan hutan industri yang telah ada sejak zaman Orde Baru. Tolong lihat langsung kehidupan masyarakat lokal di sana. Saya sudah bolak-balik melihat kehidupan masyarakat lokal, termasuk masyarakat Adat Dayak di sana. Mereka begitu senang karena dengan adanya IKN maka jalan-jalan sudah begitu bagus dimana sebelumnya begitu sulit dan rusak tidak dibangun. Kehidupan ekonomi masyarakat lokal yang berkebun dan bertani pun berkembang baik. Sebagiannya dari mereka memang adalah masyarakat Dayak Paser dan Dayak Balik serta Dayak Kenyah. Mereka dapat menjual hasil pertanian dan hasil kebun seperti buah-buahan dengan mudah dan ada hasil yang baik. Saya pun sebagai tokoh masyarakat Dayak ikut senang melihat perubahan yang terjadi.
Kita mendorong Pajaji segera datang dan berkunjung ke IKN agar melihat langsung dan bertemu dengan masyarakat Adat di IKN. Dengan demikian, Pajaji dapat melakukan kritik tidak sembrono. Apalagi akan mengutuk. Masyarakat di Wilayah IKN termasuk masyarakat Adat ingin hidup sejahtera, bukan ingin hidup di bawah kutukan, tutup Namsi. (Admin).